Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Eksklusif Interview

Cisco: Indonesia Berada di Jalan yang Benar soal Adopsi AI, tapi Masih Ada PR

Kompas.com - 24/11/2023, 09:00 WIB
Galuh Putri Riyanto,
Reska K. Nistanto

Tim Redaksi

Salah satu tantangan yang dihadapi perusahaan dalam adopsi artificial intelligence adalah dari talent atau SDM, yang memiliki keterbatasan dalam pemahaman dan keahlian dalam mengoperasikan tools dan teknologi AI

"Kabar baiknya, perusahaan sudah mulai mengadakan program upskilling dan reskilling agar karyawan memperoleh keterampilan baru, khususnya di bidang AI," kata Marina.

Bos Cisco Indonesia itu menambahkan, perusahaan bisa menjalin kerja sama dengan pihak pemerintah atau swasta untuk upskilling dan reskilling karyawan ini.

Marina menyontohkan, Cisco memiliki program Cisco Networking Academy sejak 1998. Program ini sudah melatih lebih dari 300.000 pelajar dan pekerja di bidang keamanan siber, Internet of Things (IoT), hingga artificial intelligence.

"Fokus pada pelatihan ulang talenta juga penting untuk menjaga semangat kerja yang tinggi di antara para karyawan. Karena penerapan teknologi AI kemungkinan besar akan menyebabkan perubahan pada cakupan beberapa pekerjaan dari karyawan itu sendiri," kata Marina.

Kesiapan tata kelola di perusahaan Indonesia

Di Indonesia, kesiapan pilar tata kelola (gorvenance) masih terbuka untuk peningkatan, di mana sebagian besar organisasi diklasifikasikan sebagai Chaser atau Followers (71 persen). Sementara perusahaan yang benar-benar siap dengan tata kelola AI ada sekitar 25 persen.

Marina mengungkapkan, kecerdasan buatan menjanjikan manfaat transformatif. Namun, dalam penerapannya, AI memiliki sejumlah risiko sehingga menuntut perusahaan untuk memiliki kerangka kebijakan dan protokol yang kuat.

Hal tersebut diperlukan untuk memandu pengelolaan data dan sistem AI yang etis dan bertanggung jawab.

"Penegakan tata kelola yang baik juga menjadi faktor penentu kesuksesan dalam mengadopsi AI," kata Marina.

Budaya kerja di era adopsi AI

Marina mengungkapkan, faktor terakhir yang menjadi faktor penentu kesuksesan perusahaan dalam mengadopsi AI adalah menciptakan budaya yang mendukung inovasi.

"Budaya ini harus dimulai dari atas (jajaran C-level/bos) sampai ke bawah," lanjut Marina.

Studi ini menemukan bahwa Dewan Direksi dan tim kepemimpinan sangat reseptif dalam memanfaatkan kekuatan transformatif AI.

Namun, masih banyak upaya yang perlu dilakukan untuk melibatkan manajemen level menengah. Karena 16 persen dari mereka memiliki penerimaan yang terbatas atau tidak sama sekali terhadap AI.

Tantangan di pilar budaya ini bahkan lebih besar lagi bagi para karyawan, dimana 31 persen perusahaan melaporkan bahwa karyawan mereka memiliki keterbatasan dalam kemauan untuk mengadopsi AI, atau bahkan menolaknya.

Dengan kondisi tersebut, di Indonesia, hanya ada 7 persen perusahaan yang masuk kategori siap sepenuhnya (Pacesetters), 56 persen masuk kategori cukup siap (Chasers), 33 persen di kategori kesiapan terbatas (Followers), dan 4 persen di kategori tidak siap (Laggards).

Survei Cisco AI Readiness Index menganalisa soal kesiapan adopsi teknologi kecerdasan buatan secara global dengan melibatkan lebih dari 8.000 pemimpin bisnis di 30 negara, termasuk di Indonesia, Malaysia, Singapura, Inggris Raya, Swiss, Swedia, Italia, Jepang, Australia, hingga Hong Kong.Cisco Survei Cisco AI Readiness Index menganalisa soal kesiapan adopsi teknologi kecerdasan buatan secara global dengan melibatkan lebih dari 8.000 pemimpin bisnis di 30 negara, termasuk di Indonesia, Malaysia, Singapura, Inggris Raya, Swiss, Swedia, Italia, Jepang, Australia, hingga Hong Kong.
Meskipun sebagian besar perusahaan belum sepenuhnya siap secara global, 61 persen perusahaan merasa memiliki waktu paling lama satu tahun untuk menerapkan strategi AI mereka.

