Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
AMP vs Instant Article

Adu Berita Cepat lewat Google AMP versus "Instant Article" Facebook

Kompas.com - 18/03/2016, 08:00 WIB

Tim Redaksi

Dasar dari AMP adalah jaringan distribusi konten (CDN) atau mendekatkan konten dengan pengguna sehingga lebih sedikit waktu yang dibutuhkan untuk memuat sebuah situs. 


Memastikan agar sebuah situs bisa kompatibel dengan AMP membutuhkan pemrograman yang sederhana sehingga pengelola situs berita mengirimkan konten ke server milik Google sehingga jika nantinya ada pengguna yang memasukkan kata kunci yang relevan, artikel tersebut bisa dimuat lebih cepat.

Google pun tampak mendorong agar AMP menjadi standar di masa mendatang karena langkahnya yang memprioritaskan konten yang sesuai dengan AMP untuk ditampilkan di atas daftar pencarian yang ada selama ini.

Dengan demikian, pengelola situs yang menerapkan AMP akan memiliki peluang agar kontennya dibaca lebih banyak daripada yang tidak.

Ronny Sugiadha, Chief Marketing Officer Kaskus, menuturkan bahwa mereka membutuhkan waktu seminggu untuk implementasi teknologi AMP ke situs forum terbesar di Indonesia saat ini. Mereka tengah bereksperimen untuk meluncurkan fitur berita yang mudah diakses dari daftar pencarian.

Tanda khusus

Persamaan ketiga dari AMP dan Instant Article terletak pada logo yang digunakan. Keduanya menggunakan ikon petir untuk menunjukkan kecepatan sebuah artikel bisa dimuat.

Serupa dengan AMP, konten di Facebook yang mengimplementasikan fitur Instant Article akan mudah ditemukan di antara puluhan atau ratusan konten yang diamati setiap hari. Caranya cari saja ikon petir di ujung kanan atas.

Begitu disentuh, isi berita segera termuat dalam halaman selanjutnya dengan transisi yang mulus tanpa harus berganti ke peramban internet dengan bilah indikator bahwa konten sedang dimuat.

Dengan tampilan minimalis, yakni latar belakang warna putih, pembaca tetap bisa membaca konten secara utuh, mengamati gambar, menonton video yang berjalan otomatis begitu tiba di layar, atau berinteraksi dengan peta dari layanan pihak ketiga seperti Google Maps.

Sebelum fitur Instant Article diperkenalkan, membuka tautan yang ada di linimasa Facebook setidaknya membutuhkan waktu hingga 8 detik. Pengalaman itu yang ingin ditingkatkan agar lebih cepat dan lancar.

Kekhawatiran bahwa fitur ini akan mengalihkan arus pengunjung ke situs atau memengaruhi impresi iklan ditepis oleh Facebook.

Diutarakan oleh Kepala Bagian Kerja Sama untuk Media dan Penerbitan Facebook Asia, Ken Teh, mereka memastikan bahwa setiap artikel yang dibaca melalui layanan itu tetap akan dihitung di situs utama.

"Untuk iklan, penerbit bisa memasang iklan mereka sendiri tanpa harus berbagi dengan pihak lain, atau memanfaatkan jaringan iklan Facebook Audience Network dengan pembagian keuntungan jika kesulitan mencari iklan. Opsi ketiga adalah gabungan dari dua metode iklan," kata Teh.

Saat ini, Facebook sudah bekerja sama dengan beberapa media daring di Indonesia untuk menggelar fitur Instant Article. Implementasi memang belum sampai sebulan sehingga belum bisa diketahui efektivitasnya ataupun bagaimana pengaruh terhadap kebiasaan pengguna internet di Tanah Air.

Menurut Teh, Facebook menyediakan beberapa fitur yang bisa dimanfaatkan oleh pengelola halaman Facebook dari sebuah media massa seperti pencarian video lebih baik, menyiarkan video langsung, dan video 360 derajat.

Monetisasi yang dilakukan Facebook berasal dari arus iklan yang dipasang di sela konten-konten yang sedang dipelototi oleh para pembaca masing-masing.

