Jakarta, Kompas
Di tengah kondisi itulah, Universitas Multimedia Nusantara (UMN) berdiri. Memasuki Dies Natalis Ke-5, pekan depan UMN akan meluluskan angkatan pertamanya sebanyak 75 orang.
”Sekitar 20 persennya sudah menjadi teknopreneur. Mereka bukan lagi pencari kerja, melainkan pembuka lapangan kerja baru,” kata Rektor UMN Ninok Leksono pada
Kalau Indonesia terus sekadar dijadikan pasar
Tahun 2008, devisa negara yang tersedot mencapai 3 miliar dollar AS atau sekitar Rp 27 triliun. Sebagian besar tersedot untuk belanja
Teddy mengatakan, UMN membuka kesempatan memberi wadah bagi SDM yang memiliki ide-ide brilian. Salah satunya dilakukan melalui kompetisi dengan menguji proposal bisnis.
Apabila proposal bisnis itu memiliki nilai ekonomis, UMN akan mendanai, membina, bahkan sampai dimasukkan dalam inkubator hingga mencapai kemandirian. ”Bahkan, bukan hanya dilakukan untuk mahasiswa di dalam kampus, tetapi juga masyarakat sekitarnya. Untuk itulah, kami menyediakan New Media Research Center di Kampus UMN. Kami ingin menjadi wadah bagi ide-ide kreatif,” kata Teddy.
Johannes menambahkan, dari 20 persen lulusan UMN yang telah menjadi teknopreneur tersebut, UMN berupaya memfasilitasi dengan pendanaan, pelatihan, dan arahan untuk akhirnya bisa mandiri. Selanjutnya, mereka diharapkan terus menarik banyak tenaga kerja di dalam negeri.
Menurut Sugiarto, ada lulusan UMN yang memilih bekerja di negara tetangga, seperti Singapura. ”UMN tetap berharap lulusannya justru menjadi teknopreneur-teknopreneur,” tutur dia.