Oleh karena itu, kata Marina, penting bagi dunia usaha untuk mengambil tindakan sekarang, dan nantinya siap memanfaatkan teknologi AI sepenuhnya.

Dalam studi ini, Cisco memberikan lima saran untuk perusahaan untuk meningkatkan kesiapan AI-nya:

  • Perusahaan perlu berpikira jangka panjang dan besar. Jangan hanya mengadopsi AI karena ikut-ikutan.
  • Membangun dan investasi infrastruktur untuk masa depan.
  • Buat data yang tersentralisasi.
  • Menjadikan orang-orang adaptif terhadap perubahan budaya.
  • Menyebarkan protokol dan kebijakan internal yang relevan.

Laporan lengkap Cisco AI Readiness Index untuk wilayah Indonesia selengkapnya bisa dibaca di tautan berikut ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Game 'GTA 6' Dipastikan Meluncur September-November 2025

Game "GTA 6" Dipastikan Meluncur September-November 2025

Game
Instagram Vs Instagram Lite, Apa Saja Perbedaannya?

Instagram Vs Instagram Lite, Apa Saja Perbedaannya?

Software
Menjajal Langsung Huawei MatePad 11.5'S PaperMatte Edition, Tablet yang Tipis dan Ringkas

Menjajal Langsung Huawei MatePad 11.5"S PaperMatte Edition, Tablet yang Tipis dan Ringkas

Gadget
Game PlayStation 'Ghost of Tsushima Director's Cut' Kini Hadir di PC

Game PlayStation "Ghost of Tsushima Director's Cut" Kini Hadir di PC

Game
iPhone dan iPad Bakal Bisa Dikendalikan dengan Pandangan Mata

iPhone dan iPad Bakal Bisa Dikendalikan dengan Pandangan Mata

Gadget
Daftar Harga Gift TikTok Terbaru 2024 dari Termurah hingga Termahal

Daftar Harga Gift TikTok Terbaru 2024 dari Termurah hingga Termahal

e-Business
Membandingkan Harga Internet Starlink dengan ISP Lokal IndiHome, Biznet, dan First Media

Membandingkan Harga Internet Starlink dengan ISP Lokal IndiHome, Biznet, dan First Media

Internet
Smartphone Oppo A60 Dipakai untuk Belah Durian Utuh, Kuat?

Smartphone Oppo A60 Dipakai untuk Belah Durian Utuh, Kuat?

Gadget
Rutinitas CEO Nvidia Jensen Huang, Kerja 14 Jam Sehari dan Banyak Interaksi dengan Karyawan

Rutinitas CEO Nvidia Jensen Huang, Kerja 14 Jam Sehari dan Banyak Interaksi dengan Karyawan

e-Business
Smartphone Meizu 21 Note Meluncur dengan Flyme AIOS, Software AI Buatan Meizu

Smartphone Meizu 21 Note Meluncur dengan Flyme AIOS, Software AI Buatan Meizu

Gadget
Advan Rilis X-Play, Konsol Game Pesaing Steam Deck dan ROG Ally

Advan Rilis X-Play, Konsol Game Pesaing Steam Deck dan ROG Ally

Gadget
5 Besar Vendor Smartphone Indonesia Kuartal I-2024 Versi IDC, Oppo Memimpin

5 Besar Vendor Smartphone Indonesia Kuartal I-2024 Versi IDC, Oppo Memimpin

e-Business
Epic Games Gratiskan 'Dragon Age Inquisition - Game of the Year Edition', Cuma Seminggu

Epic Games Gratiskan "Dragon Age Inquisition - Game of the Year Edition", Cuma Seminggu

Game
Motorola Rilis Moto X50 Ultra, 'Kembaran' Edge 50 Ultra Unggulkan Kamera

Motorola Rilis Moto X50 Ultra, "Kembaran" Edge 50 Ultra Unggulkan Kamera

Gadget
Merger XL Axiata dan Smartfren Kian Menguat, Seberapa Besar Entitas Barunya?

Merger XL Axiata dan Smartfren Kian Menguat, Seberapa Besar Entitas Barunya?

e-Business
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com