Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jadi "Audio Engineer" dalam Sekejap

Kompas.com - 20/04/2012, 15:26 WIB

KOMPAS.com - Salah satu profesi yang luput dari perhatian di bidang industri musik adalah audio engineer. Ini bukan teknisi semata, ia lebih menjadi ”sutradara” dari hiruk-pikuk musik yang dihasilkan musisi dan artis.

Kini, masih sulit mencari ahli yang mendalami pekerjaannya di bidang besut-membesut audio musik, mixing, mastering, dan recording dengan karakter yang kuat. Walau banyak perangkat lunak beredar untuk mempermudah mendalami audio, jumlah profesional yang tersertifikasi masih minim.

Data SSR Jakarta, sebuah sekolah untuk peminat audio dan produksi film menyebutkan, jumlah pekerja audio di Indonesia yang bersertifikat Pro Tools hanya tiga orang. Pro Tools adalah perangkat lunak yang dominan dan hampir menjadi standar kerja industri audio.

Padahal, pasar yang membutuhkan terbentang luas, bukan hanya audio untuk musik, melainkan juga dunia film dan televisi. Singapura saja memiliki 10 profesional bersertifikat, sedangkan Malaysia 12 orang dan Australia lebih dari 50 orang.

Mulai menggeliat

Seiring perkembangan industri musik, yang dibarengi geliat teknologi digital, sekolah khusus untuk hal-hal seperti itu semakin bermunculan. Wajah-wajah muda makin banyak yang berani mengambil minat khusus ini.

Di Jakarta, training atau workshop singkat untuk mendalami audio mulai dikunjungi peminat. Seperti ketika SSR Jakarta menggelar workshop ”Music Creation With ProTools” pada Maret lalu, kelas yang diampu spesialis Pro Tools, Takeshi Mitsuhashi, ini dipenuhi para peminat.

Mengapa digitalisasi ikut menyumbang tumbuhnya minat-minat khusus ini?

Pada zaman serba digital, kreativitas menjadi tanpa batas dengan kemasan yang lebih sederhana. Semua orang dengan talenta yang dimilikinya bisa unjuk kemampuan tanpa harus melewati prosedur bertele-tele. Hal seperti itu terjadi termasuk di bidang produksi musik.

Musisi, bahkan penggemar di bidang musik, bisa membuat karya seninya di komputer desktop atau di studio rumah. Tak harus di studio besar, dominasi pemodal besar pun bisa terpatahkan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com