Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

London Pun Mirip Jakarta 1998

Kompas.com - 11/08/2011, 21:41 WIB

KBRI juga telah mengirimkan imbauan kepada warga Indonesia yang tinggal di London yang disampaikan melalui website KBRI London, milis-milis warga, BBM dan SMS yang mengimbau warga Indonesia untuk meningkatkan kewaspadaan dan menghindari kerumunan serta . Selain mematuhi hukum yang berlaku dan tidak ikut mendorong aksi kerusuhan.

Menurut Billy Wibisono, dari Bagian Penerangan Sosial dan Budaya Kedutaan Besar Republik Indonesia di London, di Inggris terdapat antara 10.000-11.000 warga Indonesia yang tersebar mulai dari London sampai ke Skotlandia dan Irlandia.

Kerusuhan mulai terjadi pada Sabtu malam pekan lalu dan terus terjadi hingga kini. Kerusuhan yang awalnya hanya terjadi di Tottenham kini menyebar hingga ke Liverpool dan Birmingham, bahkan dilaporkan lebih luas lagi. Puluhan tempat bisnis dan kendaraan dilaporkan terbakar, ratusan orang ditangkap karena diduga provokator.

Menurut Amika Wardhana, Phd student di Essex University yang tengah berada di London mengakui bahwa London sudah lebih terkendali semalam setelah 16 ribu polisi muterin kota. "Semacam unjuk kekuatan aja," ujar Mas Miko demikian panggilan akrab dosen UGM Yogjakarta.

"Saya malah kemarin sempat muter-muter di inner London yang lenggang karena banyak toko dan kantor diharapkan tutup awal," ujar Miko yang merasa heran karena tidak biasanya London sepi bahkan tidak macet, jadi dapat lancar ngabuburit .

Menurut Miko yang pernah mengambil Master di Nottingham itu, kemarin ia juga sempat jalan jalan di sepanjang Oxford Street yang menjadi pusat belanja di London, masih rame seperti biasa.

Diakuinya ketika semalam kembali kerumah sekitar pukul 11 malam, jalan jalan meski lebih lenggang, tapi tidak ada masalah, cuma berisik sirene mobil polisi yg lalu lalang, sama polisi-polisi yang melakukan ronda siskamling di pojok-pojok.

Menurut Miko ada isu di Twitter akan ada serangan ke daerah Kilburn dan Brent Cros, tapi tidak ada kejadian apa-apa dan berharap kerusuhan di London dapat diselesaikan. Sepertinya berita tentang kerusuhan London dan kota-kota lain sedikit berlebihan, ujarnya.

Begitupun di kota Birmingham yang cukup banyak komunitas warga Indonesia nya baik yang belajar maupun yang bekerja dan telah menjadi penduduk disana seperti keluarga Sri Dewi , perawat di rumah sakit Birmingham dan sang suami Aak Firdaus, saudagar kelontong makanan Indonesia yang study penerbangan di Bristol University

Sri Dewi mengakui ekonomi di Inggris yang sedang terpuruk dan ketidakpuasan masyarakat Inggris dengan kebijaksanaan pemerintah seperti pemotongan anggaran untuk biaya sekolah anak serta biaya kesehatan NHS yang sangat menyedihkan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com