Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Reska K. Nistanto

Wartawan teknologi dan pehobi dunia penerbangan.

kolom

Memahami Keputusan Pilot yang Batalkan Pendaratan di Bandara Soetta

Kompas.com - 22/06/2017, 15:07 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
Editor Deliusno

Nah, karena proses takeoff-landing ini adalah sebuah koreografi, maka dibutuhkan kerja sama dari semua agar koreografi ini berjalan lancar. ATC mengatur jarak separasi, pilot mendaratkan atau menerbangkan pesawat dengan sempurna dalam slot waktu yang diberikan.

Koreografi akan menjadi kacau jika salah satu pihak yang terlibat dalam proses takeoff/landing tadi ada yang mengalami kendala, seperti waktu takeoff yang butuh persiapan lebih lama, kontak radio yang macet (jamming), atau pembatalan takeoff akibat kendala teknis.

Tentunya semua berharap setiap penerbangan berjalan mulus-mulus saja. Namun kendala teknis terkadang tiba-tiba muncul. Hal-hal seperti inilah yang mengacaukan koreografi takeoff-landing di suatu bandara. Untuk itulah, pilot dilatih melakukan manuver go-around demi keselamatan.

Jadi apakah manuver go-around itu berbahaya, pesawat nyaris bertabrakan? Tidak. Go-around adalah hasil dari koordinasi dan pertimbangan yang matang, ada komunikasi intens di belakangnya.

Berbagi informasi yang komprehensif

Hal kedua yang ingin saya soroti adalah tentang membagi informasi di media sosial, tanpa data atau pengetahun yang komprehensif lengkap. Pengalaman go-around bagi orang awam bisa jadi tidak menyenangkan, terlebih jika pilot menginformasikan masih ada pesawat di landasan.

Bayangan yang seketika terlintas di benak penumpang tentunya, pesawat nyaris bertabrakan! Padahal di dalam kokpit sana, komunikasi dan koordinasi intens sudah terjadi sejak lama.

Penumpang hanya tahu soal output-nya saja, yakni manuver go-around akibat masih adanya traffic pesawat lain di runway.

Selain pilot dan ATC yang terlibat, tidak ada penumpang yang tahu soal bagaimana komunikasi antar ATC dengan pesawat-pesawat lainnya? Benarkah clearance untuk landing sudah diberikan? Di ketinggian berapa pilot memutuskan go-around? Berapa minimum decision altitude (MDA) di bandara Soekarno-Hatta?

Baca: Beredar Kabar Sinyal Ponsel Bisa Matikan Turbin Pesawat, Benarkah?

Soal clearance untuk mendarat yang diberi ATC, clearance sebenarnya bukan perintah, melainkan otorisasi yang masih bisa dibatalkan. Di ketinggian berapa pun, jika pilot merasa tidak aman, mereka berhak memutuskan untuk go-around saat mendarat, bahkan ketika roda sudah mendarat di aspal runway sekalipun.

Jadi, janganlah mengambil kesimpulan sendiri atas suatu kejadian, terlebih menyangkut dunia penerbangan yang semuanya full-regulated. Biasakan mencari informasi yang komprehensif sebelum membaginya di media sosial.

Bisa dimaklumi jika penumpang ingin segera mendarat di tujuan. Namun percayalah, pilot dan awak kabin pun juga ingin mendarat tiba di tujuan dengan selamat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang



Terkini Lainnya

Mau Pakai Starlink, Siapkan Kartu Kredit dan Rp 8 Jutaan untuk Pembayaran Pertama

Mau Pakai Starlink, Siapkan Kartu Kredit dan Rp 8 Jutaan untuk Pembayaran Pertama

e-Business
HP Oppo yang Sanggup Belah Durian Bisa Dibeli di Indonesia, Harga Rp 2 Jutaan

HP Oppo yang Sanggup Belah Durian Bisa Dibeli di Indonesia, Harga Rp 2 Jutaan

Gadget
Selamat Tinggal Twitter.com, X.com Resmi Ambil Alih

Selamat Tinggal Twitter.com, X.com Resmi Ambil Alih

Software
'PUBG Mobile' 3.2 Dirilis, Bawa Mode Baru 'Mecha Fusion'

"PUBG Mobile" 3.2 Dirilis, Bawa Mode Baru "Mecha Fusion"

Game
Bukti Tablet Xiaomi Redmi Pad Pro Segera Masuk Indonesia

Bukti Tablet Xiaomi Redmi Pad Pro Segera Masuk Indonesia

Gadget
Belum Banyak yang Tahu, Logo Apple di iPad Pro 2024 Punya Fungsi 'Tersembunyi'

Belum Banyak yang Tahu, Logo Apple di iPad Pro 2024 Punya Fungsi "Tersembunyi"

Hardware
Game 'GTA 6' Dipastikan Meluncur September-November 2025

Game "GTA 6" Dipastikan Meluncur September-November 2025

Game
Instagram Vs Instagram Lite, Apa Saja Perbedaannya?

Instagram Vs Instagram Lite, Apa Saja Perbedaannya?

Software
Menjajal Langsung Huawei MatePad 11.5'S PaperMatte Edition, Tablet yang Tipis dan Ringkas

Menjajal Langsung Huawei MatePad 11.5"S PaperMatte Edition, Tablet yang Tipis dan Ringkas

Gadget
Game PlayStation 'Ghost of Tsushima Director's Cut' Kini Hadir di PC

Game PlayStation "Ghost of Tsushima Director's Cut" Kini Hadir di PC

Game
iPhone dan iPad Bakal Bisa Dikendalikan dengan Pandangan Mata

iPhone dan iPad Bakal Bisa Dikendalikan dengan Pandangan Mata

Gadget
Daftar Harga Gift TikTok Terbaru 2024 dari Termurah hingga Termahal

Daftar Harga Gift TikTok Terbaru 2024 dari Termurah hingga Termahal

e-Business
Membandingkan Harga Internet Starlink dengan ISP Lokal IndiHome, Biznet, dan First Media

Membandingkan Harga Internet Starlink dengan ISP Lokal IndiHome, Biznet, dan First Media

Internet
Rutinitas CEO Nvidia Jensen Huang, Kerja 14 Jam Sehari dan Banyak Interaksi dengan Karyawan

Rutinitas CEO Nvidia Jensen Huang, Kerja 14 Jam Sehari dan Banyak Interaksi dengan Karyawan

e-Business
Smartphone Meizu 21 Note Meluncur dengan Flyme AIOS, Software AI Buatan Meizu

Smartphone Meizu 21 Note Meluncur dengan Flyme AIOS, Software AI Buatan Meizu

Gadget
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com