Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KEAMANAN KAWASAN

Jepang Luncurkan Satelit Mata-mata

Kompas.com - 12/12/2011, 16:37 WIB
Dahono Fitrianto

Penulis

TOKYO, KOMPAS.com - Jepang meluncurkan satelit mata-mata baru yang bertujuan memantau perkembangan program rudal balistik Korea Utara dan risiko bencana alam di wilayah Jepang dan sekitarnya. Satelit ini akan menambah kemampuan pengamatan Jepang, yang telah mengoperasikan tiga satelit mata-mata.

Satelit baru tersebut diluncurkan menggunakan roket H-2A dari Pusat Antariksa Tanegashima, Jepang barat daya, Senin (12/12/2011), pukul 10.21 waktu setempat atau 08.21 WIB pagi ini. Ini adalah jenis satelit mata-mata yang membawa sensor radar, sehingga mampu melihat permukaan bumi pada malam hari atau pada saat tertutup awan.

"Peluncuran roket berjalan sukses. Satelit kemudian akan berpisah dari roket untuk masuk ke orbit Bumi," tutur Toshiyuki Miura, juru bicara Mitsubishi Heavy Industries yang membangun satelit ini. Peluncuran satelit ini dilakukan oleh Badan Eksplorasi Luar Angkasa Jepang (JAXA).

Pemerintah Jepang memutuskan membangun sistem pengumpul intelijen setelah Korea Utara (Korut) meluncurkan rudal balistik pada 1998 yang terbang melewati kepulauan Jepang dan jatuh di Samudera Pasifik. Peristiwa ini membuat banyak pihak di Jepang kaget, karena itu berarti Korut, yang sudah bisa membuat bom nuklir, bisa menembakkan rudal ke wilayah Jepang.

Korut pun mengabaikan tekanan dunia internasional dengan kembali meluncurkan rudal yang diyakini sebagai rudal balistik tiga tingkat Taepodong-2, yang memiliki daya jelajah hingga 6.700 kilometer.

Tuntutan sistem pemantau permukaan Bumi juga makin dibutuhkan setelah bencana gempa dan tsunami 11 Maret lalu. "Proyek ini bertujuan meningkatkan keamanan dan pemantauan permukaan tanah pada saat terjadi bencana alam besar seperti yang terjadi bulan Maret," tutur seorang pejabat pemerintah Jepang.

Jepang saat ini sudah mengoperasikan tiga satelit mata-mata yang menggunakan sensor optik, tetapi satelit-satelit ini memiliki kelemahan karena tidak bisa melihat menembus awan dan kegelapan malam. Dua satelit radar sebelumnya sudah berhasil dikirim ke orbit, tetapi rusak tak lama kemudian.

"Jika semua berjalan lancar, satelit baru ini akan menjadi satelit radar pertama dalam program kami. Dengan satelit radar, kami bisa memperluas cakupan kegunaan sistem ini," tutur pejabat, yang tak disebutkan namanya itu.

Satelit baru ini dibuat dengan biaya 39,8 miliar yen (Rp4,6 triliun), sementara biaya peluncurannya mencapai 10,3 miliar yen (Rp1,2 triliun).  

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Axiata-Sinar Mas Sepakati Merger XL dan Smartfren, Lahir Entitas Baru MergeCo

Axiata-Sinar Mas Sepakati Merger XL dan Smartfren, Lahir Entitas Baru MergeCo

e-Business
Tanda-tanda Oppo Reno 12 Pro Segera Masuk Indonesia

Tanda-tanda Oppo Reno 12 Pro Segera Masuk Indonesia

Gadget
Cara Bikin Stiker Langsung di Instagram Stories, Cepat dan Otomatis

Cara Bikin Stiker Langsung di Instagram Stories, Cepat dan Otomatis

Software
Berkat AI, Cari Foto di Google Photos Jadi Gampang

Berkat AI, Cari Foto di Google Photos Jadi Gampang

Software
Starlink Terpapar Gelombang Geomagnetik Luar Biasa Selama Badai Matahari

Starlink Terpapar Gelombang Geomagnetik Luar Biasa Selama Badai Matahari

e-Business
2 Cara Cek Kelayakan Bus Secara Online, Penting buat Memastikan Keselamatan

2 Cara Cek Kelayakan Bus Secara Online, Penting buat Memastikan Keselamatan

e-Business
'PUBG Mobile' PMSL SEA Summer 2024 Pekan Kedua Dimulai Hari Ini, Tim Indonesia di Tiga Besar

"PUBG Mobile" PMSL SEA Summer 2024 Pekan Kedua Dimulai Hari Ini, Tim Indonesia di Tiga Besar

Game
Tampilan WhatsApp di iOS Berubah, Begini Bedanya dengan yang Lama

Tampilan WhatsApp di iOS Berubah, Begini Bedanya dengan yang Lama

Software
Google Rilis AI Gemini 1.5 Pro, Bisa Analisis Lebih Banyak Data dan Input

Google Rilis AI Gemini 1.5 Pro, Bisa Analisis Lebih Banyak Data dan Input

Software
Menjajal Sennheiser Momentum True Wireless 4, TWS Premium Rp 5 Juta

Menjajal Sennheiser Momentum True Wireless 4, TWS Premium Rp 5 Juta

Gadget
Peringatan tentang AI yang Pintar Menipu dan Bahayanya bagi Manusia

Peringatan tentang AI yang Pintar Menipu dan Bahayanya bagi Manusia

Internet
Perbandingan Spesifikasi iPad Pro 2024 dan iPad Air 2024

Perbandingan Spesifikasi iPad Pro 2024 dan iPad Air 2024

Gadget
Meta Tutup Facebook Workplace, Jejaring Sosial Khusus Perkantoran

Meta Tutup Facebook Workplace, Jejaring Sosial Khusus Perkantoran

e-Business
5 Pro Player Wanita Asal Indonesia Jadi Pemain Utama Tim Mobile Legends di Perancis

5 Pro Player Wanita Asal Indonesia Jadi Pemain Utama Tim Mobile Legends di Perancis

Game
Pendiri Facebook Rayakan Ultah Ke-40, Nostalgia dan Pamer Foto Tempat Bersejarah di Hidupnya

Pendiri Facebook Rayakan Ultah Ke-40, Nostalgia dan Pamer Foto Tempat Bersejarah di Hidupnya

Internet
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com