Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mami Vinolia, Berjuang Entaskan Waria dari Jalanan...

Kompas.com - 14/09/2009, 13:05 WIB

"Banyak yang mencoba menekuni kerajinan atau usaha lain, lari lagi ke jalan. Dengan uang hanya ratusan ribu per bulan, jelas sulit memenuhi kebutuhan hidup. Sedangkan, jika beredar di jalanan, mereka bisa mendapat penghasilan lebih," ujar Mami.

Namun mereka yang berada di jalanan, pengeluaran uangnya juga kencang, sehingga menguras penghasilan. Banyak waria yang boros uang karena membiayai hidup pria yang disayanginya. Padahal si pria, sebenarnya tak pernah mencintai waria.

Lebih baik kaum waria berusaha mandiri, sebisa mungkin dan apapun pekerjaannya asalkan meninggalkan jalanan. Namun untuk menyadarkan mereka, sangat sulit. "Pengeluaran uang yang deras, juga karena banyak waria yang suka merokok, berjudi, dan minum minuman keras. Itu membuat banyak waria yang tak bisa menabung," katanya.

Mami menyebut, untuk lepas dari jalanan, waria perlu nekat dan percaya bahwa apa yang dilakukannya demi sesuatu yang lebih baik. Sebuah pengalaman pahit, bisa menjadi titik tolak. Mami lantas bercerita sedikit tentang perjuangannya.

Ia pernah punya beberapa pacar (lelaki normal), namun masa pacarannya di kurun tahun 1996-1999 yang benar-benar menghentaknya. Jutaan rupiah tabungannya melayang hanya demi menyuplai sang pacar, pria pengangguran yang ternyata juga pecandu ganja.

"Pria itu bertubuh cukup atletis, dan tampangnya cukup cakep. Siapa sih waria yang nggak kesengsem? Mami pun begitu. Semua kebutuhan hidupnya, Mami cukupi. Awalnya Mami kira dia baik. Kalau jalan bareng, tangan Mami digandeng. Dia perhatian," ucapnya.

Namun seiring waktu pacarnya mulai aneh-aneh. Pernah ia didatangi segerombolan orang yang mengatakan bahwa utang si pacar belum dibayar, dan Mami-lah yang mesti membayar tunai. Belum lagi sering beredar kabar bahwa pacarnya punya pacar (cewek).

Dengan kucuran uang, Mami berharap tak ditinggalkan si pacar. Pernah perabotan kosnya dikuras sang pacar. Mami masih bisa bersabar. Namun saat pacarnya mengatakan bahwa ia tak akan mau berpacaran dengan banci, Mami mulai terhenyak dan sadar.

"Waktu itu saya bela-belain ke Solo dan menggelandang tiga bulan untuk mencari dia yang tiba-tiba nggak ada kabarnya. Begitu tau saya sudah dicampakkan, saya pelan-pelan sadar. Memang tak ada cinta sejati bagi waria. Saya marah, tapi saya masih bisa pamit sama dia baik-baik. Lalu saya pulang ke Yogya," ujar Mami.

Kepergiannya ke Solo selama tiga bulan membuat geger teman-temannya di PKBI (Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia) DIY. Sebab, saat itu Mami adalah relawan di PKBI, tepatnya menjabat Koordinator Divisi Waria. Mami bergabung di PKBI sejak 1993 dan sejak saat itu, ia tak lagi beredar di jalan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com