JAKARTA, KOMPAS.com - Meski lulusan Teknologi Informasi peneliti di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Nurdiansah, sehari-harinya lebih banyak menatap bintang.
Bintang di sini bisa dalam arti sebenarnya, benda angkasa yang memijarkan cahaya, dan dalam arti kiasan. Bintang dalam arti sebenarnya karena Nurdin aktif di Himpunan Astronomi Amatir Jakarta sejak 2001.
Bintang dalam arti kiasan karena ia membina dan membimbing "calon bintang" Indonesia masa depan, yaitu anak-anak muda yang berminat di bidang penelitian ilmiah. Salah satu kebanggaan dirinya, ujar Nurdin, dirasakan saat siswa SMA bimbingannya bisa berkompetisi di tingkat nasional atau internasional.
Tenang, Menghanyutkan
Nama Nurdiansah mungkin kurang dikenal di kalangan pemerhati TI di Indonesia. Namun bagi remaja peminat karya ilmiah di Jakarta, terutama Jakarta Timur dan Bekasi, pria yang akrab dipanggil Nurdin ini cukup dikenal.
Alumni Teknik Informatika Universitas Gunadarma ini secara berkala, Nurdin membina peminat sains dalam pertemuan-pertemuan rutin Klub Sains. Salah satunya yang dilakukan di Planetarium dan Observatorium Jakarta, Taman Ismail Marzuki.
Nama Nurdin belakangan muncul ketika ia menjadi salah satu mentor dalam kompetisi Do Network Lenovo. Dua sosok mentor lainnya, Budi Putra dan Onno Purbo, agaknya tak perlu banyak perkenalan.
Sosok Nurdin memang cenderung rendah hati dan tidak meledak-ledak. Mungkin cerminan pepatah, "air tenang menghanyutkan". "Saya lebih dikenal sebagai pembimbing dan pembina anak muda yang suka kegiatan ilmiah dan penelitian," ujarnya tenang dalam sebuah pertemuan dengan mentor Do Network.
Minat Riset Siswa
Menurut Nurdin, minat riset anak-anak muda di Indonesia mengagumkan. Kurang lebih 20 persennya punya minat di bidang teknologi informasi.