Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi: Satelit Starlink Bisa Merusak Lapisan Ozon

Kompas.com - 22/06/2024, 08:01 WIB
Ristiafif Naufal,
Oik Yusuf

Tim Redaksi

Sumber PCMag

KOMPAS.com - Para peneliti dalam sebuah studi mengungkapkan bahwa satelit seperti milik Starlink tidak hanya terbakar saat sudah usang dan jatuh ke atmosfer, melainkan juga bisa menyebabkan kerusakan pada lapisan ozon Bumi.

Lapisan ozon memiliki peranan vital untuk menyerap radiasi ultraviolet berbahaya dari Matahari. Berkat lapisan ini, planet Bumi terlindungi dari paparan radiasi pemicu berbagai penyakit seperti kanker kulit tersebut.

Studi yang dipublikasikan dalam Geophysical Research Letters itu menunjukkan bahwa satelit yang terbakar di atmosfer meninggalkan partikel kecil berbahaya berupa aluminium oksida, partikel ini dapat memicu reaksi kimia yang kemudian merusak ozon Bumi.

Adapun studi ini menemukan bahwa kehancuran satu satelit dengan berat 250 kg dapat menghasilkan sekitar 30 kg partikel aluminium oksida, yang bisa beredar selama beberapa dekade di atmosfer bumi.

Baca juga: Imbangkan Beban Operator Seluler dan Starlink

Menurut para peneliti, jumlah aluminium oksida yang telah ditinggalkan saat satelit terbakar di atmosfer Bumi pun telah meningkat jumlahnya sampai dengan delapan kali lipat antara tahun 2016 hingga tahun 2022.

Hal tersebut diduga lantaran selama beberapa tahun terakhir, jumlah satelit di orbit rendah Bumi meningkat pesat. Adanya peningkatan kebutuhan untuk layanan internet global menimbulkan kekhawatiran karena mendorong bertambahnya peluncuran satelit.

Saat ini, terdapat 8.100 objek di orbit rendah Bumi. Sebanyak 6.000 di antaranya merupakan satelit Starlink. Bahkan SpaceX, pemilik satelit Starlink, telah mendapat izin untuk meluncurkan 12.000 satelit tambahan, dan berencana meluncurkan hingga 42.000 satelit.

Sementara itu, perusahaan teknologi Amazon dan perusahan teknologi lainnya di seluruh dunia juga berencana untuk meluncurkan konstelasi satelit yang jumlahnya mulai dari 3.000 hingga 13.000 satelit, kata para peneliti.

Baca juga: Starlink Masuk Indonesia, Melihat Peta Persaingan Penyedia Layanan Internet

Para peneliti memperkirakan bahwa jumlah partikel alumunium oksida bisa meningkat lebih dari 20 kali lipat di beberapa tahun yang akan datang, dengan semakin banyaknya konstelasi mega satelit di masa depan yang masuk kembali (reentry) ke Bumi .

Alhasil, tingkat kadar alumunium oksida yang terdapat pada mesosfer Bumi, yang berada di bagian atas stratosfer, tempat lapisan ozon berada disebut bakal mengalami kelebihan hingga 640 persen.

"Karena ukurannya yang kecil, maka partikel yang dihasilkan dari reentry satelit ruang angkasa ke atmosfer bisa terus menetap di atmosfer dan tidak diketahui sampai tingkat konsentrasi ozon mulai menurun," tulis para peneliti.

"Seiring dengan meningkatnya tingkat reentry (satelit) ke bumi, sangat penting untuk mengeksplorasi lebih lanjut masalah yang disoroti dalam penelitian ini," tambah para peneliti, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari PCMag, Sabtu (22/6/2024).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com