AMP ataupun Instant Article memang tidak berada pada lintasan yang sama. AMP di peramban, sementara Instant Article di aplikasi mereka.

Keduanya kemungkinan tidak akan pernah berhadapan dan pengelola media massa bisa memilih salah satu sebagai kanal distribusi konten mereka atau justru menggunakan keduanya tanpa khawatir apa pun.

Yang pasti, kompetisi dua produk yang sama-sama menyasar media daring ini justru memberi manfaat berupa dukungan teknologi yang membuat mereka memiliki daya saing lebih.

Yang harus khawatir adalah mereka yang belum memutuskan untuk memakai atau justru tidak siap menghadapi dampak yang dibawa dari fitur ini.


Artikel ini pernah dimuat di Kompas Siang edisi Rabu (17/3/2016) dengan judul Adu Berita Cepat lewat AMP dan Instant Article.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Elon Musk Resmikan Internet Satelit Starlink di Indonesia

Elon Musk Resmikan Internet Satelit Starlink di Indonesia

Internet
Telkomsel Hadirkan Aneka Layanan dan Paket Khusus Haji

Telkomsel Hadirkan Aneka Layanan dan Paket Khusus Haji

Internet
Saingi AMD, Nvidia dan MediaTek Dikabarkan Bikin Chip Konsol Game

Saingi AMD, Nvidia dan MediaTek Dikabarkan Bikin Chip Konsol Game

Hardware
Cara Menjadwalkan Ulang dan Membatalkan Rapat di Google Meet

Cara Menjadwalkan Ulang dan Membatalkan Rapat di Google Meet

Software
Apa Itu Ambient Mode di YouTube dan Cara Mengaktifkannya?

Apa Itu Ambient Mode di YouTube dan Cara Mengaktifkannya?

Software
Komparasi: Samsung Galaxy S24 Vs Samsung Galaxy S24 Plus

Komparasi: Samsung Galaxy S24 Vs Samsung Galaxy S24 Plus

Gadget
Telkomsat Gandeng Starlink untuk Hadirkan Layanan Enterprise di Indonesia

Telkomsat Gandeng Starlink untuk Hadirkan Layanan Enterprise di Indonesia

e-Business
Cara Membagi Layar Laptop Menjadi 2 di Macbook dengan Mudah dan Praktis

Cara Membagi Layar Laptop Menjadi 2 di Macbook dengan Mudah dan Praktis

Software
Foto WhatsApp Tidak Ada di Galeri, Begini Cara Mengatasinya

Foto WhatsApp Tidak Ada di Galeri, Begini Cara Mengatasinya

Internet
Cara Melihat Status WhatsApp Tanpa Diketahui dengan Mudah dan Praktis

Cara Melihat Status WhatsApp Tanpa Diketahui dengan Mudah dan Praktis

e-Business
Samsung Sindir Iklan Apple iPad Pro: Kreativitas Tak Bisa Dihancurin

Samsung Sindir Iklan Apple iPad Pro: Kreativitas Tak Bisa Dihancurin

e-Business
Microsoft Bikin Controller Xbox Khusus Penyandang Disabilitas, Bisa Dicopot dan Disusun Sesuai Kebutuhan

Microsoft Bikin Controller Xbox Khusus Penyandang Disabilitas, Bisa Dicopot dan Disusun Sesuai Kebutuhan

Game
Elon Musk Tiba di Bali untuk Resmikan Starlink di Indonesia

Elon Musk Tiba di Bali untuk Resmikan Starlink di Indonesia

e-Business
Cara Membuat Tulisan Bergaris Bawah di WhatsApp dengan Mudah dan Praktis

Cara Membuat Tulisan Bergaris Bawah di WhatsApp dengan Mudah dan Praktis

Software
Rutinitas CEO Nvidia Jensen Huang, Kerja 14 Jam Sehari dan Sering Makan di Kantin Bareng Karyawan

Rutinitas CEO Nvidia Jensen Huang, Kerja 14 Jam Sehari dan Sering Makan di Kantin Bareng Karyawan

e-Business
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com