Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KEMAHASISWAAN

Indonesia Butuh Banyak Teknopreneur Kreatif

Kompas.com - 19/11/2011, 06:18 WIB

Jakarta, Kompas - Indonesia dinilai butuh lebih banyak teknopreneur yang kreatif. Selama ini, Indonesia masih sebatas menjadi pasar berbagai gadget atau alat-alat berbasis informasi, teknologi, dan komunikasi daripada penghasil.

Di tengah kondisi itulah, Universitas Multimedia Nusantara (UMN) berdiri. Memasuki Dies Natalis Ke-5, pekan depan UMN akan meluluskan angkatan pertamanya sebanyak 75 orang.

”Sekitar 20 persennya sudah menjadi teknopreneur. Mereka bukan lagi pencari kerja, melainkan pembuka lapangan kerja baru,” kata Rektor UMN Ninok Leksono pada press briefing ”Industri Kreatif: Peluang dan Tantangan” di Jakarta, Jumat (18/11). Turut hadir Ketua Yayasan Multimedia Nusantara Teddy Surianto, Pelaksana Harian Rektor UMN Johannes Prajitno, Wakil Rektor UMN Bidang Akademik Prof Dr Ir Sugiarto, dan Wakil Rektor UMN Bidang Administrasi Umum dan Keuangan Andrey Andoko.

Kalau Indonesia terus sekadar dijadikan pasar gadget, lanjut Niok, kondisi itu membahayakan devisa Indonesia yang akan terus tersedot. Kondisi itu memprihatinkan.

Tahun 2008, devisa negara yang tersedot mencapai 3 miliar dollar AS atau sekitar Rp 27 triliun. Sebagian besar tersedot untuk belanja gadget.

Teddy mengatakan, UMN membuka kesempatan memberi wadah bagi SDM yang memiliki ide-ide brilian. Salah satunya dilakukan melalui kompetisi dengan menguji proposal bisnis.

Apabila proposal bisnis itu memiliki nilai ekonomis, UMN akan mendanai, membina, bahkan sampai dimasukkan dalam inkubator hingga mencapai kemandirian. ”Bahkan, bukan hanya dilakukan untuk mahasiswa di dalam kampus, tetapi juga masyarakat sekitarnya. Untuk itulah, kami menyediakan New Media Research Center di Kampus UMN. Kami ingin menjadi wadah bagi ide-ide kreatif,” kata Teddy.

Johannes menambahkan, dari 20 persen lulusan UMN yang telah menjadi teknopreneur tersebut, UMN berupaya memfasilitasi dengan pendanaan, pelatihan, dan arahan untuk akhirnya bisa mandiri. Selanjutnya, mereka diharapkan terus menarik banyak tenaga kerja di dalam negeri.

Menurut Sugiarto, ada lulusan UMN yang memilih bekerja di negara tetangga, seperti Singapura. ”UMN tetap berharap lulusannya justru menjadi teknopreneur-teknopreneur,” tutur dia. (OSA/ELN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com