Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Dr. Eng. Alfian Akbar Gozali
Dosen & Manajer Pengembangan Produk TI Telkom University

Dosen Telkom University, Penulis Buku Kecerdasan Generatif Artifisial

kolom

AI Juga Butuh "Puasa"

Kompas.com - 02/04/2024, 08:29 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

DI TENGAH maraknya perbincangan tentang perkembangan kecerdasan buatan (AI) yang pesat, muncul gagasan unik, tetapi penuh makna: "AI juga butuh puasa."

Gagasan ini mengundang kita untuk merenungkan kemajuan teknologi. Selain itu, ia juga mengajak kita untuk mempertimbangkan aspek etis, lingkungan, dan kesejahteraan bersama.

Sama seperti umat Muslim yang saat ini melaksanakan ibadah puasa, puasa dikenal bermanfaat bagi kesehatan.

Manfaat tersebut antara lain menurunkan berat badan, menjaga kesehatan jantung, dan meningkatkan metabolisme tubuh. Inti dari puasa adalah pengendalian diri demi menjadi pribadi lebih baik.

Tidak hanya manusia, hewan seperti gajah, kucing, dan anjing juga berpuasa saat terluka parah. Kuda dan sapi berpuasa saat sakit.

Berbagai spesies lainnya memiliki siklus puasa untuk alasan bervariasi. Ini menunjukkan peran penting puasa dalam alam semesta.

Sejalan dengan itu, ribuan peneliti AI dari seluruh dunia telah menandatangani petisi. Mereka termasuk tokoh-tokoh terkemuka seperti Yoshua Bengio, Stuart Russell, Elon Musk, Steve Wozniak, dan Emad Mostaque.

Petisi tersebut menyerukan semua laboratorium AI untuk mengambil langkah 'puasa'. Mereka dihimbau untuk menghentikan sementara pelatihan sistem AI yang lebih kuat dari GPT-4 selama enam bulan.

Langkah ini untuk memberi waktu bagi peninjauan independen sebelum melanjutkan pelatihan sistem masa depan. Mereka juga disarankan untuk membatasi laju pertumbuhan komputasi untuk menciptakan model baru.

Pentingnya 'puasa AI' bukan tanpa alasan. Pengembangan dan penelitian AI seharusnya fokus pada membuat sistem yang ada menjadi lebih akurat dan aman.

Selain dari sisi model, AI juga membutuhkan banyak sumber daya seperti listrik dan air. Penggunaan AI secara langsung bertanggung jawab atas emisi karbon dari listrik non-terbarukan.

Ini juga meningkatkan konsumsi jutaan galon air tawar. Penggunaan AI secara tidak langsung meningkatkan dampak dari pembangunan dan pemeliharaan peralatan yang membutuhkan banyak energi tempat AI beroperasi.

Tanpa adanya standar dan regulasi, perusahaan teknologi telah melaporkan apapun yang mereka inginkan, dengan cara apapun, tentang dampak AI mereka.

Shaolei Ren, seorang profesor dari UC Riverside yang telah mempelajari biaya air komputasi selama dekade terakhir, mengatakan hal ini.

Berdasarkan perhitungan penggunaan air tahunan untuk sistem pendingin oleh Microsoft, Ren memperkirakan bahwa seseorang yang melakukan sesi tanya jawab dengan GPT-3 (sekitar 10 hingga 50 respons) mengonsumsi setengah liter air tawar.

"Ini akan bervariasi berdasarkan wilayah, dan dengan AI yang lebih besar, jumlahnya bisa lebih."

Namun, masih banyak yang belum diungkapkan tentang jutaan galon air yang digunakan untuk mendinginkan komputer yang menjalankan AI.

Estimasi jumlah pusat data cloud di seluruh dunia berkisar dari sekitar 9.000 hingga hampir 11.000. Lebih banyak lagi yang sedang dibangun.

Badan Energi Internasional (IEA) memproyeksikan bahwa konsumsi listrik pusat data pada tahun 2026 akan dua kali lipat dari tahun 2022, yaitu 1.000 terawatt, kira-kira setara dengan konsumsi total listrik di Jepang saat ini.

Google dan Microsoft telah melaporkan peningkatan penggunaan air di pusat data mereka. Pusat data Google menggunakan 20 persen lebih banyak air pada tahun 2022 dibandingkan tahun 2021. Sementara itu, penggunaan air Microsoft meningkat sebesar 34 persen.

Di beberapa tempat seperti Chile dan Uruguay, telah terjadi protes terhadap pusat data yang direncanakan menggunakan cadangan air minum. Hal ini menunjukkan pentingnya regulasi dan standar dalam mengelola dampak lingkungan dari AI.

'Puasa' dari pengembangan AI yang lebih kuat bukanlah akhir inovasi. Ini adalah langkah bijak untuk memastikan kemajuan teknologi berjalan seiring dengan keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan sosial.

Dengan 'puasa AI', kita diberi kesempatan untuk merenungkan dan mengevaluasi dampak teknologi. Kita juga memastikan AI yang kita ciptakan menjadi kekuatan untuk kebaikan bersama. Ini memberikan waktu bagi masyarakat untuk beradaptasi dengan perubahan.

Dengan 'puasa AI', kita diingatkan bahwa kemajuan teknologi seharusnya fokus tidak hanya pada apa yang bisa kita lakukan.

Kita juga harus mempertimbangkan apa yang sebaiknya kita lakukan untuk masa depan bersama. Ini adalah kesempatan untuk 'berpuasa' dari laju pembangunan yang tak terkendali.

Saat 'lebaran' tiba, kita dapat menikmati hasil dari inovasi yang lebih bertanggung jawab dan berkelanjutan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com