Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Makin Canggih, AI Google Bisa Deteksi Penyakit Jantung

Kompas.com - 21/02/2018, 12:20 WIB
Fatimah Kartini Bohang,
Reza Wahyudi

Tim Redaksi

Sumber The Verge

KOMPAS.com - Google telah menemukan cara baru dan simpel untuk mendeteksi risiko penyakit jantung manusia, yakni melalui pemindaian mata. Hal ini dimungkinkan teknologi artificial intelligence (AI) yang dikembangkan Google bersama Verily, anak usahanya di sektor kesehatan berbasis teknologi (health-tech).

Hasil pemindaian mata yang diperhatikan adalah bagian belakang. Ada banyak sekali data yang bisa didapat dari sana, mencakup usia, tekanan darah, hingga kebiasaan merokok.

Beragam data itu bisa dianalisis lebih lanjut oleh algoritma pada machine learning (ML) untuk memprediksi risiko serangan jantung. Sistem ini diklaim memiliki akurasi tinggi, bahkan menyamai hasil tes yang membutuhkan pengambilan darah di rumah sakit tradisional.

“Mereka (Google) mengambil data dari satu faktor klinis dan mendapatkan lebih banyak dari metode yang digunakan selama ini,” kata peneliti kesehatan dari University of Adelaide, Luke Oakden-Rayner.

“Bukannya menggantikan peran dokter, tetapi memperluas apa yang sebenarnya bisa dilakukan,” ia menambahkan.

Untuk melatih algoritma pada ML, tim Google dan Verily menganalisis data medis sekitar 300.000 pasien. Berbagai informasi dikumpulkan, lantas diasosiasikan dengan hasil pemindaian mata pasien. Analisis ini akan membentuk pola yang beragam dan mendalam, sebagaimana dihimpun KompasTekno, Rabu (21/2/2018), dari TheVerge.

Metode ini terhitung unik, pasalnya kesehatan manusia seakan ditentukan hanya dari mata. Namun perlu diketahui, bagian belakang dinding mata (fundus) disesaki pembuluh darah yang mencerminkan keseluruhan tubuh. Dengan mempelajari tampilan pembuluh darah itu via mikroskop, dokter bisa menyimpulkan banyak hal.

Belum jelas kapan sistem ini akan diberlakukan secara massal di industri kesehatan. Yang jelas, Google terus menguji cobanya hingga benar-benar siap.

Pengujian terakhir menunjukkan hasil memuaskan. Algoritma ML Google mengatakan orang A memiliki 70 persen risiko penyakit jantung. Ketika dicocokkan di rumah sakit dengan berbagai proses, ia didiagnosis 72 persen berisiko terkena penyakit jantung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Telkomsel Hadirkan Aneka Layanan dan Paket Khusus Haji

Telkomsel Hadirkan Aneka Layanan dan Paket Khusus Haji

Internet
Saingi AMD, Nvidia dan MediaTek Dikabarkan Bikin Chip Konsol Game

Saingi AMD, Nvidia dan MediaTek Dikabarkan Bikin Chip Konsol Game

Hardware
Cara Menjadwalkan Ulang dan Membatalkan Rapat di Google Meet

Cara Menjadwalkan Ulang dan Membatalkan Rapat di Google Meet

Software
Apa Itu Ambient Mode di YouTube dan Cara Mengaktifkannya?

Apa Itu Ambient Mode di YouTube dan Cara Mengaktifkannya?

Software
Komparasi: Samsung Galaxy S24 Vs Samsung Galaxy S24 Plus

Komparasi: Samsung Galaxy S24 Vs Samsung Galaxy S24 Plus

Gadget
Telkomsat Gandeng Starlink untuk Hadirkan Layanan Enterprise di Indonesia

Telkomsat Gandeng Starlink untuk Hadirkan Layanan Enterprise di Indonesia

e-Business
Cara Membagi Layar Laptop Menjadi 2 di Macbook dengan Mudah dan Praktis

Cara Membagi Layar Laptop Menjadi 2 di Macbook dengan Mudah dan Praktis

Software
Foto WhatsApp Tidak Ada di Galeri, Begini Cara Mengatasinya

Foto WhatsApp Tidak Ada di Galeri, Begini Cara Mengatasinya

Internet
Cara Melihat Status WhatsApp Tanpa Diketahui dengan Mudah dan Praktis

Cara Melihat Status WhatsApp Tanpa Diketahui dengan Mudah dan Praktis

e-Business
Samsung Sindir Iklan Apple iPad Pro: Kreativitas Tak Bisa Dihancurin

Samsung Sindir Iklan Apple iPad Pro: Kreativitas Tak Bisa Dihancurin

e-Business
Microsoft Bikin Controller Xbox Khusus Penyandang Disabilitas, Bisa Dicopot dan Disusun Sesuai Kebutuhan

Microsoft Bikin Controller Xbox Khusus Penyandang Disabilitas, Bisa Dicopot dan Disusun Sesuai Kebutuhan

Game
Elon Musk Tiba di Bali untuk Resmikan Starlink di Indonesia

Elon Musk Tiba di Bali untuk Resmikan Starlink di Indonesia

e-Business
Cara Membuat Tulisan Bergaris Bawah di WhatsApp dengan Mudah dan Praktis

Cara Membuat Tulisan Bergaris Bawah di WhatsApp dengan Mudah dan Praktis

Software
Rutinitas CEO Nvidia Jensen Huang, Kerja 14 Jam Sehari dan Sering Makan di Kantin Bareng Karyawan

Rutinitas CEO Nvidia Jensen Huang, Kerja 14 Jam Sehari dan Sering Makan di Kantin Bareng Karyawan

e-Business
Penjualan Sony PlayStation 5 Turun, Tapi Lebih Laris dari Xbox S/X

Penjualan Sony PlayStation 5 Turun, Tapi Lebih Laris dari Xbox S/X

Game
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com