KOMPAS.com - Pasaran tablet sedang lesu. Firma riset pasar IDC mencatat pengapalan gadget tersebut menurun sebesar 8,5 persen pada kuartal pertama 2017 dibanding kuartal yang sama di tahun sebelumnya. Angkanya dari 39,6 juta unit menjadi 36,2 juta unit.
Ini berarti, pengapalan tablet global mengalami penurunan selama 10 kuartal berturut-turut, atau lebih dari dua tahun. Pasar tablet di lima kuartal sebelumnya bahkan mencatat penurunan sebesar dua digit.
Ada apa di balik turunnya pasaran tablet? Menurut IDC, konsumen pada umumnya cenderung jarang melakukan upgrade tablet dengan membeli perangkat baru.
“Kami percaya ini disebabkan oleh meningkatnya ketergantungan tergadap smartphone, serta minimnya perkembangan teknologi dan faktor bentuk (tablet),” sebut Ryan Reith dari IDC Mobile Quarterly Mobile Device Trackers.
iPad masih meraja
Sebagai pelolopor pasaran tablet (melalui iPad pada 2010), Apple masih mengusai poisisi teratas kendari pegapalan unitnya tercatat menurun sebesar 13 persen dibanding tahun lalu.
Setelahnya secara berturut-turut muncul nama Huawei, Amazon.com, dan Lenovo, sebagaimana dirangkum KompasTekno dari GSM Arena, Senin (8/5/2017).
IDC membagi pasaran tablet ke dalam dua kategori, yakni slate alias tablet “polos” tanpa aksesori, dan “detachable” yang dibekali dengan keyboard.
Dari keduanya, pasaran slate terus menurun sementara detachable cenderung stabil, namun mulai terancam oleh perangkat PC jenis notebook convertible yang bisa berubah menjadi tablet.
Baca: Pasar Tablet Menipis, iPad Tetap Terlaris
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.