Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Microsoft-UI Bangun Lab Integrasi Open Source-Propietary

Kompas.com - 25/02/2009, 17:48 WIB

Pertama adalah sistem operasi open source yang dapat diunduh para mahasiswa secara bebas. Yang kedua ada yang dinamakan proprietary, maksudnya software berlisensi yang bisa digunakan setelah kita membelinya.

"Bedanya, kalau ada mahasiswa yang berhasil membuat software melalui OS maka ia harus men-share-kannya secara gratis juga, tetapi kalau dia memakai proprietary atau mengkombinasikannya dengan OS ia bisa saja mengkomersialkannya, tetapi untuk mekanismenya diserahkan kepada pihak universitas," jelas Irving.

Dengan demikian sejak awal, lanjut Irving, mahasiswa sejak awal sudah diajak untuk berkompetisi tidak hanya secara nasional tetapi juga secara global.

"Kami berharap ada gerak kompetisi sehingga membangkitkan developer-developer software lokal untuk masuk ke dunia internasional," kata Irving.

Hal tersebut, sebagaimana dikatakan oleh Toni, bukanlah sesuatu yang tidak mungkin. "Buktinya Tim ITB pada Juli 2008 meraih Imagine Cup di Perancis yang dilenggarakan oleh Microsoft Internasional sebagai peringkat pertama," kata Toni. Tim Indonesia lain yaitu dari UI mendapat Top 10 Finalis Software Design pada kejuaraan yang sama.

Proteksi Haki

Toni mengatakan bahwa arah dari MS OSIL ini adalah menbangun pengetahuan berbasis ekonomi kemasyarakatan. "Sasarannya adalah pembangunan ekonomi, membuka lapangan kerja, dan akhirnya dapat mengurangi tingkat kemiskinan," ungkap Toni.

Namun Toni mensyaratkan bahwa untuk bisa sampai ke sana, peran pemerintah sangat menentukan. Pemerintah harus memberikan proteksi kepada anak-anak bangsa yang berhasil membuat produk dengan perlindungan Haki (hak atas kekayaan intelektual).

"Semangat dan inovasi akan terhambat jika pembajakan tidak dihentikan. Di sinilah peran pemerintah," ungkap Toni. Bill Gates dan Microsoft bisa seperti saat ini, kata Toni, karena pemerintah Amerika Serikat memproteksinya dengan baik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com