Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
PEMBOBOLAN BANK

Informasi Kasus ATM Dibatasi

Kompas.com - 27/01/2010, 07:02 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Pembobolan dana nasabah bank yang diduga kuat telah terjadi bertahun-tahun ke belakang diperkirakan telah meluas. Polisi masih menelusuri dugaan keterlibatan oknum perbankan. Namun, belakangan, kepolisian mulai membatasi pemberian informasi kepada media massa soal gambaran kasus tersebut.

”Karena itu, kami imbau korban melapor kepada polisi. Dulu, kan, hanya diupayakan diselesaikan dengan banknya saja,” kata Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Edward Aritonang, Selasa (26/1/2010).

Menurut Edward, pembatasan pemberian informasi kepada media dilakukan agar tidak mengganggu kerja penyidik di lapangan. Edward menyangkal hal itu atas permintaan perbankan. Ketika ditanya seberapa meluasnya pembobolan itu, Edward berkomentar, ”Sementara kita stop dulu masalah itu agar keinginan masyarakat untuk kasus ini lekas terungkap,” ujarnya.

Informasi di kepolisian, sejauh ini polisi baru menangkap 10 tersangka di Jakarta, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, dan DIY Yogyakarta. Tersangka di Jakarta adalah Fransiscus alias Frans; tujuh tersangka di Kaltim adalah Syamsir Alamsyah, Syamsudin (kasir Hotel GV), Ihsan (manajer Hotel GV), Riduan (supervisor hotel), Susanto (karyawan hotel), Ajeng (kasir hotel), dan Irma (kasir hotel). Adapun tersangka yang ditangkap di Kalbar adalah Supriyanto, sedangkan yang ditangkap di Yogyakarta adalah Joko Eko Budi Prasetyo.

Sementara buron yang masih diburu Polda Kalbar adalah Yus dan Pakter. Selain itu, Badan Reserse Kriminal Polri masih memburu Yudha.

Barang bukti yang disita dari para tersangka di antaranya adalah CPU komputer, monitor LCD View Sonic VA 702b, mesin pencetak Canon tipe 1475D, modem Speed Up 3G, telepon seluler, sejumlah kartu ATM bank (BCA, Bukopin, Mandiri, dan lain-lain), dan buku rekening bank (BCA, Mandiri, NISP, dan lain-lain).

Rentang waktu

Rentang waktu pembobolan dana nasabah via ATM yang sejauh ini terdata di kepolisian adalah sejak Agustus 2009 hingga Januari 2010. Rentang waktu itu merujuk pada 14 korban di sejumlah daerah yang resmi membuat laporan polisi. Nilai kerugian yang tercatat sekitar Rp 6 miliar. Tidak tertutup kemungkinan rentang waktu itu juga meluas seiring bertambahnya korban yang melapor kepada polisi.

Dari penelusuran data surat pembaca yang masuk ke Redaksi Kompas lima tahun ke belakang, keluhan nasabah soal saldo yang tiba-tiba berkurang sudah kerap terjadi. Jumlahnya mulai dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah.

Salah satu nasabah yang merasa kehilangan uang di rekeningnya adalah Sudarti, nasabah BRI. Kemarin, Sudarti melapor ke Polres Jakarta Pusat karena pernah kehilangan uang Rp 6 juta pada Agustus 2009.

”Saldo semula Rp 9 juta. Kemudian, waktu saya hendak mengambil uang di ATM, ternyata rekening sudah diblokir lantaran sudah nyaris kosong,” ucap Sudarti.

Saat itu, kepada Sudarti, pihak bank menyatakan bahwa transaksi yang dilakukan itu sah karena menggunakan ATM dan PIN yang benar. (SF/ART)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

WhatsApp Siapkan Fitur Transfer Chat Pakai QR Code, Lebih Gampang

WhatsApp Siapkan Fitur Transfer Chat Pakai QR Code, Lebih Gampang

Software
Badan Siber RI Ungkap Penyebab Gangguan Pusat Data Nasional

Badan Siber RI Ungkap Penyebab Gangguan Pusat Data Nasional

Internet
2 Cara Membuat Tulisan Kosong di WhatsApp dengan Mudah, Tanpa Aplikasi

2 Cara Membuat Tulisan Kosong di WhatsApp dengan Mudah, Tanpa Aplikasi

Software
Akun X Twitter Ditangguhkan? Begini Cara Mengatasinya

Akun X Twitter Ditangguhkan? Begini Cara Mengatasinya

Software
Meski Punya Valuasi Tertinggi, Nvidia Ternyata Masih Kurang Dikenal

Meski Punya Valuasi Tertinggi, Nvidia Ternyata Masih Kurang Dikenal

e-Business
Cara Buat Tulisan Bergerak Mengikuti Objek di CapCut

Cara Buat Tulisan Bergerak Mengikuti Objek di CapCut

Software
Tabel Spesifikasi Samsung Galaxy M15 5G dan Harganya di Indonesia

Tabel Spesifikasi Samsung Galaxy M15 5G dan Harganya di Indonesia

Gadget
Kenapa Link di Bio Instagram Tidak Bisa Diklik? Begini Cara Mengatasinya

Kenapa Link di Bio Instagram Tidak Bisa Diklik? Begini Cara Mengatasinya

Software
'PHP' Apple ke Indonesia, Sudah Bertemu Jokowi Malah Buka Apple Store Duluan di Malaysia

"PHP" Apple ke Indonesia, Sudah Bertemu Jokowi Malah Buka Apple Store Duluan di Malaysia

e-Business
Unboxing dan Menjajal Samsung Galaxy M15 5G Harga Rp 2 Jutaan di Indonesia

Unboxing dan Menjajal Samsung Galaxy M15 5G Harga Rp 2 Jutaan di Indonesia

Gadget
Kementerian Kominfo Minta Akses Internet ke Kamboja dan Filipina Diputus untuk Berantas Judi Online

Kementerian Kominfo Minta Akses Internet ke Kamboja dan Filipina Diputus untuk Berantas Judi Online

Internet
5 Cara agar WhatsApp Tidak Terlihat Online dengan Mudah dan Praktis

5 Cara agar WhatsApp Tidak Terlihat Online dengan Mudah dan Praktis

e-Business
Trik Mudah Kirim Foto Anti-pecah di WhatsApp, Begini Caranya

Trik Mudah Kirim Foto Anti-pecah di WhatsApp, Begini Caranya

Software
Ulefone Armor 27T Pro Dirilis, HP Tangguh Baterai 10.000 mAh dan Tahan Suhu Ekstrem

Ulefone Armor 27T Pro Dirilis, HP Tangguh Baterai 10.000 mAh dan Tahan Suhu Ekstrem

Gadget
Bantu Pengguna saat Hadapi Situasi Darurat, TNOS Luncurkan Fitur Alert Button

Bantu Pengguna saat Hadapi Situasi Darurat, TNOS Luncurkan Fitur Alert Button

Rilis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com