Hal tersebut tidak bisa dikatakan sebagai hal yang positif. Sebab, jika Google terus mengalami pertumbuhan smartphone yang positif, Qualcomm sedikit banyak bakal merasakan dampaknya.
Mengingat, Google cukup melakukan banyak peningkatan saat meluncurkan chipset Tensor G3-nya, chipset yang disematkan pada ponsel flagship Google Pixel 8.
Sementara chipset 5G garapan Apple dilaporkan cukup mendominasi pasar chipset di industri. Omdia menyebut Apple sebagai OEM smartphone terbesar di dunia dan banyak meluncurkan ponsel 5G.
Apple juga menjadi pembuat chipset 5G terbesar sejak kuartal IV-2021. Ditambah, dengan peluncuran iPhone 14 series di akhir 2022 lalu, chipset 5G Apple sudah menyumbang sebesar 44 persen ponsel pintar 5G secara keseluruhan.
Menurunnya minat smartphone 4G ternyata cukup berimbas pada Unisoc. Padahal, dua tahun sebelumnya, Unisoc menjadi pabrikan chipset yang cukup terkenal untuk smartphone 4G.
Chipset bikinannya kerap digunakan oleh Infinix, Tecno, Itel, ZTE, Realme, Motorola, Honor, hingga Samsung.
Pertumbuhannya tercatat makin naik usai Samsung menyematkan chipset tersebut ke Samsung Galaxy A03 dan Galaxy A03 Core.
Baca juga: M2 Ultra Meluncur, Chip Paling Powerful Apple Saat Ini
Tidak lama setelah itu, chipset ponsel 4G untuk Unisoc naik tiga persen di kuartal I-2022 dari 3 persen menjadi 17 persen pada kuartal II-2022.
Kemudian, sepanjang kuartal II dan IV di 2022 secara berturut-turut, Unisoc menjadi pemasok chipset ponsel 4G terbesar kedua setelah MediaTek, yakni 22 persen.
Kendati demikian, merujuk pada data yang dipaparkan Omdia, performa Unisoc mulai turun saat memasuki kuartal I-2023. Unisoc terpantau mengalami penurunan sebesar 43 persen secara YoY.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.