KOMPAS.com - Dibanding game yang dijalankan di konsol, game PC memiliki kelebihan berupa opsi pengaturan grafis yang jauh lebih beragam dan fleksibel.
Hal-hal mulai dari resolusi, refresh rate, kualitas tekstur, hingga aneka efek cahaya dan penggunaan memori bisa diatur sesuai kehendak agar tampilan dan kinerja game cocok dengan sistem yang dimiliki.
Baca juga: 12 Game PS5 dengan Visual Terbaik, Sampai Mirip Foto
Saking banyaknya, aneka opsi pengaturan grafis itu bisa membingungkan. Apalagi terdapat banyak istilah. Nah, untuk mengetahui makna masing-masingnya silakan simak penjelasan yang dihimpun KompasTekno dari Digital Trends, berikut ini.
Agar lebih mudah, daftar istilah setting perlu kita bagi dulu menjadi lima, yaitu istilah yang berkaitan dengan grafis, layar, efek kamera, kinerja, dan artifacts alias anomali dalam rendering.
Anti-aliasing. Teknik menghaluskan pinggiran obyek dalam game agar tidak tampak bergerigi, dengan cara diburakan. Metode anti-aliasing terbagi lagi menjadi beberapa, yaitu:
Anisotropic filtering. Metode texture filtering untuk menghaluskan tampilan tekstur saat dilihat dengan sudut miring dari kamera. Biasanya ringan, namun bisa menyita memori apabila GPU hanya memiliki sedikit VRAM
Ambient occlusion. Teknik pencahayaan yang memungkinkan obyek dalam game menghalangi cahaya dan menghasilkan bayangan.
Global illumination. Teknik pencahayaan yang menyertakan semua sumber cahaya dalam sebuah scene. Bukan hanya sumber cahaya langsung, tapi juga mencakup refleksi, pantulan cahaya, dan bayangan yang mempengaruhi pencahayaan secara keseluruhan.
Baca juga: 34 Game Baru yang Rilis Desember 2023, Ada Avatar: Frontiers of Pandora
LoD. Kependekan dari level of detail, yakni pengaturan seberapa jauh detil rendering obyek akan diturunkan apabila berjarak dari kamera. Semakin dekat jarak obyek, semakin tinggi detilnya. Sebaliknya, semakin jauh jarah, detilnya semakin diturunkan.
Ray-tracing. Teknik pencahayaan yang mengkalkulasi pancaran dari setiap sumber cahaya dalam scene untuk mereproduksi efek refleksi, bayangan, dan global illumination secara realistis.
Ray-tracing membutuhkan daya komputasi tinggi dan memangkas frame rate secara signifikan. Seberapa terlihat efek visual yang dihasilkannya tergantung dari game yang dimainkan.
Screen Space Shadow and Reflections. Teknik untuk penerapan pantulan cahaya dan/ atau bayangan hanya untuk obyek-obyek yang terlihat kamera saja sehingga mengurangi beban pemrosesan.
Shader. Sebutan untuk program yang dijalankan oleh GPU (kartu grafis). Shader yang kompleks membutuhkan waktu lebih lama untuk diolah, meningkatkan kualitas gambar sekaligus menurunkan performa.
Baca juga: PC Kentang Minggir Dulu, Game Tekken 8 Butuh Storage 100 GB
Tesselation. Tingkat kompleksitas triangle, alias bidang dasar yang membentuk bangun polygon untuk aneka macam obyek tiga dimensi. Semakin tinggi angkanya, semakin banyak triangle yang digunakan sehingga bentuk obyek semakin halus, tapi kinerja berkurang.
Variable Rate Shading. Teknik di mana kompleksitas shader bervariasi untuk bagian-bagian scene agar mendongkrak kinerja selagi mempertahankan image quality.
DLSS. Singkatan dari Deep Learning Super Sampling, set fitur khusus untuk lini GPU GeForce RTX dari Nvidia untuk meningkatkan performa dengan sejumlah teknik, antara lain:
FSR. Singkatan dari FidelityFX Super Resolution, fitur upscaling tandingan DLSS dari AMD yang bisa berjalan di GPU dari semua merek, tidak terbatas hanya bikinan AMD saja.
XeSS. Inter Super Samping. Fitur upscaling berbasis AI dari Intel yang juga bisa berjalan di semua GPU, tapi performa dan kualitas gambarnya lebih bagus di GPU Intel.
Selain setting grafis utama, kebanyakan game modern juga menyediakan serangkaian efek kamera untuk menambahkan visual tertentu ke hasil rendering akhirnya.
Tergantung dari game-nya, efek-efek kamera ini juga bisa dinyalakan atau dimatikan dan bisa menurunkan performa apabila aktif.
Bloom. Efek yang meniru gambar kamera ketika sumber cahaya terang mengalami overexposure, berupa pendaran cahaya di pinggiran obyek.
Chromatic abberation. Imitasi efek bernama sama di lensa kamera, di mana spektrum warna -biasanya merah dan biru- terpisah dan meluber di pinggiran obyek (fringing).
Depth of field. Simulasi efek ruang tajam seperti di lensa berbukaan lebar. Obyek utama tampak tajam sementara latar depan dan belakangnya buram.
