Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Aplikasi di iOS Terlihat Lebih Baik dari Android?

Kompas.com - 07/05/2012, 16:36 WIB

Hal ini terkadang sering dilewatkan oleh para pegembang. Namun, di satu sisi, pengembang kadang hanya didukung oleh tim kecil dan kekurangan dana, mereka enggan menghabiskan waktu untuk menyempurnakan elemen desain ini. Akibatnya, pengembang sering tidak memperhatikan hal-hal yang sebenarnya sangat berpengaruh pada detail estetika.

Faktor berikutnya, alat bantu dan dokumentasi dalam membuat aplikasi Android diakui para pengembang masih terbatas.

Sementara Apple punya pengalaman panjang dalam menyempurnakan setiap aplikasi yang berjalan di platform mereka karena Apple cukup berpengalaman dengan Mac OS. Sementara Android merupakan proyek sistem operasi pertama Google. Ya, Google akan banyak belajar soal seluk-beluk sistem operasi dari Android.

Campos mengatakan, di iOS pengembang memiliki banyak dokumentasi baik secara resmi maupun dari pihak ketiga, yang tidak didapat dari Android. Dengan demikian, pengembang Android harus menggali sendiri ilmu-ilmu mengembangkan aplikasi.

Aplikasi dari Trulia

Dalam fitur desain, para pengembang kompak mengakui lebih mudah mengimplementasikannya di iOS karena ketersediaan berbagai Application Programming Interface (API). "Di Android lebih sulit melakukan sentuhan desain yang bagus seperti transisi atau sudut bulat," kata Steven Yarger, Mobile Product Manager di Trulia.

Membuat transisi di iOS jauh lebih mudah. Seperti membuat transisi fade in fade out atau pergeseran lainnya, semua seakan bisa dilakukan secara konsisten. Sementara di Android, seorang pengembang tidak akan tahu apakah transisi yang dibuatnya bisa konsisten ketika aplikasinya dijalankan di perangkat dengan ukuran layar dan resolusi yang kecil.

Namun, sebenarnya, Android menawarkan lebih banyak kebebasan. Menurut Yarger, pengembang dapat melakukan apa pun yang dia ingin asalkan dia benar-benar menggali seluk-beluk Android.

Aplikasi dari Karma

Belajar dari pengalaman sistem operasi Android versi 1 sampai 3, Google tampaknya akan melakukan banyak perubahan di Android versi 4.0 Ice Cream Sandwich. Sekarang Google memiliki satu set pedoman desain yang solid, yang membuat pengembang lebih mudah dalam mengimplementasikan desain yang konsisten.

Untuk mengurangi fragmentasi Android, sebenarnya Google telah mewajibkan pengembang aplikasi dan vendor untuk menggunakan antarmuka utama yang diberi nama Holo.

Holo wajib diimplementasikan ke dalam perangkat Android untuk mempermudah pengembang dan vendor mengintegrasikan widget, tombol aplikasi, dan menu di layar. Google berharap aplikasi Android memiliki identitas kuat dan familiar digunakan oleh penggunanya karena tombol, widget, hingga temanya konsisten.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Microsoft Ingin Latih 840.000 SDM Indonesia dengan Kemampuan AI

Microsoft Ingin Latih 840.000 SDM Indonesia dengan Kemampuan AI

e-Business
Kenapa Aplikasi di iPhone Menginstal Ulang dengan Sendirinya? Begini Cara Mengatasinya

Kenapa Aplikasi di iPhone Menginstal Ulang dengan Sendirinya? Begini Cara Mengatasinya

Gadget
Merger XL Axiata-Smartfren, Siapa Berkuasa?

Merger XL Axiata-Smartfren, Siapa Berkuasa?

Internet
Bos Microsoft Satya Nadella Ungkap Peluang Komunitas Developer Indonesia Masuk 5 Besar Dunia

Bos Microsoft Satya Nadella Ungkap Peluang Komunitas Developer Indonesia Masuk 5 Besar Dunia

Software
Cara Mengaktifkan Passkey di WhatsApp Android

Cara Mengaktifkan Passkey di WhatsApp Android

Software
OpenAI Rilis Fitur 'Memory' di ChatGPT, Bisa Ingat dan Kenali Pengguna

OpenAI Rilis Fitur "Memory" di ChatGPT, Bisa Ingat dan Kenali Pengguna

Software
Daftar 20 HP Terlaris Sepanjang Sejarah, Nomor 1 Bukan Smartphone

Daftar 20 HP Terlaris Sepanjang Sejarah, Nomor 1 Bukan Smartphone

Gadget
Microsoft Investasi Rp 27 Triliun di Indonesia, Terbesar dalam 29 Tahun

Microsoft Investasi Rp 27 Triliun di Indonesia, Terbesar dalam 29 Tahun

e-Business
'Microsoft Build: AI Day' Digelar di Jakarta, Dihadiri CEO Microsoft Satya Nadella

"Microsoft Build: AI Day" Digelar di Jakarta, Dihadiri CEO Microsoft Satya Nadella

e-Business
Bukti Investasi Apple Rp 1,6 Triliun di Indonesia Masih Sekadar Janji

Bukti Investasi Apple Rp 1,6 Triliun di Indonesia Masih Sekadar Janji

e-Business
Smartphone Vivo Y18e Meluncur, Bawa Layar 90 Hz dan Baterai 5.000 mAh

Smartphone Vivo Y18e Meluncur, Bawa Layar 90 Hz dan Baterai 5.000 mAh

Gadget
Tablet Xiaomi Pad 6S Pro Meluncur di Indonesia 5 Mei, Ini Bocoran Spesifikasinya

Tablet Xiaomi Pad 6S Pro Meluncur di Indonesia 5 Mei, Ini Bocoran Spesifikasinya

Gadget
Trio Ponsel Fitur Nokia 215 4G, 225 4G, dan 234 4G Meluncur

Trio Ponsel Fitur Nokia 215 4G, 225 4G, dan 234 4G Meluncur

Gadget
Link Live Streaming untuk Nonton Keynote CEO Microsoft Satya Nadella di Jakarta

Link Live Streaming untuk Nonton Keynote CEO Microsoft Satya Nadella di Jakarta

Internet
Profil Satya Nadella, CEO Microsoft yang Kunjungi Indonesia Hari Ini

Profil Satya Nadella, CEO Microsoft yang Kunjungi Indonesia Hari Ini

e-Business
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com