Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Punya Mobil dan Motor, Grab "Pede" Hadapi GoJek

Kompas.com - 03/03/2016, 10:35 WIB
Fatimah Kartini Bohang

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com —
Industri ride-sharing di Indonesia sedang berkembang pesat. Setidaknya, ada tiga pemain utama yang paling kompetitif, yakni Grab, Uber, dan Go-Jek.

Saat ini, Uber hanya melayani pemesanan kendaraan roda empat, sementara Go-Jek khusus untuk roda dua. Hal tersebut membuat Grab percaya diri mengungguli kedua pesaingnya karena menggabungkan dua jenis kendaraan itu dalam satu layanan.

"Grab adalah layanan pertama di dunia yang menyediakan lini moda transportasi paling banyak. Kekuatan kami adalah fleksibilitas," kata Managing Director Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata, Rabu (2/3/2016) di Restoran Seribu Rasa, Jakarta.

Diketahui, Grab memang punya tiga lini pemesanan kendaraan dalam kota, yakni taksi (GrabTaxi), mobil (GrabCar), dan motor (GrabBike).

"Kalau lagi macet dan buru-buru, pengguna bisa pesan GrabBike. Kalau lagi hujan, bisa pesan GrabCar atau GrabTaxi. Pengguna diberi banyak pilihan," ia menuturkan.

Kehadiran UberMoto

Meski begitu, Grab juga perlu mawas diri. Pasalnya, beberapa saat lalu, Uber telah meluncurkan layanan pemesanan roda dua bertajuk "UberMoto" di Thailand.

Tak menutup kemungkinan, layanan itu bakal menyambangi Indonesia. Jika terjadi, fleksibilitas tak lagi eksklusif milik Grab.

Ridzki mengatakan, Grab sudah siap untuk kemungkinan tersebut. Pihaknya sadar, layanan ojek online bisa jadi membeludak pada 2016.

Jika saat ini pemain utamanya cuma GrabBike dan Go-Jek, bisa jadi UberMoto akan turut mendominasi ketika masuk Indonesia.

Maka dari itu, GrabBike memasang target pangsa pasar 50 persen dari yang saat ini masih 35 persen atau masih dirajai Go-Jek. Meski terbilang tak ambisius, target itu sudah diperhitungkan dengan kemunculan pemain kuat baru.

"Ketika membuat planning ini (target 50 persen), kami mengantisipasi ada player-player lain yang bermunculan. Kalaupun ada, kami sudah siap," kata dia.

Untuk mencapai target itu, Grab tak menggunakan strategi perang harga. Ridzki mengklaim, Grab lebih fokus meningkatkan kualitas layanannya demi kenyamanan pengguna.

Di ranah keamanan, Grab bakal meluncurkan fitur baru dalam waktu dekat. Mekanismenya belum diumbar secara spesifik.

Adapun di sisi pengoperasian, Grab telah melakukan beberapa pembaruan berbarengan dengan rebranding beberapa saat lalu.

Ada "personalized booking services" yang mematrikan otomatis rute rutin pengguna. Dengan ini, pengguna tak perlu repot mengetik kembali destinasi ketika hendak memesan Grab.

Lalu ada "auto-try". Fitur itu memproses kembali pemesanan jika pengguna gagal mendapat tumpangan pada percobaan pertama. Ada juga "faster sign-up" untuk pendaftaran pengguna baru yang lebih praktis via Facebook.

Soal pembayaran, Grab sudah menghadirkan pilihan yang lebih beragam via kartu kredit, kartu debit, ataupun tunai.

Tak mau jadi marketplace

Tahun 2016 juga dipatok sebagai tahun ekspansi bisnis bagi Grab. Namun, Grab tak ingin memperluas bisnis di luar pemesanan transportasi seperti yang dilakukan Go-Jek.

Diketahui, meski Go-Jek seyogianya adalah layanan pemesanan ojek, ada beberapa fitur lain pada aplikasinya yang juga menawarkan fleksibilitas.

Misalnya, "Go-Glam" untuk memesan jasa kecantikan, "Go-Massage" untuk relaksasi, "Go-Food" untuk pesan makanan, "Go-Box" untuk bongkar muat barang saat pindahan rumah atau kantor, serta "Go-Mart" untuk membeli kebutuhan rumah tangga.

Ditilik dari fiturnya, Go-Jek kini tak ubahnya layanan marketplace. Pengguna hanya perlu smartphone dan aplikasi Go-Jek untuk melihat katalog barang dan membelinya.

Grab menekankan, mereka tak akan membuntuti strategi Go-Jek. Sejak awal dan saat ini, kata Ridzki, fokus Grab adalah mempermudah transportasi manusia.

"Konsentrasi kami adalah transporting people," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com