Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Detik Kabisat, Apakah Segawat “Y2K"?

Kompas.com - 29/06/2015, 15:45 WIB
Oik Yusuf

Penulis

Sumber Blog MSDN
KOMPAS.com - Banyak perusahaan teknologi merasa khawatir dengan detik kabisat yang akan tiba pada 30 Juni 2015. Beberapa pihak menyamakannya dengan peristiwa “Y2K” alias Millenium Bug ketika kalender berpindah ke abad 21, pada tahun 2000 lalu.

Benarkah demikian? Ternyata tidak juga. Masalah detik kabisat sama sekali berbeda dari Y2K yang merupakan kesalahan pada penanggalan sistem komputer ketika itu yang menyingkat angka tahun dari empat menjadi dua digit.

Sebagian sistem komputer pun tak bisa membedakan antara tahun 2000 dan 1900 karena sama-sama berakhir dengan dua angka “00”. Akibatnya, sistem komputer bisa mengalami error berupa konflik penanggalan.

Kesalahan ini bisa berakibat fatal apabila menimpa komputer yang bertanggung jawab menangani hal penting berkaitan dengan tanggal, seperti data keuangan dan transaksi perbankan atau jadwal penerbangan.

Tapi nyatanya, saat pergantian ke tahun 2000, hanya ada segelintir kejadian minor yang dilaporkan. Keberadaan bug Y2K memang sudah diketahui sejak lama sebelumya, sehingga masalah tersebut bisa diantisipasi pihak-pihak terkait.

Demikian juga dengan detik kabisat. Kali terakhir ia terjadi pada 2012 lalu, detik kabisat memang sempat menimbulkan beberapa kekacauan kecil, tapi kini divisi TI perusahaan-perusahaan sudah mempersiapkan diri.

Sebagaimana tertulis dalam sebuah blog Microsoft yang dipublikasikan awal tahun ini, pengguna tak perlu khawatir dengan detik kabisat.

“Informasi waktu biasanya diperbarui tiap seminggu sekali (menggunakan Network Time Protocol atau NTP, saat terkoneksi ke internet)… Sebagai pengguna, Anda mungkin tak akan menyadari adanya satu detik ekstra atau mengalami dampak apapun,” tulis blog tersebut.

Tentang detik kabisat

Apa sebenarnya detik kabisat? Konsep dibaliknya serupa dengan tahun kabisat, di mana waktu satu hari sengaja ditambahkan ke bulan Februari (dari biasanya 28 menjadi 29 hari) di kalender.

Hal ini diperlukan karena waktu revolusi bumi mengelilingi matahari sebenarnya tidak tepat 365 hari, melainkan 365 hari, 5 jam, 48 menit, dan 46 detik, menurut informasi yang dihimpun KompasTekno dari Time and Date. Angka ini dibulatkan agar mudah dihitung.

Tapi akibatnya penghitungan kalender setiap tahun “meleset” hampir 6 jam. Dalam akumulasi 100 tahun, penghitungan kalendar pun bisa meleset 24 hari. Karena itulah, untuk mengejar selisih tersebut, satu hari ditambahkan ke bulan Februari pada tahun kabisat yang jatuh setiap 4 tahun sekali.

Nah, begitu pula dengan detik kabisat yang perlu ditambahkan ke sistem pengukur waktu universal terkoordinasi (UTC) karena satu hari lamanya tidak genap 24 jam atau 86.400 detik, melainkan lebih lama 0,002 detik karena rotasi bumi yang lebih lambat dan cenderung melambat dari tahun ke tahun.

Selisih kecil ini lama-kelamaan terakumulasi dan menyebabkan perbedaan yang semakin melebar antara pengukuran waktu UTC yang berbasis jam atom dengan rotasi bumi sebenarnya.

Sebab itulah, untuk alasan yang sama dengan tahun kabisat, detik kabisat perlu ditambahkan ke satuan UTC untuk menggenapkan penghitungan panjangnya waktu dalam satu hari agar kembali selaras dengan rotasi bumi.

Pada 30 Juni 2015 nanti, detik kabisat akan ditambahkan di saat-saat terakhir menjelang pergantian hari, pada pukul 23:59:59 waktu UTC (tanggal 1 Juli 2015, pukul 06:59:59 WIB). Ilustrasi penambahannya kurang lebih seperti di bawah.

