Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

FBI Tangkap Peretas

Kompas.com - 07/03/2012, 18:13 WIB

Berdasarkan surat dakwaan Monsegur Mei silam, disebutkan bahwa dia bertindak sebagai seorang ''simpatisan'', mengidentifikasi kelemahan dalam sistem komputer.

Bersama dengan peretas lainnya dia juga diduga menyerang situs Senat AS, perusahaan keamanan internet Unveillance, Visa, Mastercard, dan Paypal.

FBI mengatakan dia menghadapi hukuman maksimal penjara lebih dari 124 tahun jika dinyatakan bersalah atas semua dakwaan.

Prof Alan Woodward, dari departemen komputer, Universitas Surrey menyatakan banyak peretas yang merasa dikhianati menyusul laporan bahwa Monsegur membantu polisi untuk menangkap peretas lainnya.

"Kelompok peretas Lulzsec sudah diam sejak pertengahan 2011 atau bertepatan dengan penangkapan Monsegur''.

"Menilai dari tingkat aktivitasnya, sepertinya ada keretakan di dalam kelompok ini,'' tambah Woodward.

Sementara direktur riset keamanan Tren Micro, Rik Ferguson, menambahkan meski serangkaian penangkapan ini menandakan berakhirnya peretas Lulzsec, tetapi terlalu dini untuk menyatakan hal yang sama dengan Anonymous.

"Anonymous adalah organisasi yang berbeda dengan Lulzsec dan organisasi sejenis lainnya - setiap orang bisa dan melakukan tindakan atas nama Anonymous dan aktivitas mereka tidak memerlukan publisitas peretas individual atau penyingkapan detil yang secara personal memungkinkan untuk di identifikasi.''

"Fakta bahwa Sabu menjadi 'selebritas', menggambarkan perbedaan besar antara Lulzsec dan Anonymous.''

"Saya rasa para peretas yang harus kita khawatirkan adalah mereka yang tidak mempercayai siapapun dan tidak menginginkan kejayaan sejak awal,'' ungkap Ferguson.

Sebuah pesan tweet disampaikan AnonymousIRC- yang mengaku sebagai "kedutaan Antisec'' - menyatakan ''Kami berlayar dekat dengan angin, awak kami lengkap dan baik-baik saja.''

Sebuah pesan dari YourAnonNews menambahkan: ''Anonymous adalah hidra, potong satu kepala dan kami tumbuh dua.''

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com