Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sony, Canon, dan Nikon Tanam Teknologi "Anti-AI" di Kamera

Kompas.com - 03/01/2024, 08:01 WIB
Oik Yusuf

Penulis

KOMPAS.com - Teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence, AI) generatif saat ini sudah mampu membuat gambar rekaan yang tampak sangat realistik sampai-sampai sulit dibedakan dari foto asli.

Untuk bantu membedakan foto sungguhan dari gambar yang dibuat oleh AI, pabrikan kamera Nikon, Sony Group, dan Canon mengembangkan teknologi berupa penanda digital yang akan ditanamkan langsung di kamera.

Nantinya, kamera bakal membubuhi digital signature berisi keterangan seperti tanggal dan lokasi pengambilan foto serta nama fotografer untuk otentikasi dan membedakannya dari gambar rekaan AI.

Penanda digital tersebut nantinya bisa dicek di tool web bernama Verify yang dibuat oleh sebuah aliansi beranggotakan perusahaan-perusahaan media, teknologi, dan kamera dari seluruh dunia.

Baca juga: Kominfo Terbitkan SE yang Atur Etika Penggunaan AI

Apabila foto yang dicek keasliannya mengandung digital signature, informasi-informasi di dalamnya bakal ditampilkan. Jika tidak, maka gambar akan di-flag dengan label "No Content Credendtials".

Teknologi otentikasi berbasis penanda digital ini rencananya bakal diadopsi oleh Nikon, Sony, dan Canon di produk kamera masing-masing.

Nikon bakal memasarkan kamera mirrorless profesional untuk fotografer dan jurnalis foto yang dibekali teknologi otentikasi tersebut.

Demikian pula dengan Canon, yang berniat mulai memasang teknologi serupa di kamera-kamera buatannya mulai 2024. Canon juga merilis sebuah aplikasi yang bisa mengindenfitikasi apakah sebuah gambar merupakaan hasil rekaan AI atau asli.

Software Canon bisa merekam perubahan apa saja yang dilakukan terhadap gambarCanon Software Canon bisa merekam perubahan apa saja yang dilakukan terhadap gambar

Sementara, Sony berencana menerapkannya di tiga produk kamera mirrorless profesional mulai musim semi atau sekitar kuartal-II 2024 lewat update firmware.

Sebelumnya, pada Oktober tahun lalu, Sony dan Associated Press sudah menguji coba tool untuk otentikasi keaslian gambar apabila dikirimkan ke organisasi pers. Sony sedang melobi organisas-organisasi media lain untuk mengadopsi teknologi serupa.

Sejumlah pihak lain turut mengembangkan teknologi "Anti-AI" masing-masing untuk membedakan gambar hasil rekaan digital.

Baca juga: Leica M11-P, Kamera Pertama dengan Fitur Anti-AI

Misalnya, Google pada Agustus 2023 merilis tool untuk membubuhkan watermark digital yang tak kasat mata ke gambar buatan AI. Pada 2022, Intel juga sempat dikabarkan membuat teknologi analisa gambar berbasis perubahan warna kulit dari sirkulasi darah.

Di industri fotografi, pabrikan Jerman Leica telah lebih dulu menanamkan chip khusus untuk menambahkan content credentials di kamera rangefinder Leica M11-P.

Seperti dihimpun KompasTekno dari Nikkei Asia, Selasa (2/1/2024), sekitar 90 persen pangsa pasar kamera global dikuasai oleh merek-merek asal Jepang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Elon Musk Resmikan Internet Satelit Starlink di Indonesia

Elon Musk Resmikan Internet Satelit Starlink di Indonesia

Internet
Telkomsel Hadirkan Aneka Layanan dan Paket Khusus Haji

Telkomsel Hadirkan Aneka Layanan dan Paket Khusus Haji

Internet
Saingi AMD, Nvidia dan MediaTek Dikabarkan Bikin Chip Konsol Game

Saingi AMD, Nvidia dan MediaTek Dikabarkan Bikin Chip Konsol Game

Hardware
Cara Menjadwalkan Ulang dan Membatalkan Rapat di Google Meet

Cara Menjadwalkan Ulang dan Membatalkan Rapat di Google Meet

Software
Apa Itu Ambient Mode di YouTube dan Cara Mengaktifkannya?

Apa Itu Ambient Mode di YouTube dan Cara Mengaktifkannya?

Software
Komparasi: Samsung Galaxy S24 Vs Samsung Galaxy S24 Plus

Komparasi: Samsung Galaxy S24 Vs Samsung Galaxy S24 Plus

Gadget
Telkomsat Gandeng Starlink untuk Hadirkan Layanan Enterprise di Indonesia

Telkomsat Gandeng Starlink untuk Hadirkan Layanan Enterprise di Indonesia

e-Business
Cara Membagi Layar Laptop Menjadi 2 di Macbook dengan Mudah dan Praktis

Cara Membagi Layar Laptop Menjadi 2 di Macbook dengan Mudah dan Praktis

Software
Foto WhatsApp Tidak Ada di Galeri, Begini Cara Mengatasinya

Foto WhatsApp Tidak Ada di Galeri, Begini Cara Mengatasinya

Internet
Cara Melihat Status WhatsApp Tanpa Diketahui dengan Mudah dan Praktis

Cara Melihat Status WhatsApp Tanpa Diketahui dengan Mudah dan Praktis

e-Business
Samsung Sindir Iklan Apple iPad Pro: Kreativitas Tak Bisa Dihancurin

Samsung Sindir Iklan Apple iPad Pro: Kreativitas Tak Bisa Dihancurin

e-Business
Microsoft Bikin Controller Xbox Khusus Penyandang Disabilitas, Bisa Dicopot dan Disusun Sesuai Kebutuhan

Microsoft Bikin Controller Xbox Khusus Penyandang Disabilitas, Bisa Dicopot dan Disusun Sesuai Kebutuhan

Game
Elon Musk Tiba di Bali untuk Resmikan Starlink di Indonesia

Elon Musk Tiba di Bali untuk Resmikan Starlink di Indonesia

e-Business
Cara Membuat Tulisan Bergaris Bawah di WhatsApp dengan Mudah dan Praktis

Cara Membuat Tulisan Bergaris Bawah di WhatsApp dengan Mudah dan Praktis

Software
Rutinitas CEO Nvidia Jensen Huang, Kerja 14 Jam Sehari dan Sering Makan di Kantin Bareng Karyawan

Rutinitas CEO Nvidia Jensen Huang, Kerja 14 Jam Sehari dan Sering Makan di Kantin Bareng Karyawan

e-Business
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com