Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jejak Mataram Kuno di Sindoro

Kompas.com - 21/02/2012, 06:23 WIB

Agraris

Jejak kehidupan agraris di Liyangan terekam dalam bulir padi yang terbakar awan panas dan ditemukan Balai Arkeologi Yogyakarta saat melakukan ekskavasi. Bulir-bulir padi yang menjadi arang itu terkubur material letusan Gunung Sindoro setebal 6-8 meter.

Awan panas menghapus Liyangan kuno dari rekaman waktu selama 1.037 tahun hingga ditemukan kembali pada 2008. Para petambang pasir membongkar "kuburan" itu dan kampung pada zaman Mataram Kuno pun tersingkap.

Arkeolog dari Balai Arkeologi Yogyakarta, Sugeng Riyanto, mengatakan, sejak masyarakat melaporkan temuan itu, Balai Arkeologi Yogyakarta mulai meneliti kawasan itu pada tahun 2000 dan dilanjutkan pada 2009 dan 2010.

"Tahun 2000, kami menemukan batu yang konstruksinya mirip talut dan beberapa komponen batu candi ataupun arca di ketinggian 1.100-1.200 meter di atas permukaan laut," ujar Sugeng.

Penggalian itu mengungkap sebuah permukiman Mataram Kuno. Selain candi, juga ditemukan bekas dinding bangunan dari bambu dan tiang rumah yang telah menjadi arang. Dengan meneliti umur bambu yang telah berubah menjadi arang, Balai Arkeologi Yogyakarta berkesimpulan, pemusnahan peradaban akibat letusan Gunung Sindoro yang sangat dahsyat itu terjadi sekitar tahun 971 Masehi.

Ingatan terputus

Liyangan bukan satu-satunya jejak peradaban Mataram yang terkubur letusan gunung api dan kemudian ditemukan secara tak sengaja. Dampak letusan gunung api terekam sepanjang penelusuran di lereng selatan Gunung Merapi. Puluhan candi yang dibangun di lereng Merapi sekitar abad ke-9 terkubur oleh awan panas dan banjir lahar.

Hidup dikepung gunung api membuat kehidupan dan peradaban di Bumi Mataram pada masa lalu dipengaruhi letusan-letusan gunung api. Pusat Kerajaan Mataram Kuno diperkirakan berpindah-pindah mulai dari Dieng, lalu ke Magelang, hingga ke sekitar Prambanan, sebelum kemudian tiba-tiba menghilang dan berpindah ke Jawa Timur. Banyak yang menduga perpindahan ini karena dampak letusan gunung api, selain gempa bumi dan pergolakan politik.

Jejak kehidupan dari masa lalu yang terkubur material gunung api ini biasanya terlupakan sampai ditemukan secara kebetulan oleh masyarakat yang sedang menggarap lahan, membangun rumah, atau menambang pasir. Masyarakat yang menghuni kawasan Liyangan, misalnya, tak pernah mengira di bawah timbunan pasir di pinggir desa mereka pernah ada perkampungan padat pada masa lalu yang kemudian musnah karena letusan Gunung Sindoro.

Geolog dari Universitas Pembangunan Nasional Veteran, Yogyakarta, Helmy Murwanto, mengatakan, penemuan situs Liyangan semestinya juga menjadi pengingat tentang jejak bencana akibat letusan Gunung Sindoro pada masa lalu. Terakhir, Gunung Sindoro meletus pada 1910 sehingga masyarakat kemungkinan tak memiliki memori tentang letusan dahsyat gunung ini. Padahal, gunung api aktif yang sudah lama terdiam ini pernah memiliki jejak mematikan. Peradaban yang kini dibangun banyak yang berdiri di atas tapak bencana pada masa lalu. (ROW/INE/ABK/ANG/AIK)

Ikuti perkembangan Ekpedisi Cincin Api di: www.cincinapi.com atau melalui Facebook: ekspedisikompas atau twitter: @ekspedisikompas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Axiata-Sinar Mas Sepakati Merger XL dan Smartfren, Lahir Entitas Baru MergeCo

    Axiata-Sinar Mas Sepakati Merger XL dan Smartfren, Lahir Entitas Baru MergeCo

    e-Business
    Tanda-tanda Oppo Reno 12 Pro Segera Masuk Indonesia

    Tanda-tanda Oppo Reno 12 Pro Segera Masuk Indonesia

    Gadget
    Cara Bikin Stiker Langsung di Instagram Stories, Cepat dan Otomatis

    Cara Bikin Stiker Langsung di Instagram Stories, Cepat dan Otomatis

    Software
    Berkat AI, Cari Foto di Google Photos Jadi Gampang

    Berkat AI, Cari Foto di Google Photos Jadi Gampang

    Software
    Starlink Terpapar Gelombang Geomagnetik Luar Biasa Selama Badai Matahari

    Starlink Terpapar Gelombang Geomagnetik Luar Biasa Selama Badai Matahari

    e-Business
    2 Cara Cek Kelayakan Bus Secara Online, Penting buat Memastikan Keselamatan

    2 Cara Cek Kelayakan Bus Secara Online, Penting buat Memastikan Keselamatan

    e-Business
    'PUBG Mobile' PMSL SEA Summer 2024 Pekan Kedua Dimulai Hari Ini, Tim Indonesia di Tiga Besar

    "PUBG Mobile" PMSL SEA Summer 2024 Pekan Kedua Dimulai Hari Ini, Tim Indonesia di Tiga Besar

    Game
    Tampilan WhatsApp di iOS Berubah, Begini Bedanya dengan yang Lama

    Tampilan WhatsApp di iOS Berubah, Begini Bedanya dengan yang Lama

    Software
    Google Rilis AI Gemini 1.5 Pro, Bisa Analisis Lebih Banyak Data dan Input

    Google Rilis AI Gemini 1.5 Pro, Bisa Analisis Lebih Banyak Data dan Input

    Software
    Menjajal Sennheiser Momentum True Wireless 4, TWS Premium Rp 5 Juta

    Menjajal Sennheiser Momentum True Wireless 4, TWS Premium Rp 5 Juta

    Gadget
    Peringatan tentang AI yang Pintar Menipu dan Bahayanya bagi Manusia

    Peringatan tentang AI yang Pintar Menipu dan Bahayanya bagi Manusia

    Internet
    Perbandingan Spesifikasi iPad Pro 2024 dan iPad Air 2024

    Perbandingan Spesifikasi iPad Pro 2024 dan iPad Air 2024

    Gadget
    Meta Tutup Facebook Workplace, Jejaring Sosial Khusus Perkantoran

    Meta Tutup Facebook Workplace, Jejaring Sosial Khusus Perkantoran

    e-Business
    5 Pro Player Wanita Asal Indonesia Jadi Pemain Utama Tim Mobile Legends di Perancis

    5 Pro Player Wanita Asal Indonesia Jadi Pemain Utama Tim Mobile Legends di Perancis

    Game
    Pendiri Facebook Rayakan Ultah Ke-40, Nostalgia dan Pamer Foto Tempat Bersejarah di Hidupnya

    Pendiri Facebook Rayakan Ultah Ke-40, Nostalgia dan Pamer Foto Tempat Bersejarah di Hidupnya

    Internet
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com