Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Manila Darurat Bencana

Kompas.com - 09/08/2012, 02:57 WIB

Manila, Rabu - Hujan lebat kembali mengguyur Manila, ibu kota Filipina, Rabu (8/8), membuat pemerintah menyatakan Manila sebagai wilayah darurat bencana. Tercatat 19 korban tewas dalam dua hari terakhir, menyebabkan jumlah korban tewas di negara itu menjadi 72 orang sejak Topan Saola menghantam Pulau Luzon, akhir Juli.

Kepala Badan Penanganan Bencana Nasional Benito Ramos mengatakan, sekitar 60 persen Metro Manila, kota metropolitan berpenduduk 12 juta jiwa, masih dilanda banjir. Bahaya bertambah oleh hujan lebat hingga 54,7 milimeter yang turun selama satu jam, Rabu malam.

Dalam guyuran hujan yang berlangsung 11 hari terakhir, petugas penyelamat bergegas membagikan makanan, air, dan pakaian kepada satu juta orang di lokasi yang dilanda banjir. Mereka harus berjuang melalui jalan-jalan yang berubah menjadi sungai.

Badan meteorologi mengeluarkan peringatan cuaca baru saat hujan lebat mengguyur, hanya beberapa jam setelah mencabut peringatan sebelumnya. Namun, banyak orang menolak meninggalkan rumah mereka yang terendam karena khawatir dengan penjarahan.

”Kami juga meminta mereka yang tinggal di sepanjang tepi sungai untuk mengungsi. Kalau dirasa perlu memaksa mereka meninggalkan rumah, kami akan melakukannya demi keselamatan mereka sendiri,” kata Ramos.

Jumlah total korban tewas bertambah menjadi 72 orang setelah empat orang lagi dilaporkan tenggelam. Kawasan Manila yang paling parah dilanda banjir terutama distrik yang paling miskin. Di kawasan itu, jutaan penghuni perkampungan kumuh membangun rumah di sepanjang tepi sungai, daerah berawa sekitar danau besar, kanal, dan area yang rawan banjir.

Relokasi

Menteri Dalam Negeri Jesse Robredo mengatakan, pemerintah sedang mempersiapkan rencana untuk merelokasi secara permanen warga di sepanjang tepi sungai dan pesisir. Hal ini dilakukan untuk mengurangi kemiskinan dan korban jiwa selama sisa musim hujan dan topan.

Dewan Penanganan dan Pengurangan Risiko Bencana Nasional mengumumkan, sebanyak 1,23 juta orang terkena dampak banjir di Metro Manila dan daerah sekitarnya. Sebanyak 850.000 orang di antaranya terpaksa meninggalkan rumah mereka.

Tak kurang dari 250.000 orang mengungsi ke sekolah, gedung- gedung olahraga, dan bangunan lain milik pemerintah yang diubah fungsinya menjadi pusat penampungan. Sisanya tinggal bersama kerabat atau keluarga mereka.

Filipina mengalami sekitar 20 badai atau topan besar setiap musim penghujan. Topan dan badai itu biasanya bermula di perairan hangat Samudra Pasifik, kemudian meraung ke barat ke arah Filipina, berlanjut ke bagian Asia Tenggara lainnya. Topan juga kerap bergerak ke utara, menerjang Taiwan, China daratan, dan Jepang.

Salah satunya adalah Topan Haikui, yang menghantam China hari Rabu. Media lokal mengabarkan, Topan Haikui datang membawa angin berkecepatan 110 kilometer per jam, menewaskan sedikitnya dua orang dan menyebabkan kerusakan lebih dari 1 miliar dollar AS.

Kantor berita Xinhua melaporkan, topan itu mencapai daratan pada pagi hari di Provinsi Zhejiang, sebelah selatan Shanghai. Beruntung, sebelumnya pemerintah telah mengantisipasi dengan mengevakuasi hampir dua juta orang.

Media Shanghai melaporkan, kaca yang jatuh dari sebuah gedung menewaskan perempuan berusia 57 tahun. Seorang bocah lelaki kemudian tewas ketika sebuah pabrik tempat dirinya dan keluarganya berlindung roboh diterpa badai. Badai itu juga memutuskan sambungan listrik bagi 400.000 rumah tangga di Zhejiang dan merusak tanaman pangan. (Reuters/AFP/DI)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com