Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Google Tak Akui Adanya Fragmentasi di Android

Kompas.com - 13/01/2012, 14:51 WIB

AP Photo/Paul SakumaChairman Executive Google, Eric Schmidt.

KOMPAS.com - Kepala Eksekutif Google Eric Schmidt, menegaskan tak ada yang namanya fragmentasi di ekosistem Android. Yang ada di Android saat ini hanyalah perbedaan atau diferensiasi pada setiap perangkat Android. Diferensiasi tidak sama dengan fragmentasi, tambahnya.

"Diferensiasi adalah hal yang positif, sedangkan fragmentasi hal negatif," kata Schmidt dalam acara Cosumer Electronics Show 2012 di Las Vegas. Ia melanjutkan, dengan adanya diferensiasi, pengguna Android punya kesempatan memilih perangkat yang ada di pasaran.

Dengan kondisi seperti ini membuat para vendor bersaing dalam hal inovasi untuk membuktikan bahwa mereka adalah vendor terbaik.

Menurut Schmidt, fragmentasi secara singkat dapat diartikan jika suatu aplikasi dapat dijalankan di satu perangkat, namun tidak berjalan di perangkat lain yang menggunakan sistem operasi serupa. Selama ini hal tersebut tidak terjadi pada Android.

Fragmentasi yang selama ini dikeluhkan para pengguna Android, bukanlah seperti yang diartikan Schmidt. Banyak aplikasi Android yang tidak kompatibel secara tampilan pada perangkat dengan ukuran layar dan resolusi yang berbeda, terutama pada smartphone Android berlayar kecil atau yang dilengkapi dengan keyboard fisik QWERTY.

Meskipun memang harus diakui, bahwa aplikasi tersebut masih bisa berjalan, namun tampilannya tidak kompatibel. Hal semacam ini bisa menyebabkan inkonsistensi user experience perangkat Android.

Untuk mengurangi fragmentasi Android, sebenarnya Google telah mewajibkan pengembang aplikasi dan vendor untuk menggunakan antarmuka default yang diberi nama Holo.

Holo wajib diimplementasikan ke dalam perangkat Android untuk mempermudah pengembang dan vendor mengintegrasikan widget, tombol aplikasi, dan menu di layar. Google berharap aplikasi Android memiliki identitas kuat dan familiar digunakan oleh penggunanya karena tombol, widget, hingga temanya konsisten.

Namun, Google nampak setengah hati menerapkan kewajiban tersebut. Karena Google masih mengizinkan vendor untuk membuat antarmuka dari hasil user experience mereka, seperti HTC yang tetap boleh menggunakan antarmuka HTC Sense. Begitu juga dengan para pengembang, yang masih diperbolehkan untuk menggunakan antarmuka yang telah dimodifikasi.

"Kami mengizinkan produsen untuk menambah atau mengubah antarmuka selama mereka tidak melanggar aturan aplikasi. Menurut kami, hal tersebut akan memberi pilihan yang jauh lebih banyak," tegas Schmidt.

Ada baiknya Google belajar dari Apple yang selalu menjaga ketat ekosistem sistem operasi iOS. Setiap pengembang aplikasi iOS harus mematuhi aturan main yang ketat setiap kali ingin menciptakan aplikasi. Hal inilah yang membuat semua pengguna perangkat iOS menerima user experience yang sama, sehingga tidak terjadi fragmentasi pada perangkat iOS.

Namun, Google tak ingin menerapkan hal yang sama pada Android. "Hal itu tidaklah diperlukan, setiap pengguna Android tidak harus menggunakan antarmuka yang sama. Orang-orang bebas untuk membuat perubahan sesuai keinginan. Jika Anda tidak menyukai tampilan pada suatu perangkat Android, Anda dapat membeli perangkat dari vendor lainnya," kata Schmidt.

Google akan tetap memberi kebebasan kepada para vendor untuk membuat antarmuka yang dikostumisasi. Karena, Google meyakini bahwa Android adalah tentang pilihan. Jika Anda tidak suka dengan pilihan layar, spesifikasi, ataupun fitur pendukung pada satu perangkat, Anda tinggal mencari perangkat dari vendor lain yang cocok dengan kebutuhan dan selera.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Samsung Experience Lounge Hadir di Jakarta, 'Ruangan' Smart Home dan Serba AI

Samsung Experience Lounge Hadir di Jakarta, "Ruangan" Smart Home dan Serba AI

Gadget
Bocoran iPhone 16 Series, Bawa Layar Lebih Luas dari iPhone 15

Bocoran iPhone 16 Series, Bawa Layar Lebih Luas dari iPhone 15

Gadget
Cara Mengatur Durasi Layar dan Aplikasi di iPhone

Cara Mengatur Durasi Layar dan Aplikasi di iPhone

Gadget
Microsoft Akan Beri Pelatihan AI Skilling untuk 840.000 Orang di Indonesia

Microsoft Akan Beri Pelatihan AI Skilling untuk 840.000 Orang di Indonesia

e-Business
Kenapa Aplikasi di iPhone Menginstal Ulang dengan Sendirinya? Begini Cara Mengatasinya

Kenapa Aplikasi di iPhone Menginstal Ulang dengan Sendirinya? Begini Cara Mengatasinya

Gadget
Merger XL Axiata-Smartfren, Siapa Berkuasa?

Merger XL Axiata-Smartfren, Siapa Berkuasa?

Internet
Bos Microsoft Satya Nadella Ungkap Peluang Komunitas Developer Indonesia Masuk 5 Besar Dunia

Bos Microsoft Satya Nadella Ungkap Peluang Komunitas Developer Indonesia Masuk 5 Besar Dunia

Software
Cara Mengaktifkan Passkey di WhatsApp Android

Cara Mengaktifkan Passkey di WhatsApp Android

Software
OpenAI Rilis Fitur 'Memory' di ChatGPT, Bisa Ingat dan Kenali Pengguna

OpenAI Rilis Fitur "Memory" di ChatGPT, Bisa Ingat dan Kenali Pengguna

Software
Daftar 20 HP Terlaris Sepanjang Sejarah, Nomor 1 Bukan Smartphone

Daftar 20 HP Terlaris Sepanjang Sejarah, Nomor 1 Bukan Smartphone

Gadget
Microsoft Investasi Rp 27 Triliun di Indonesia, Terbesar dalam 29 Tahun

Microsoft Investasi Rp 27 Triliun di Indonesia, Terbesar dalam 29 Tahun

e-Business
'Microsoft Build: AI Day' Digelar di Jakarta, Dihadiri CEO Microsoft Satya Nadella

"Microsoft Build: AI Day" Digelar di Jakarta, Dihadiri CEO Microsoft Satya Nadella

e-Business
Bukti Investasi Apple Rp 1,6 Triliun di Indonesia Masih Sekadar Janji

Bukti Investasi Apple Rp 1,6 Triliun di Indonesia Masih Sekadar Janji

e-Business
Smartphone Vivo Y18e Meluncur, Bawa Layar 90 Hz dan Baterai 5.000 mAh

Smartphone Vivo Y18e Meluncur, Bawa Layar 90 Hz dan Baterai 5.000 mAh

Gadget
Tablet Xiaomi Pad 6S Pro Meluncur di Indonesia 5 Mei, Ini Bocoran Spesifikasinya

Tablet Xiaomi Pad 6S Pro Meluncur di Indonesia 5 Mei, Ini Bocoran Spesifikasinya

Gadget
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com