Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nokia 6220 Classic, Kelas Atas yang Bersahaja

Kompas.com - 14/10/2008, 09:32 WIB

Untuk sebuah ponsel, kualitas kamera Nokia 6220 Classic mengesankan. Nokia terlihat serius menangani bagian ini, dengan sensor 5 MP, lensa Carl Zeiss, lampu kilat Xenon cukup besar, plus otofokus infrared. Penutup kamera di bagian belakang sangat membantu menjaga lensanya tetap bersih.

Tersedia berbagai fungsi kamera digital: moda Scene Auto, User defined, Close-up, Portrait, Landscape, Sports, dan Night. Ada pula fasilitas Timer 2, 10 dan 20 detik, dan pengaturan lampu kilat Automatic/On/Off/Red-eye. Untuk memotret gerak cepat seperti olahraga, fitur Sequence mode sangat berguna.

Ukuran gambar bisa dipilih mulai dari 5MB, 3MB, 2MB, 0,8 MB (email) dan 300 kb (MMS). Setelah ukuran dipilih, di bagian bawah otomatis akan muncul jumlah foto maksimal yang bisa diperoleh. Berkat internal GPS, maka lokasi pemotretan bisa dtandai koordinatnya. Fungsi zoom digital sampai 16x bisa dikendalikan dengan mudah lewat tombol volume +/-.

Tampilan layar otomatis mendatar saat kamera diaktifkan. Seperti fungsi otofokus di kamera digital, tombol kamera di bagian kanan bawah harus ditekan setengah sampai obyek terekam jelas. Untuk pemotretan jarak sedang sampai jauh, otofokus bekerja dengan baik.

Bahkan di malam hari dalam ruangan gelap tanpa lampu, otofokus infrared-nya bisa bekerja dengan baik. Foto tetap bisa terekam dengan fokus yang baik, tentu saja dengan mengaktifkan lampu kilat Xenon.

Sayangnya, fungsi otofokus kurang baik untuk pemotretan jarak sangat dekat (Close-up), sekitar 5 – 10 cm. Otofokus bisa menangkap obyek dengan jelas saat dibidik, tetapi yang terekam jelas adalah gambar di belakangnya. Untuk jarak dekat, jarak 15cm akan merekam obyek dengan jelas.

Video bisa direkam pada resolusi 320x240 dengan kecepatan 30 frame per detik, hingga terlihat cukup halus. Fungsi zoom tetap bisa digunakan untuk merekam video. Asyiknya, rekaman bisa dilakukan hingga sisa memori habis (unlimited).

Musik bisa dinikmati dalam bentuk file MP3/AAC/ACC+/eAAC+/WMA. Pemutar musik bawaan memiliki equalizer dengan pilihan Bass Booster, Classical, jazz, Pop, Rock . Setiap pilihan equalizer-nya bisa diedit. Ada pula fitur Loudness untuk memperkeras suara dan Stereo widening untuk menambah efek stereo.

Perubahan pilihan equalizer dan pengaktifan Stereo Widening kurang terasa saat musik didengar lewat speaker mononya. Namun, jika lewat headset, perubahan bisa dirasakan.

Suara yang keluar lewat speaker mononya lebih dominan nada tengah dan tinggi (treble), tanpa nada bass terdengar. Bahkan, saat digunakan headset bawaan, nada bass juga kurang mantap. Namun, efek stereo sangat terasa lewat headset. Jack 2,5mm membatasi penggunaan headset yang lebih baik. Meskipun diatur sampai volume maksimal, suara tidak pecah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com