Bukan hanya itu, pengguna aplikasi ini bisa memasukkan lokasi tertentu (misalnya alamat rumah, kantor, atau sekolah), lalu memantau status pintu air yang berpengaruh pada lokasi tersebut. Hal ini diharapkan bisa menjadi informasi penting bagi warga untuk melakukan langkah pencegahan.
"Data yang digunakan dalam Siaga Banjir bersumber dari data publik yang ditampilkan pada halaman resmi beberapa dinas terkait, seperti contohnya halaman Pusdalops BPBD DKI Jakarta yang menampilkan status pintu air di Jakarta," kata Fauzan Helmi Sudaryanto, pengembang aplikasi ini.
Aplikasi Siaga Banjir dikembangkan oleh Tim Kawung Labs, Universitas Indonesia, yang terdiri dari Fauzan Helmi Sudaryanto, Enreina Annisa Rizkiasri, dan Riska Fadilla. Aplikasi ini telah tersedia di Google Play Store melalui tautan: https://play.google.com/store/apps/details?id=com.siagabanjir.
Aplikasi untuk Android ini sedang berkompetisi di Code for Resilience, sebuah kompetisi global yang diadakan Bank Dunia (Global Facility for Disaster Reduction and Recovery/GFDRR).
Siaga Banjir bersaing dengan berbagai aplikasi dari seluruh dunia untuk mendapatkan kesempatan berlaga di ajang final Code for Resilience. Untuk memberikan dukungan pada aplikasi karya anak bangsa ini, kunjungi http://siagabanjir.org/dukung dan klik tweet button pada halaman tersebut sebelum 17 Mei 2014.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.