JAKARTA, KOMPAS.com - Praktisi teknologi informasi, Onno W Purbo, meminta kepada pemerintah agar mendesak Research in Motion (RIM) selaku produsen Blackberry membangun pabrik di Indonesia. Hal itu dinilai lebih baik daripada hanya membangun server lokal di tanah air.
"Dengan adanya pabrik Blackberry, maka bisa menyerap tenaga kerja. Itu tugas pemerintah yang harus nego ke RIM," ujar Onno kepada Kompas Tekno.
Namun, Onno yakin RIM tidak semudah itu untuk membangun pabrik di Indonesia. RIM pasti menghitung nilai investasi yang harus dikeluarkan karena membangun pabrik pasti memerlukan investasi yang besar.
Yang harus menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah saat ini adalah kesiapan sumber daya manusia (SDM), birokrasi hingga masalah pajak. "Kalau SDM yang mumpuni masih kurang, birokrasi yang ribet dan pengenaan pajak yang tinggi masih ada di Indonesia, dijamin investor tidak akan mau investasi di sini. Apalagi masih ada pungutan liar," jelasnya.
Untuk masalah pembangunan pabrik ini, Departemen Perdagangan lah yang menurut Onno harus mampu melakukan negoisasi ke pihak RIM. Pasalnya, kewenangan Kementerian Komunikasi dan Informatika hanya mengurusi operator dan jasa layanan telekomunikasi, bukan masalah pabrik.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.