Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China Mau Bangun Jaringan Komunikasi Anti-retas

Kompas.com - 25/07/2017, 19:03 WIB
Fatimah Kartini Bohang

Penulis

Sumber BBC

KOMPAS.com - Di era teknologi canggih dengan modus peretasan yang semakin beragam, China berencana meluncurkan jaringan komunikasi yang tak bisa diretas alias unhackable. Setidaknya, ketika ada indikasi peretasan, sistem jaringan akan lebih cepat mendeteksinya.

Jaringan komunikasi yang unhackable atau anti-retas itu memanfaatkan teknologi yang disebut quantum cryptography, sebagaimana dilaporkan BBC dan dihimpun KompasTekno, Selasa (25/7/2017).

Sebagai permulaan, jaringan komunikasi dengan quantum cryptography bakal diimplementasi di kota Jinan. Tak kurang dari 200 pengguna dari sektor militer, pemerintah, keuangan, dan listrik, bakal mampu mengirim pesan yang aman tanpa gangguan peretas.

Lantas, bagaimana mekanisme kerja quantum cryptography? Perlu dicatat bahwa metode quantum cryptography adalah langkah terobosan radikal dari metode enkripsi tradisional.

Gambaran kasarnya, enkripsi tradisional bakal menyembunyikan kunci yang diperlukan untuk membaca pesan Anda ke orang tujuan. Kunci tersebut merupakan kombinasi numerik yang rumit.

Meski demikian, enkripsi memiliki masa hidup dan lama-kelamaan semakin rentan. Berbeda dengan quantum cryptography yang lebih terstruktur dan kompleks.

Ketika mengirim pesan dengan metode kuantum kriptografi, pertama-tama yang dikirim adalah kunci yang tertanam dalam partikel cahaya secara terpisah.

Ketika kuncinya sudah aman, baru pesan yang terenkripsi dikirim. Jika ada peretas yang mencoba menyadap kunci yang tertanam pada partikel cahaya, sistem akan mengubah atau menghancurkannya.

Dengan begitu, pengirim dan penerima akan lebih cepat mendeteksi bahwa ada upaya peretasan sebelum isi pesan benar-benar diretas.

Bukan hal baru

Penelitian tentang metode kuantum kriptografi sebenarnya bukanlah hal baru dan buka ide murni dari China. Hanya saja, China yang serius mengembangkannya.

Eropa ketinggalan kapal,” kata Profesor Anton Zeilinger dari Vienna University, Austria. Ia adalah salah satu yang memprakarsai penelitian tentang fisika kuantum.

Anton Zeilinger mengatakan telah berupaya meyakinkan Uni Eropa pada awal 2004 tentang pentingnya proyek-proyek berbasis kuantum. Ia minta pendanaan untuk pengembangan penelitian, tetapi tak direspons.

“Eropa telah menyeret kaki dan ini menghambat kami untuk berkompetisi,” ujarnya.

Membangun jaringan komunikasi Jinan memang bukan sesuatu yang murah. Terlebih lagi proyek itu bukan untuk pasar komersial. Sulit mendapatkan investor sehingga harus benar-benar keluar dari duit pemerintah.

“Harus diakui ketika China berinvestasi pada sesuatu, mereka punya kekuatan finansial dan sumber daya manusia yang barangkali paling kuat di dunia kecuali jika disandingkan dengan militer AS,” kata Valerio Scarani, yakni ahli fisika dari Centre for Quantum Technologies, National University of Singapore.

Belum jelas kapan proyek jaringan komunikasi Jinan ini diluncurkan resmi. Kita tunggu saja.  

Baca: China Paksa Warga Minoritas Install Spyware di Smartphone

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Saingi AMD, Nvidia dan MediaTek Dikabarkan Bikin Chip Konsol Game

Saingi AMD, Nvidia dan MediaTek Dikabarkan Bikin Chip Konsol Game

Hardware
Cara Menjadwalkan Ulang dan Membatalkan Rapat di Google Meet

Cara Menjadwalkan Ulang dan Membatalkan Rapat di Google Meet

Software
Apa Itu Ambient Mode di YouTube dan Cara Mengaktifkannya?

Apa Itu Ambient Mode di YouTube dan Cara Mengaktifkannya?

Software
Komparasi: Samsung Galaxy S24 Vs Samsung Galaxy S24 Plus

Komparasi: Samsung Galaxy S24 Vs Samsung Galaxy S24 Plus

Gadget
Telkomsat Gandeng Starlink untuk Hadirkan Layanan Enterprise di Indonesia

Telkomsat Gandeng Starlink untuk Hadirkan Layanan Enterprise di Indonesia

e-Business
Cara Membagi Layar Laptop Menjadi 2 di Macbook dengan Mudah dan Praktis

Cara Membagi Layar Laptop Menjadi 2 di Macbook dengan Mudah dan Praktis

Software
Foto WhatsApp Tidak Ada di Galeri, Begini Cara Mengatasinya

Foto WhatsApp Tidak Ada di Galeri, Begini Cara Mengatasinya

Internet
Cara Melihat Status WhatsApp Tanpa Diketahui dengan Mudah dan Praktis

Cara Melihat Status WhatsApp Tanpa Diketahui dengan Mudah dan Praktis

e-Business
Samsung Sindir Iklan Apple iPad Pro: Kreativitas Tak Bisa Dihancurin

Samsung Sindir Iklan Apple iPad Pro: Kreativitas Tak Bisa Dihancurin

e-Business
Microsoft Bikin Controller Xbox Khusus Penyandang Disabilitas, Bisa Dicopot dan Disusun Sesuai Kebutuhan

Microsoft Bikin Controller Xbox Khusus Penyandang Disabilitas, Bisa Dicopot dan Disusun Sesuai Kebutuhan

Game
Elon Musk Tiba di Bali untuk Resmikan Starlink di Indonesia

Elon Musk Tiba di Bali untuk Resmikan Starlink di Indonesia

e-Business
Cara Membuat Tulisan Bergaris Bawah di WhatsApp dengan Mudah dan Praktis

Cara Membuat Tulisan Bergaris Bawah di WhatsApp dengan Mudah dan Praktis

Software
Rutinitas CEO Nvidia Jensen Huang, Kerja 14 Jam Sehari dan Sering Makan di Kantin Bareng Karyawan

Rutinitas CEO Nvidia Jensen Huang, Kerja 14 Jam Sehari dan Sering Makan di Kantin Bareng Karyawan

e-Business
Penjualan Sony PlayStation 5 Turun, Tapi Lebih Laris dari Xbox S/X

Penjualan Sony PlayStation 5 Turun, Tapi Lebih Laris dari Xbox S/X

Game
Google Umumkan Fitur Keamanan Baru di Android 15

Google Umumkan Fitur Keamanan Baru di Android 15

Software
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com