Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
JELAJAH SEPEDA

Melawan Jerat Tauke

Kompas.com - 10/11/2011, 03:19 WIB

Dari kebun karet seluas 7 ha, Muslim memperoleh penghasilan minimal Rp 9 juta-Rp 15 juta per bulan. Pendapatan yang terbilang tinggi bahkan untuk seorang pegawai. Muslim pun telah mengantar dua anaknya kuliah di Palembang, membeli mobil, dan membangun rumah.

Titik balik

Petani di Gelumbang semula tidak mengira kesejahteraan akan terangkat sejak koperasi berdiri. Tahun 1988 menjadi titik balik bagi perekonomian setempat. Melalui koperasi yang terbentuk tahun itu, mereka berhasil melepas diri dari jerat tauke, dan mengambil alih kendali harga.

Ketua Koperasi Karet Serasan Jaya ”Gelumbang” Ahmad Mantap menceritakan, pendirian koperasi didasari keinginan kuat petani untuk sejahtera. Koperasi-koperasi pertama berdiri atas modal simpanan wajib, pokok, dan sukarela. ”Waktu itu keinginan petani punya koperasi sangat tinggi karena ingin lepas dari jerat tauke. Mereka rela memberikan iuran sukarela cukup besar untuk ukuran tahun itu,” kata Mantap.

Melalui koperasi, petani menggelar lelang karet dengan mengundang sejumlah tauke di wilayah itu, setiap dua pekan sekali.

Pada pelaksanaan lelang, petani mengumumkan harga awal, dan selanjutnya masing-masing tauke mendapat kesempatan mengajukan penawaran. Seluruh penawaran direkapitulasi. Pemenang lelang adalah tauke yang mampu memberi penawaran harga tertinggi.

Pada awal lelang di tahun 1988, hanya 9 tauke yang berpartisipasi. Pada lelang 1 Oktober lalu sudah 20 tauke bersaing mendapatkan karet petani setempat. Ada tauke yang menawar karet pada harga Rp 19.000-Rp 21.875 per kg. Petani akan memilih harga terbaik.

Saling menguntungkan

Namun, lelang ini juga menciptakan hubungan saling menguntungkan pada kedua pihak. Keuntungan tidak semata diperoleh petani yang mendapat harga lebih tinggi Rp 1.000-Rp 2.000 per kg dari harga di pasaran. Tauke juga memperoleh jaminan kualitas produk berkadar karet kering di atas 60 persen.

Tauke juga tidak perlu repot membeli karet dari kebun ke kebun, karena koperasi menyiapkan karet lelang dalam kuantitas besar, 3 hingga 30 ton per desa.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com