Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Manusia Kuno" Bermunculan di Batujaya

Kompas.com - 08/05/2010, 02:17 WIB

Komunitas masyarakat yang mengusung budaya kompleks tembikar Buni yakni satu komunitas masyarakat prasejarah yang menghasilkan tembikar dengan pola hias khas Buni, yang hidup di sepanjang pantai utara Jawa Barat mulai dari Banten sampai Cirebon. Hal ini didasarkan pada temuan sejumlah kerangka manusia yang disertai dengan sejumlah bekal kubur di antaranya yang paling umum adalah wadah tembikar.

Wadah tembikar yang paling dominan adalah berupa periuk kecil (kendil) berdiameter antara 10-15 cm beserta tutupnya, piring dengan bibir tepian tegak, dan mangkuk. Wadah-wadah tembikar ini diletakkan di bagian kepala atau bagian kaki dari kerangka. Selain wadah tembikar, biasanya dibekali pula dengan senjata tajam berupa parang, pisau, atau tombak. Yang menarik, bagi sebagian kerangka diberi perhiasan berupa kalung, cincin, penutup mata, dan gelang. Kalung terbuat dari manik-manik emas dan manik-manik kaca, hal ini menandakan adanya stratifikasi sosial dalam masyarakat pendukung tembikar Buni.

Temuan berupa bandul jala, kapak batu, dan tatap pelandas memberi informasi bahwa masyarakat tembikar Buni bermata pencaharian sebagai nelayan. Mereka juga telah mengenal bercocok tanam dan sebagian telah memiliki keahlian membuat wadah-wadah tembika den gan teknologi tatap pelandas. Selain itu, merekja telah memiliki keahlian membuat alat-alat logam dan manik-manik.

Ras Mongoloid

Harry menjelaskan, kerangka manusia di komplek kubur yang ditemukan, baik tahun 2005 dan April 2010 di Desa Segaran, Kecamatan Batujaya , Kabupaten Karawang, merupakan manusia prasejarah atau tepatnya periode protosejarah, sekitar abad 1 Sebelum Masehi sampai 2 Masehi, berhasil ditemukan di situs Batujaya.

Tahun 2005 berhasil ditemukan 10 kerangka manusia prasejarah dan sekarang enam kerangka manusia prasejarah di situs Batujaya. Dari penemuan kerangka manusia prasejarah itu mengungkapkan, betapa mereka sebenarnya satu masyarakat yang telah memiliki teknologi yang cukup memadai untuk mengelola lingkungannya pada masa itu.

Masa protosejarah adalah masa di mana masyarakat lokal belum mengenal tulisan tetapi daerah ini sudah dikenal, didatangi, dan dicatat oleh masyarakat internasional, serta telah terjadi kontak yang cukup intensif dengan mereka.

Rangka manusia yang ditemukakan itu, menurut Harry bukanlah kerangka manusia purba. Bukan juga fosil. Dia adalah manusia di akhir praserajah.

Berdasarkan pada karakter morfologis kranial dan gigi geliginya, ia merupakan ras mongoloid, tandasnya.

Aspek penting dari temuan itu, menurut Harry yang pernah melakukan penelitian tahun 2005 terhadap kerangka manusia di Situs Batujaya, adalah mewakili populasi masa lalu dari peralihan zaman prasejarah ke zaman sejarah. Populasi seperti ini juga ditemukan di Pedes, sebelah tenggara Batujaya, oleh arkeolog Amelia dari Puslitbang Arkenas sejak tahun 2009 kemarin.

Amelia sampai sekarang masih melakukan penggalian, saya 13-17 Mei akan menganalisis rangka-rangka itu di lapangan, ujarnya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com