Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awas, Jebakan "Dark Data" Perusahaan

Kompas.com - 27/09/2014, 11:51 WIB
Reska K. Nistanto

Penulis

KOMPAS.com - Istilah "dark data" mungkin belum banyak dikenal di Indonesia. Namun, perusahaan besar perlu mewaspadainya.

Gartner mendefinisikan "dark data" sebagai: aset informasi yang dikumpulkan, diproses, dan disimpan organisasi ketika melakukan aktivitas bisnis regular, tetapi umumnya gagal digunakan untuk keperluan lain (misalnya: analitis, hubungan bisnis, dan monetisasi langsung).

Dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (27/9/2014), Mark Bentkower, Director of Enterprise Solutions APAC, CommVault Systems mengatakan hampir semua organisasi memiliki data seperti itu.

Di kawasan ASEAN, dengan 17% perusahaan akan menghadapi pertumbuhan data lebih dari 50% pada tahun 2014, potensi terjadinya "dark data" ini juga besar.

Bentkower, mengutip Gartner, mengatakan bahwa organisasi sebaiknya mengkaji ruang lingkup masalah data tak terstruktur mereka dengan menggunakan perangkat analisa file (FA) untuk memahami di mana dark data mereka berada dan siapa yang memiliki akses ke sana.

Bedanya FA dari pelaporan tradisional adalah, FA mampu menyediakan informasi kontekstual dengan kemampuan menganalisa, mengindeks, mencari, menelusuri, dan melaporkan.

Dengan menerapkan FA pada Dark Data diibaratkan Bentkower sebagai "memberikan cahaya" alias menerangi tempat yang gelap. "Perangkat ini juga membantu organisasi membuat keputusan yang tepat seputar prioritas kebutuhan pengelolaan data tidak terstruktur untuk klasifikasi dan tata kelola informasi," ujarnya.

Bentkower mengatakan, sebuah penelitian menemukan bahwa 69% perusahaan menyimpan data yang sama sekali tidak punya nilai terhadap organisasi.Ini berarti organisasi bisa saja menghabiskan hingga 20% anggaran tahunan mereka pada penyimpanan data yang tidak berguna, dengan hampir tidak ada ROI.

Peranti FA dikatakannya mampu melakukan pembersihan yang dibutuhkan, yaitu mengidentifikasi data mana yang bisa dipindahkan ke penyimpanan yang lebih murah, dan yang mana yang dapat dihapus.

Namun, Bentkower mengakui ada tantangan organisasi dalam mengadopsi FA. "Mereka enggan untuk pada akhirnya berhadapan dengan jurang yang ditunjukkan oleh dark data," ujarnya.

Pada akhirnya ia mengingatkan bahwa dark data bisa mewujud kesempatan untuk mentransformasi bisnis. "Begitu proses ini dimulai, manfaatnya dapat terlihat secara langsung dari segi penghematan dan pengurangan sumber daya," kata Bentkower.

Mungkin, ini bisa diibaratkan memiliki gudang penyimpanan namun tidak mengetahui barang apa saja yang ada di dalamnya. Satu-satunya yang bisa dilakukan adalah melakukan bersih-bersih.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rutinitas CEO Nvidia Jensen Huang, Kerja 14 Jam Sehari dan Banyak Interaksi dengan Karyawan

Rutinitas CEO Nvidia Jensen Huang, Kerja 14 Jam Sehari dan Banyak Interaksi dengan Karyawan

e-Business
Smartphone Meizu 21 Note Meluncur dengan Flyme AIOS, Software AI Buatan Meizu

Smartphone Meizu 21 Note Meluncur dengan Flyme AIOS, Software AI Buatan Meizu

Gadget
Advan Rilis X-Play, Konsol Game Pesaing Steam Deck dan ROG Ally

Advan Rilis X-Play, Konsol Game Pesaing Steam Deck dan ROG Ally

Gadget
5 Besar Vendor Smartphone Indonesia Kuartal I-2024 Versi IDC, Oppo Memimpin

5 Besar Vendor Smartphone Indonesia Kuartal I-2024 Versi IDC, Oppo Memimpin

e-Business
Epic Games Gratiskan 'Dragon Age Inquisition - Game of the Year Edition', Cuma Seminggu

Epic Games Gratiskan "Dragon Age Inquisition - Game of the Year Edition", Cuma Seminggu

Game
Motorola Rilis Moto X50 Ultra, 'Kembaran' Edge 50 Ultra Unggulkan Kamera

Motorola Rilis Moto X50 Ultra, "Kembaran" Edge 50 Ultra Unggulkan Kamera

Gadget
Merger XL Axiata dan Smartfren Kian Menguat, Seberapa Besar Entitas Barunya?

Merger XL Axiata dan Smartfren Kian Menguat, Seberapa Besar Entitas Barunya?

e-Business
Oppo A60 Resmi di Indonesia, HP 'Tahan Banting' Harga Rp 2 Jutaan

Oppo A60 Resmi di Indonesia, HP "Tahan Banting" Harga Rp 2 Jutaan

Gadget
Bos Nvidia Jensen Huang Makin Tajir berkat AI, Sekian Harta Kekayaannya

Bos Nvidia Jensen Huang Makin Tajir berkat AI, Sekian Harta Kekayaannya

e-Business
TWS Oppo Enco Air 4 Pro Meluncur, Baterai Awet 44 Jam

TWS Oppo Enco Air 4 Pro Meluncur, Baterai Awet 44 Jam

Gadget
Cara Bikin Konten Reveal di Instagram Stories

Cara Bikin Konten Reveal di Instagram Stories

Software
Hands-on Laptop Huawei MateBook X Pro 2024, Ramping, Ringan, dan Layar 'Upgrade'

Hands-on Laptop Huawei MateBook X Pro 2024, Ramping, Ringan, dan Layar "Upgrade"

Gadget
Paket Internet Starlink, Rp 750.000 hingga Rp 86 Juta per Bulan

Paket Internet Starlink, Rp 750.000 hingga Rp 86 Juta per Bulan

Internet
SteelSeries Rilis Actris Nova 5, Headset dengan 100 'Preset' Game

SteelSeries Rilis Actris Nova 5, Headset dengan 100 "Preset" Game

Gadget
HP Tahan Banting Oppo A60 Rilis di Indonesia Besok, Intip Harganya

HP Tahan Banting Oppo A60 Rilis di Indonesia Besok, Intip Harganya

Gadget
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com