Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenkominfo Siap Subsidi Operator di Perbatasan

Kompas.com - 16/08/2015, 18:42 WIB
Yoga Hastyadi Widiartanto

Penulis

SEBATIK, KOMPAS.com - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menyatakan kesiapannya untuk memberikan subsidi bagi para operator telekomunikasi yang mau membangun jaringan di perbatasan Indonesia. Subsidi tersebut rencananya bakal menggunakan dana universal obligation service (USO).

Dana USO adalah dana kewajiban pelayanan umum yang dikumpulkan dari para operator layanan telekomunikasi, dengan besaran 1,25 persen dari total pendapatan. Dana ini sempat mengalami masalah di masa lalu, namun kini didesain ulang untuk pengembangan jaringan telekomunikasi di pelosok.

Dengan demikian, operator yang mau membangun di daerah pelosok tidak dibiarkan sendirian. Misalnya saat membangun base transceiver station (BTS), Kemenkominfo akan membantu dari sisi ketersediaan listrik, pemerintah daerah diajak membantu menyediakan lahan, operator menyediakan alat transmisi sinyal, dan mengajak perusahaan lain untuk membangun menara yang dibutuhkan.

Direktur Balai Penyedia dan Pengelola Pembiayaan Telekomunikasi dan Informatika (BP3TI), Kemenkominfo, Wayan Toni Supriyanto mengatakan tahun ini dana USO sudah terkumpul Rp 8,1 triliun. Dari total itu sejumlah Rp 250 miliar dipakai sebagai dana subsidi pembangunan 125 BTS di perbatasan Indonesia.

"Kami sedang melaksanakan program Nawacita untuk mendorong pertumbuhan daerah perbatasan. Jadi kami ikut mendorong semua operator untuk hadir di daerah perbatasan, seperti di Sumatera, Kalimantan, Papua atau Nusa Tenggara Timur," ujarnya saat ditemui di Sebatik, Sabtu (15/8/2015).

"Rencananya sampai akhir tahun kami ingin membangun 125 BTS seperti ini dengan dana sebesar Rp 250 miliar. Lokasinya ditentukan oleh Badan Nasional Pengelola Perbatasan," jelas Wayan.

Salah satu BTS jenis ini terdapat di desa Balansiku, Pulau Sebatik, Nunukan, Kalimantan Utara. Pulau tersebut adalah salah satu wilayah Indonesia yang berbatasan langsung dengan Malaysia.

Operator telekomunikasi Telkomsel baru-baru ini juga menyatakan kehadirannya di Pulau Sebatik. Mereka menyediakan 16 BTS 3G yang dapat dipakai untuk mengakses internet cepat dan 20 BTS 2G untuk layanan komunikasi dasar.

Menurut Wayan, sejauh ini baru Telkomsel saja yang bersedia membangun infrastruktur di daerah terpencil seperti itu. Sedangkan operator lainnya, seperti Indosat, XL Axiata, Hutchison Tri Indonesia dan Smartfren cenderung memilih daerah yang potensi bisnisnya tinggi.

Director Sales Telkomsel, Mas'ud Khamid mengakui penyediaan infrastruktur daerah perbatasan memang tak mudah. Di Pulau Sebatik saja mereka harus mendatangkan BTS Combat dalam kondisi utuh.

BTS tersebut dikirimkan dari pelabuhan Semarang melalui jalur laut. Setelah sampai ke tujuan, BTS masih harus diangkut melalui jalan darat menuju ke site masing-masing. Sementara di lokasi lain yang tak memiliki jalur darat, alat pemancar sinyal itu mesti diangkut melalui sungai.

Setelah BTS berdiri pun masih harus ada operasional yang dijaga. Antara lain adalah pasokan listrik, baik melalui PLN atau menggunakan generator bermesin diesel.

"Satu BTS itu membutuhkan (operasional) sekitar Rp 40 juta sebulan, itu nggak di kota nggak di desa rata-ratanya segitu," ujar Mas'ud.

Selain Pulau Sebatik, Telkomsel mengklaim telah menggelar layanan di pulau terdepan yang berbatasan dengan Papua Nugini (Merauke dan Jayapura), Australia (Pulau Rote), Timor Leste (Atambua), Filipina (Sangihe), Malaysia (Sebatik-Nunukan), Singapura (Batam), dan Vietnam (Kepulauan Natuna). Totalnya ada 480 BTS yang disebarkan ke daerah-daerah tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Saingi AMD, Nvidia dan MediaTek Dikabarkan Bikin Chip Konsol Game

Saingi AMD, Nvidia dan MediaTek Dikabarkan Bikin Chip Konsol Game

Hardware
Cara Menjadwalkan Ulang dan Membatalkan Rapat di Google Meet

Cara Menjadwalkan Ulang dan Membatalkan Rapat di Google Meet

Software
Apa Itu Ambient Mode di YouTube dan Cara Mengaktifkannya?

Apa Itu Ambient Mode di YouTube dan Cara Mengaktifkannya?

Software
Komparasi: Samsung Galaxy S24 Vs Samsung Galaxy S24 Plus

Komparasi: Samsung Galaxy S24 Vs Samsung Galaxy S24 Plus

Gadget
Telkomsat Gandeng Starlink untuk Hadirkan Layanan Enterprise di Indonesia

Telkomsat Gandeng Starlink untuk Hadirkan Layanan Enterprise di Indonesia

e-Business
Cara Membagi Layar Laptop Menjadi 2 di Macbook dengan Mudah dan Praktis

Cara Membagi Layar Laptop Menjadi 2 di Macbook dengan Mudah dan Praktis

Software
Foto WhatsApp Tidak Ada di Galeri, Begini Cara Mengatasinya

Foto WhatsApp Tidak Ada di Galeri, Begini Cara Mengatasinya

Internet
Cara Melihat Status WhatsApp Tanpa Diketahui dengan Mudah dan Praktis

Cara Melihat Status WhatsApp Tanpa Diketahui dengan Mudah dan Praktis

e-Business
Samsung Sindir Iklan Apple iPad Pro: Kreativitas Tak Bisa Dihancurin

Samsung Sindir Iklan Apple iPad Pro: Kreativitas Tak Bisa Dihancurin

e-Business
Microsoft Bikin Controller Xbox Khusus Penyandang Disabilitas, Bisa Dicopot dan Disusun Sesuai Kebutuhan

Microsoft Bikin Controller Xbox Khusus Penyandang Disabilitas, Bisa Dicopot dan Disusun Sesuai Kebutuhan

Game
Elon Musk Tiba di Bali untuk Resmikan Starlink di Indonesia

Elon Musk Tiba di Bali untuk Resmikan Starlink di Indonesia

e-Business
Cara Membuat Tulisan Bergaris Bawah di WhatsApp dengan Mudah dan Praktis

Cara Membuat Tulisan Bergaris Bawah di WhatsApp dengan Mudah dan Praktis

Software
Rutinitas CEO Nvidia Jensen Huang, Kerja 14 Jam Sehari dan Sering Makan di Kantin Bareng Karyawan

Rutinitas CEO Nvidia Jensen Huang, Kerja 14 Jam Sehari dan Sering Makan di Kantin Bareng Karyawan

e-Business
Penjualan Sony PlayStation 5 Turun, Tapi Lebih Laris dari Xbox S/X

Penjualan Sony PlayStation 5 Turun, Tapi Lebih Laris dari Xbox S/X

Game
Google Umumkan Fitur Keamanan Baru di Android 15

Google Umumkan Fitur Keamanan Baru di Android 15

Software
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com