Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Prof. Dr. Ahmad M Ramli
Guru Besar Cyber Law & Regulasi Digital UNPAD

Guru Besar Cyber Law, Digital Policy-Regulation & Kekayaan Intelektual Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran

kolom

Saat AI Memberi Nasihat Sesat, Regulasi Kian Mendesak

Kompas.com - 11/12/2023, 06:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PROFESOR Tomas Weber membagikan cerita pilu. Awal tahun ini, di Belgia, seorang ayah muda dari dua anak, mengakhiri hidupnya setelah percakapan dengan chatbot bertenaga AI.

Rupanya, dia telah bercakap intens dengan model AI tersebut secara rutin, dan menjadi bergantung secara emosional padanya, ungkap Weber dalam artikelnya “Artificial Intelligence and the Law, Legal Scholars on the Potential for Innovation and Upheaval” Stanford Law School, (5/12/2023).

Ketika sistem mendorongnya untuk bunuh diri, dia pun melakukannya. Weber mengutip pernyataan istri mendiang kepada surat kabar Brussels: “Tanpa percakapan dengan chatbot ini, suami saya akan tetap ada di sini.” Miris!

Waspada dan bijak

Waspada, bijak, dan cerdas menggunakan AI generatif (GenAI) sebagai bentuk AI terbaru non tradisional, adalah keniscayaan bagi siapapun. Karena kita tahu, di samping memiliki seabreg fungsi positif, AI juga bisa berdampak menyesatkan.

Baca juga: Tanggung Jawab Hukum dan Kiat Menghindari Halusinasi AI

Sangat berbahaya, ketika seseorang yang tengah tak fokus, atau terlilit masalah, bercakap-cakap dengan Chatbot GenAI, dan kemudian seolah mendapat jalan keluar yang tak tersaring kontennya, yang kemudian diikuti tanpa filtrasi.

Mark Lemley, Professor hukum Stanford Law School dan Direktur Stanford Program in Law, Science and Technology, menyatakan kekhawatirannya.

Jika dirangkum, Ia mengemukakan bahwa AI bisa memberikan nasihat destruktif, konten berbahaya seperti minum racun, atau disinformasi yang dapat merusak reputasi, bahkan memicu kekerasan.

AI memiliki kelemahan karena berbeda dengan manusia, yang setiap saat bisa menerima informasi terbaru, mencerna, dan kemudian mengolahnya menjadi buah pikiran, pendapat, atau hasil analitik.

AI tidak memiliki kemampuan seperti itu, dan sangat bergantung pada asupan data pelatihan yang terpola dan terikat pada waktu dan sistemnya. Maka jangan heran, luaran (output) jawaban AI sangat tergantung pada data yang dilatihkan kepadanya.

Jawaban yang salah bisa terjadi karena kesenjangan dan ketimpangan data hasil pelatihan yang sudah out of date, dengan data dan fakta terbaru, atau kondisi yang dihadapi saat ini.

Sebagai contoh, misalnya, ChatGPT 3.5 hanya update sampai data Januari 2022, maka akan sangat tak update terhadap data dan fakta setelahnya.

Ketergantungan pada data yang telah dipelajari, dan kesenjangan dengan data dan fakta mutakhir, dapat berdampak jawaban tak akurat. Data berkualitas tinggi sebagai materi pelatihan AI sangatlah penting, karena akan menghasilkan luaran optimal.

Salah satu kelemahan AI adalah jika informasi terkini tidak termasuk dalam data pelatihan. Atau jika ada perubahan keadaan secara signifikan sejak pelatihan dan data terakhir diperbarui.

Kondisi ini tentu akan berisiko tinggi jika terkait data untuk proses hukum di pengadilan misalnya, yang hanya memberi toleransi data dan fakta akurat, benar dan bukan fiktif atau rekayasa.

Baca juga: Polemik AI dan Hak Cipta

Oleh karena itu, melakukan verifikasi dengan data faktual, informasi terkini, termasuk update regulasi terbaru sangat penting.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Telkomsel Hadirkan Aneka Layanan dan Paket Khusus Haji

Telkomsel Hadirkan Aneka Layanan dan Paket Khusus Haji

Internet
Saingi AMD, Nvidia dan MediaTek Dikabarkan Bikin Chip Konsol Game

Saingi AMD, Nvidia dan MediaTek Dikabarkan Bikin Chip Konsol Game

Hardware
Cara Menjadwalkan Ulang dan Membatalkan Rapat di Google Meet

Cara Menjadwalkan Ulang dan Membatalkan Rapat di Google Meet

Software
Apa Itu Ambient Mode di YouTube dan Cara Mengaktifkannya?

Apa Itu Ambient Mode di YouTube dan Cara Mengaktifkannya?

Software
Komparasi: Samsung Galaxy S24 Vs Samsung Galaxy S24 Plus

Komparasi: Samsung Galaxy S24 Vs Samsung Galaxy S24 Plus

Gadget
Telkomsat Gandeng Starlink untuk Hadirkan Layanan Enterprise di Indonesia

Telkomsat Gandeng Starlink untuk Hadirkan Layanan Enterprise di Indonesia

e-Business
Cara Membagi Layar Laptop Menjadi 2 di Macbook dengan Mudah dan Praktis

Cara Membagi Layar Laptop Menjadi 2 di Macbook dengan Mudah dan Praktis

Software
Foto WhatsApp Tidak Ada di Galeri, Begini Cara Mengatasinya

Foto WhatsApp Tidak Ada di Galeri, Begini Cara Mengatasinya

Internet
Cara Melihat Status WhatsApp Tanpa Diketahui dengan Mudah dan Praktis

Cara Melihat Status WhatsApp Tanpa Diketahui dengan Mudah dan Praktis

e-Business
Samsung Sindir Iklan Apple iPad Pro: Kreativitas Tak Bisa Dihancurin

Samsung Sindir Iklan Apple iPad Pro: Kreativitas Tak Bisa Dihancurin

e-Business
Microsoft Bikin Controller Xbox Khusus Penyandang Disabilitas, Bisa Dicopot dan Disusun Sesuai Kebutuhan

Microsoft Bikin Controller Xbox Khusus Penyandang Disabilitas, Bisa Dicopot dan Disusun Sesuai Kebutuhan

Game
Elon Musk Tiba di Bali untuk Resmikan Starlink di Indonesia

Elon Musk Tiba di Bali untuk Resmikan Starlink di Indonesia

e-Business
Cara Membuat Tulisan Bergaris Bawah di WhatsApp dengan Mudah dan Praktis

Cara Membuat Tulisan Bergaris Bawah di WhatsApp dengan Mudah dan Praktis

Software
Rutinitas CEO Nvidia Jensen Huang, Kerja 14 Jam Sehari dan Sering Makan di Kantin Bareng Karyawan

Rutinitas CEO Nvidia Jensen Huang, Kerja 14 Jam Sehari dan Sering Makan di Kantin Bareng Karyawan

e-Business
Penjualan Sony PlayStation 5 Turun, Tapi Lebih Laris dari Xbox S/X

Penjualan Sony PlayStation 5 Turun, Tapi Lebih Laris dari Xbox S/X

Game
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com