Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SMK Kurang Praktik

Kompas.com - 03/12/2010, 10:56 WIB

SURABAYA, KOMPAS - Pendidikan di sekolah menengah kejuruan dinilai belum cukup membekali siswa supaya siap kerja karena kurang melakukan praktik kerja di lapangan. Akibatnya, sampai sekarang umumnya perusahaan masih kesulitan mencari tenaga terampil lulusan SMK.

”Penganggur memang banyak, tetapi tenaga terampil sedikit sekali. Lamaran yang masuk perusahaan banyak, tetapi sulit mendapatkan tenaga yang siap kerja,” kata Direktur PT Pakuwon Jati Omar Ishananto, Kamis (2/12) di sela seminar ”Sinergi Pendidikan SMK dengan Dunia Kerja” di Hotel Majapahit, Surabaya.

Padahal, kebutuhan tenaga kerja cukup besar. Pakar statistika Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kresnayana Yahya, memprediksi tingkat pertumbuhan ekonomi di Jatim pada 2011 berkisar 6,5-6,7 persen. Dengan tingkat pertumbuhan itu, diperlukan sekitar 300.000- 400.000 tenaga kerja yang dua pertiganya adalah lulusan sekolah menengah kejuruan (SMK).

Sektor yang akan sangat maju di Jatim, kata Kresnayana, adalah yang berkaitan dengan jasa, seperti usaha dagang, usaha kecil, dan restoran.

Daya serap tinggi

Sektor usaha jasa berdaya serap tenaga kerja tinggi. Di posisi selanjutnya, sektor usaha yang akan sangat berkembang di Jatim adalah industri, telekomunikasi dan informasi, serta industri kreatif seperti desain.

”Sayang, Jatim tidak memiliki pusat desain. Padahal, banyak anak bekerja di pusat desain di Malaysia. Pusat desain di Jatim akan maju dan menjadi kekuatan ekonomi sebab modalnya tidak terlalu besar dan pasti berkembang,” tutur Kresnayana.

Besarnya kebutuhan tenaga kerja terampil juga disampaikan Omar. Di suatu perusahaan, katanya, sedikit sekali personel yang diperlukan untuk tingkatan direktur. Kebutuhan terbesar yang selalu menjadi kendala industri adalah manajer dan tenaga terampil.

Menurut Omar, kekurangan lulusan SMK, seperti juga para sarjana, terutama pada praktik. Biasanya pemerintah kesulitan menyiapkan tempat praktik karena fasilitasnya memerlukan anggaran besar. (INA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com