Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kejahatan Internet Memanfaatkan Piala Dunia

Kompas.com - 06/07/2010, 16:32 WIB

NEW YORK, KOMPAS.com - Masyarakat dunia tengah larut dengan euforia Piala Dunia FIFA 2010. Mayoritas penduduk di planet ini tengah menatap Afrika Selatan, tempat hajatan itu digelar hingga 12 Juli 2010 nanti.

Bagi pebisnis, kondisi ini merupakan. sasaran empuk untuk berpromosi dan beriklan. Tak ketinggalan, pengiklan gelap ikut manfaatkan momen Piala Dunia untuk mempromosikan produknya.

Di dunia maya, mungkin Anda sering mendapatkan surat sampah atau spam e-mail. Kali ini, spammer pun mendompleng Piala Dunia untuk mengeruk keuntungan.

Ketika membuka e-mail sampah dengan subjek terkait berita-berita seputar Piala Dunia, Anda kemudian akan terdampar dalam sebuah situs yang sama sekali tak ada hubungannya dengan event itu. Memang, kata Piala Dunia yang sangat akrab belakangan ini, menjadi umpan empuk bagi pengiklan untuk menawarkan produknya. Misalnya, iklan alat pembesaran penis, cara mudah menjadi kaya, hingga potongan harga pembelian minuman keras.

Sebuah laporan yang dirilis Symantec Hosted Service, unit pembuat piranti lunak keamanan Symantec, menemukan, hampir seperempat dari total e-mail sampah yang dikirim sejak Maret 2010 terkait dengan Piala Dunia.

Spammer tak bodoh Saat ini, ratusan juta penggemar sepakbola di seluruh dunia terpaku menatap televisi untuk menonton pertandingan Piala Dunia. FIFA memperkirakan, jumlah penonton televisi pada final Piala Dunia 2006 mencapai 715 juta orang.

Tak heran jika pesan-pesan sampah yang terkait dengan kata football atau soccer akan meledak setiap hari. Salah satu triknya, mereka mengunci topik soal Piala Dunia sebagai e-mail yang harus dibaca.

Selain Piala Dunia, pengirim spam juga menggunakan berita-berita yang terkait dengan peristiwa global agar bisa menjangkau jaringan seluruh pemilik e-mail. Setiap topik yang populer cenderung menjadi kata kunci yang dimanfaatkan spammer.

Seperti, soal bailout bank, penyitaan rumah, tumpahan minyak BP, dan lainnya. "Mereka juga akan menggunakan setiap event atau tonggak-tonggak peristiwa bersejarah yang ada di kalender," kata Paul Wood, Analis Senior Symantec.

Pembuat spam juga menggunakan subyek-subyek panas untuk menarik pengguna situs agar mengklik tautan penawaran surau barang. Dengan cara ini, pembuat spam akan mengumpulkan informasi pribadi atau alamat IP yang dapat dipakai untuk mengirim lebih banyak e-mail sampah.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com