Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mesin ATM Harus Aman

Kompas.com - 25/01/2010, 03:31 WIB

Palembang, Kompas - Sejumlah nasabah bank swasta di Palembang, Sumatera Selatan, berharap keamanan anjungan tunai mandiri atau ATM lebih ditingkatkan. ATM sebaiknya dilengkapi kamera pengintai dan petugas keamanan untuk mencegah tindakan pembobolan rekening.

Berdasarkan hasil pengamatan lapangan, Minggu (24/1), cukup banyak bilik ATM di Kota Palembang yang tidak dilengkapi kamera pengintai atau closed circuit television. Petugas keamanan juga hanya berjaga di kompleks ATM yang ada di pusat perbelanjaan. Sementara bilik ATM di pinggir jalan cenderung dibiarkan lengang.

Selain itu, beberapa mesin ATM di sepanjang Jalan Kapten Rivai, Palembang, misalnya, juga dipenuhi tempat brosur atau tempelan iklan usaha. Kondisi mesin ATM yang kurang ”bersih” dan terjaga ini disayangkan masyarakat.

Andi Akbar (28), misalnya, khawatir tempat brosur di dalam ATM ditempeli alat kejahatan, seperti kamera kecil atau perekam data nomor sandi (pin). ”Saya pernah melihat di internet, ada penjahat yang sengaja memasang kamera kecil di sekitar mesin untuk melihat gerak jari kita sehingga pin bisa dengan mudah diketahui,” kata karyawan swasta tersebut.

Istiqomah (30), ibu rumah tangga, berharap bilik ATM dijaga selama 24 jam. Petugas keamanan juga harus bersikap tegas terhadap nasabah yang terlalu lama berada di dalam ATM.

Warga Kecamatan Ilir Timur II itu mengatakan, seharusnya waktu untuk menarik uang atau bertransaksi di ATM paling lama lima menit. Jika lebih dari itu, petugas keamanan seharusnya menanyakan kepada nasabah.

”Kadang saya suka curiga dengan orang yang lama sekali di dalam ATM. Jangan-jangan orang itu merencanakan sesuatu,” kata Istiqomah yang hampir setiap hari bertransaksi di ATM.

Untuk mencegah aksi pembobolan rekening melalui mesin ATM, sejumlah nasabah mulai rajin mengganti pin secara berkala. Mereka yakin cara itu akan membingungkan penjahat yang ingin menyadap pin. Cara lain yang digunakan adalah memasukkan kembali kartu ATM seusai bertransaksi, lalu nasabah mengacak pin, dan membatalkan transaksi. Dengan demikian, pin yang tersadap akan berbeda dari yang asli.

Tidak perlu panik

Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Sumsel Komisaris Besar Abdul Ghofur mengimbau masyarakat agar tak perlu panik karena polisi dan pihak pengelola bank telah meningkatkan pengawasan di lokasi ATM.

Pada Jumat dan Sabtu pekan lalu, Polda Sumsel menerima laporan dari tiga warga Palembang yang mengaku rekeningnya dibobol. Total kerugian Rp 66 juta.

Kasus itu, menurut Abdul, masih diselidiki polisi. Hal ini untuk memastikan apakah kasus itu terkait kasus serupa di kota lain. ”Mabes Polri membantu penyelidikan kasus di Palembang karena Mabes Polri yang memiliki peralatan canggih untuk melacak,” kata Abdul. (WAD)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com