Motion blur. Tiruan efek buram karena gerakan cepat obyek dengan shutter speed rendah.
Vignette. Efek di mana pinggiran dan pojokan frame lebih gelap dibanding area gambar selebihnya. Biasanya ada di lensa tua atau lensa berbukaan lebar.
Monitor sebagai sarana output di mana hasil olah grafis ditampilkan pastinya memegang peranan sangat penting. Ada sejumlah setting terkait dengan perangkat ini
Refresh rate. Frekuensi pembaruan gambar dalam waktu satu detik di monitor, dinyatakan dalam satuan hertz (Hz). Refresh rate berbeda dari frame rate yang merupakan kecepatan rendering gambar oleh GPU. Angka keduanya bisa berbeda, tapi lebih baik apabila sinkron.
Baca juga: Apa Itu Refresh Rate 120 Hz di Ponsel dan Kegunaannya
V-Sync. Fungsi untuk sinkronisasi alias menyamakan frame rate dengan refresh rate monitor di angka statis -misalnya 60 Hz dan 60 fps- untuk mencegah efek tearing di mana gambar terlihat "patah" atau "robek" di layar karena frame baru sudah muncul sebelum refresh selesai.
Ada dua teknik V-Sync:
Adaptive Sync. Standar terbuka dari asosiasi standarisasi monitor VESA (Video Electronics Standards Association) yang memungkinkan refresh rate berubah secara dinamis dan terus menerus (variable refresh rate, VRR) untuk mengikuti frame rate yang naik-turun, tidak statis seperti V-Sync.
Ada dua implementasi VRR dari Nvidia dan AMD.
HDR. Singkatan dari High Dynamic Range untuk menampilkan rentang warna dan tingkat kecerahan yang lebih luas. Memerlukan monitor HDR dan pengaktifan setting HDR di WIndows.
Ada sejumlah setting atau penjelasan fitur grafis terkait kinerja sistem yang bisa mempengaruhi kemulusan game atau kenyamanan bermain. Berikut ini di antaranya.
VRAM. Video Random Acceess Memory. Fungsinya mirip memori utama (RAM), hanya saja VRAM terdapat di kartu grafis dan memuat data yang akan diolah oleh GPU. Semakin tinggi resolusi dan setting grafis, semakin banyak pula VRAM yang terpakai.
Baca juga: Mengenal VRAM yang Penting untuk Game di PC dan Cara Mengoptimalkannya
Apabila pemakaian memori game melebihi VRAM yang tersedia, bisa muncul masalah seperti kinerja yang turun drastis atau stuttering.
Resizable BAR. Tiga huruf BAR merupakan kependekan dari Base Address Register, sebuah fitur bawaan dari interface PCIe untuk mengoptimalkan kinerja sistem.
Apabila diaktifkan di BIOS, Resizable BAR akan memungkinkan CPU mengakses VRAM secara keseluruhan sehingga menaikkan kinerja di banyak game.
SAM. Smart Access Memory, yakni Resizable BAR versi AMD yang meningkatkan performa saat pengguna memakai CPU (Ryzen) dan GPU (Radeon) bikinan AMD.
DirectStorage. Teknologi Microsoft yang mempercepat waktu loading game. Ikut mencakup GPU decompression yang memungkinkan GPU melakukan dekompresi file aset game saat sedang bermain, sehingga mengurangi transversal stutter.
Transversal stutter. Penurunan kinerja secara mendadak sebelum kembali normal. Biasanya tampak seperti gerakan yang terpatah atau game berhenti sesaat. Penyebabnya adalah karena game harus melakukan loading data sehingga proses rendering tersendat.
Shader compilation stutter. Jenis lain dari stutter yang disebabkan oleh proses kompilasi shader di GPU. Kebanyakan game modern biasanya mengomplasi shader di awal, sebelum game dimulai, untuk mencegah masalah ini.
Tidak ada yang sempurna, demikian juga dengan grafis game PC. Ada sejumlah artifak alias cacat tampilan yang bisa muncul, contohnya seperti berikut.
Aliasing. Pinggiran obyek-obyek tampak bergerigi karena efek piksel dari monitor. Biasa juga disebut sebagai "jaggy" atau "jagginess". Fitur anti-aliasing mengatasi gerigi dengan cara memburamkan deretan piksel di pinggiran obyek.
Ghosting. Bayangan di belakang obyek bergerak, biasanya bisa terjadi ketika menerapkan metode anti-aliasing TAA yang menggunakan data dari frame sebelumnya, atau di monitor yang memiliki response time pelan.
Shimmering. Efek di mana detil-detil halus di kejauhan tampak seperti berkedip. Umumnya muncul sebagai efek samping dari algoritma upscaling karena tidak ada informasi untuk merekonstruksi detil halus tersebut.
Baca juga: Dragons Dogma 2 Meluncur 22 Maret 2024, Jadi Game Termahal Capcom
Screen tearing. Saat dua atau lebih frame muncul sekaligus ketika proses refresh belum selesai dilakukan oleh monitor.
Akibatnya gambar-gambar ini tampak bertumpuk dan membuat tampilan game seakan "patah" atau "robek". Sebabnya frame rate jauh melebihi refresh rate dan bisa diatasi dengan V-Sync atau VRR agar frame rate dan refresh rate sinkron.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.