Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Munas

Kadin Harus Lebih Inovatif

Kompas.com - 27/09/2010, 09:09 WIB

”Salah satu upaya menarik investor bisa dengan Safari Investment Tour. Kadin akan mengajak investor asing ataupun nasional berkunjung ke daerah. Kelemahan daerah adalah tidak dapat mengemas daya tarik investasi dengan baik,” katanya.

Suryo Bambang Susilo (63) terpilih menjadi Ketua Umum Kadin Indonesia 2010-2015 setelah proses pemilihan yang berlangsung dua putaran.

Dalam pemungutan suara putaran kedua, Sabtu malam di Balai Sidang Jakarta, Suryo Bambang mendapat 89 suara dari 129 suara pemilih. Kandidat lain, Wishnu Wardhana (40), memperoleh 40 suara.

Adapun pada pemungutan suara putaran pertama, Suryo Bambang Susilo mendapat 51 suara, Wisnu Wardhana 33 suara, Sandiaga S Uno (41) 22 suara, Chris Kanter (58) 15 suara, dan Adi Putra Darmawan Taher (57) 8 suara.

Menyoroti proses pemilihan Ketua Umum Kadin Indonesia, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia Sofjan Wanandi menilai Kadin semakin tidak bermutu. Proses pemilihan pemimpin Kadin yang penuh intrik politik sudah mencerminkan perpolitikan di Indonesia.

”Saya sangat prihatin kalau Kadin tidak lagi menjadi wadah dunia usaha yang konsisten memperjuangkan kepentingan dunia usaha. Dari sejak proses peserta yang memiliki hak suara saja sudah terkesan kental sekali nuansa politiknya,” ujar Sofjan.

Staf Khusus Menteri Perindustrian Benny Soetrisno, yang juga Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Perdagangan, Logistik, Distribusi, dan Waralaba, menyatakan pesimistis hasil pembahasan di Munas terhadap kebijakan umum dan program umum Kadin, organisasi dan beberapa pokok pikiran Kadin akan efektif diimplementasikan. ”Roadmap Kadin yang coba disinkronisasikan dengan kebijakan pemerintah saja tidak berjalan mulus,” ujar Benny.

Apalagi, bila ketua umum memprioritaskan ”gerbong” pendukungnya untuk menduduki wakil ketua umum. Figur itu belum tentu tepat untuk mencari solusi dari permasalahan yang dibahas di komisi-komisi. (osa)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com