1.  2015-06-30 23:59:57
2.  2015-06-30 23:59:58
3.  2015-06-30 23:59:59
4.  2015-06-30 23:59:60  <— detik kabisat
5.  2015-07-01 00:00:00

Jam seharusnya berjalan dari langkah ke-3 langsung menuju langkah ke-5. Detik kabisat disisipkan di antara keduanya.

Pada sistem komputer, dikhawatirkan ada beberapa elemen seperti program software dan server internet yang bisa mengalami error karena penghitungan waktu yang tidak biasa itu. Seperti dilaporkan terjadi pada 2012, kali terakhir detik kabisat ditambahkan sebelum tahun 2015. 

Namun, seperti yang disebut di atas, kali ini tak ada yang perlu dikhawatirkan karena para pelaku TI seperti Google dan Amazon sudah mempersiapkan diri untuk menangkal efek detik kabisat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Elon Musk Resmikan Internet Satelit Starlink di Indonesia

Elon Musk Resmikan Internet Satelit Starlink di Indonesia

Internet
Telkomsel Hadirkan Aneka Layanan dan Paket Khusus Haji

Telkomsel Hadirkan Aneka Layanan dan Paket Khusus Haji

Internet
Saingi AMD, Nvidia dan MediaTek Dikabarkan Bikin Chip Konsol Game

Saingi AMD, Nvidia dan MediaTek Dikabarkan Bikin Chip Konsol Game

Hardware
Cara Menjadwalkan Ulang dan Membatalkan Rapat di Google Meet

Cara Menjadwalkan Ulang dan Membatalkan Rapat di Google Meet

Software
Apa Itu Ambient Mode di YouTube dan Cara Mengaktifkannya?

Apa Itu Ambient Mode di YouTube dan Cara Mengaktifkannya?

Software
Komparasi: Samsung Galaxy S24 Vs Samsung Galaxy S24 Plus

Komparasi: Samsung Galaxy S24 Vs Samsung Galaxy S24 Plus

Gadget
Telkomsat Gandeng Starlink untuk Hadirkan Layanan Enterprise di Indonesia

Telkomsat Gandeng Starlink untuk Hadirkan Layanan Enterprise di Indonesia

e-Business
Cara Membagi Layar Laptop Menjadi 2 di Macbook dengan Mudah dan Praktis

Cara Membagi Layar Laptop Menjadi 2 di Macbook dengan Mudah dan Praktis

Software
Foto WhatsApp Tidak Ada di Galeri, Begini Cara Mengatasinya

Foto WhatsApp Tidak Ada di Galeri, Begini Cara Mengatasinya

Internet
Cara Melihat Status WhatsApp Tanpa Diketahui dengan Mudah dan Praktis

Cara Melihat Status WhatsApp Tanpa Diketahui dengan Mudah dan Praktis

e-Business
Samsung Sindir Iklan Apple iPad Pro: Kreativitas Tak Bisa Dihancurin

Samsung Sindir Iklan Apple iPad Pro: Kreativitas Tak Bisa Dihancurin

e-Business
Microsoft Bikin Controller Xbox Khusus Penyandang Disabilitas, Bisa Dicopot dan Disusun Sesuai Kebutuhan

Microsoft Bikin Controller Xbox Khusus Penyandang Disabilitas, Bisa Dicopot dan Disusun Sesuai Kebutuhan

Game
Elon Musk Tiba di Bali untuk Resmikan Starlink di Indonesia

Elon Musk Tiba di Bali untuk Resmikan Starlink di Indonesia

e-Business
Cara Membuat Tulisan Bergaris Bawah di WhatsApp dengan Mudah dan Praktis

Cara Membuat Tulisan Bergaris Bawah di WhatsApp dengan Mudah dan Praktis

Software
Rutinitas CEO Nvidia Jensen Huang, Kerja 14 Jam Sehari dan Sering Makan di Kantin Bareng Karyawan

Rutinitas CEO Nvidia Jensen Huang, Kerja 14 Jam Sehari dan Sering Makan di Kantin Bareng Karyawan

e-Business
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com