Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiap Hari Rp 1 Miliar Beredar di Dusun Ponari

Kompas.com - 23/02/2009, 10:07 WIB

Adapun hitungan rata-rata pengeluaran total Rp 20.000 per hari per pengunjung itu didapat dari rincian untuk biaya beli kupon Rp 5.000, parkir sepeda motor Rp 3.000, kotak amal Rp 5.000, beli satu botol air minum dalam kemasan Rp 2.000 (untuk dicelup batu ajaib Ponari), serta biaya makan-minum Rp 10.000.

Mulyati, warga Desa Tengaran, Kecamatan Peterongan, Jombang, mengatakan, dia sudah dua kali datang ke Ponari dan rata-rata mengeluarkan uang Rp 22.000.

Namun, Suhardi, anggota F-PDIP DPRD Jombang yang juga tetangga Ponari, mengatakan, uang yang beredar di kampung itu bisa mencapai Rp 1 miliar setiap hari. “Sebab, rata-rata jumlah pengunjung 20.000 orang, dan setiap orang membelanjakan uang Rp 50.000,” kata Suhardi.

Sementara itu, uang yang sudah terkumpul dari kotak amal milik Ponari diperkirakan sudah mencapai sekitar Rp 600 juta. Sebab, posisi pada 6 Februari lalu, menurut Senen (70), kerabat Ponari, saldo uang di bank atas nama Mukharomah, ibunda Ponari, Rp 328 juta. Jika pada 6 Februari saja Rp 328 juta, wajar jika sekarang posisinya mencapai 600 juta.

Hitungan kasarnya, jika sejak buka praktik 17 Januari lalu, setiap hari Ponari mengobati rata-rata 6.000 orang saja, dan setiap pasien memasukkan uang di kotak amal rata-rata Rp 5.000, maka selama 22 hari pengobatan (setelah dikurangi libur setiap Jumat dan libur akibat penutupan sementara), terkumpul minimal Rp 600 juta.

Senen mengaku tidak seluruh uang dari kotak amal dimasukkan ke bank, tapi sebagian juga untuk kebutuhan operasional sehari-hari seperti sewa tenda, kursi, pengeras suara, dan sebagainya.

Minta Maaf

Sementara itu, insiden pemukulan terhadap anggota TNI AL yang dilakukan panitia yang mengawal praktik pengobatan Ponari, agaknya membuat panitia gerah. Panitia pun lantas menyatakan minta maaf.

Permintaan maaf itu disampaikan ketuanya, Anang Bagus, melalui wartawan, Minggu (22/2). “Kami atas nama panitia secara tulus menyatakan permohonan maaf kepada anggota marinir yang menjadi korban kekerasan,” kata Anang.

Tapi Anang membantah jika pelaku kekerasan terhadap anggota TNI tersebut adalah panitia. Menurutnya, pelaku pengeroyokan adalah sesama pengunjung.

Menurut Anang, panitia berencana untuk menutup selamanya praktik pengobatan Ponari, karena massa pengunjung sudah sulit dikendalikan, sehingga panitia kewalahan. Rencana penutupan segera dirapatkan Minggu (22/2) malam, melibutkan unsur Muspika.

Seperti diberitakan, panitia pengobatan mengeroyok seorang anggota TNI AL, Sabtu (21/2), karena korban yang bernama Sungkono (bukan Suwoto) dianggap tidak patuh pada aturan panitia. saat itu Sungkono berupaya memperoleh air bertuah milik Ponari guna memberikan pengobatan kepada ibundanya.

Karena massa mengantre lewat jalur (pintu) masuk ke praktik Ponari penuh, Sungkono berusaha masuk melalui pintu keluar. Korban yang berpakaian preman itu ditolak masuk panitia.
Salah satu panitia menanyakan kartu tanda anggota (KTA) korban guna memastikan korban merupakan anggota TNI. Tapi sebelum Sungkono memperlihatkan KTA-nya, mendadak salah satu panitia melayangkan pukulan ke arah Sungkono. (st8)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com