Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Google Sindir Apple Lewat Iklan "Kebun Binatang"

Kompas.com - 12/02/2015, 14:08 WIB
Oik Yusuf

Penulis

Potongan video iklan Friends Furever

KOMPAS.com - Apapun bisa terlihat "baik" atau "buruk", tergantung dari cara memandang. Demikian pula dengan fragmentasi yang terjadi di ekosistem Android.  Ketimbang melihatnya sebagai masalah, mengapa tidak menyanjungnya saja dan menganggap fragmentasi bagian dari keberagaman?

Menurut laporan PC Magazine yang dirangkum oleh Kompas Tekno, Kamis (12/2/2015), itulah yang agaknya hendak disampaikan oleh Google dalam sebuah iklan Android berjudul "Friends Furever".

Video iklan berdurasi satu menit yang menuai empat juta view hanya dalam waktu tiga hari ini menampilkan aneka binatang lucu mulai dari kucing, anjing, bebek, gajah, hingga lumba-lumba dan orangutan yang tampak saling berinteraksi dengan akrab.

Bunyi tagline "Be together, not the Same," di akhir iklan pun seolah "merayakan" fragmentasi Android sekaligus melontarkan sindiran halus kepada Apple yang semua perangkat mobile besutannya begitu menyatu dalam ekosistem iOS.

Begitu pula dengan soundtrack pengiring "Robin Hood" dari Disney/ Roger Miller, mengisahkan tentang pahlawan yang mencuri dari orang kaya dan membagikan harta pada kaum miskin.

Video iklan "Friends Furever" selengkapnya bisa disimak di bawah.

Fragmentasi, baik atau buruk?

Fragmentasi adalah istilah yang digunakan untuk mengacu pada tidak serasinya pengalaman para pengguna dalam memakai perangkat Android .

Ini diakibatkan oleh perbedaan hardware dan software antar-perangkat yang beredar di pasaran, dan merupakan salah satu konsekuensi dari sifat sistem operasi Android yang terbuka dan bebas dipakai siapapun.

Gadget Android yang beredar di pasaran pun muncul dengan aneka konfigurasi hardware dan software, juga versi sistem operasi. Hal tersebut menjadi masalah bagi konsumen saat tidak semuanya menghadirkan kualitas pemakaian yang sama.

Aplikasi di toko Google Play, misalnya, belum tentu kompatibel dengan perangkat yang dimiliki pengguna. Demikian juga dengan update sistem operasi.

Problem serupa juga terjadi di perangkat mobile iOS besutan Apple, tetapi dalam skala yang jauh lebih kecil lantaran Apple menganut ekosistem tertutup di mana semua perangkat keras diproduksi oleh Apple sendiri.

Di sisi lain, fragmentasi bisa pula dipandang sebagai sesuatu yang "baik". Hal ini, misalnya, memungkinkan para produsen membuat perangkat-perangkat murah sehingga -tak seperti iOS- Android mampu menjangkau segala lapisan masyarakat.

Konsumen pun memperoleh kebebasan untuk memilih perangkat sesuai dengan kebutuhan dan keinginan, entah yang memiliki layar besar atau kecil, berharga murah atau mahal, memiliki banyak fitur atau sebaliknya, "berkat" keberagaman yang ada karena fragmentasi.

Google sendiri belakangan diketahui berupaya meminimalisir fragmentasi di ekosistemnya demi menjaga konsistensi pengalaman pengguna, antara lain melalui proyek Android One dan menyeragamkan tampilan jam pintar Android Wear.

"Baik" atau "Buruk" memang tergantung cara pandang, seperti iklan Google di atas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Telkomsel Hadirkan Aneka Layanan dan Paket Khusus Haji

Telkomsel Hadirkan Aneka Layanan dan Paket Khusus Haji

Internet
Saingi AMD, Nvidia dan MediaTek Dikabarkan Bikin Chip Konsol Game

Saingi AMD, Nvidia dan MediaTek Dikabarkan Bikin Chip Konsol Game

Hardware
Cara Menjadwalkan Ulang dan Membatalkan Rapat di Google Meet

Cara Menjadwalkan Ulang dan Membatalkan Rapat di Google Meet

Software
Apa Itu Ambient Mode di YouTube dan Cara Mengaktifkannya?

Apa Itu Ambient Mode di YouTube dan Cara Mengaktifkannya?

Software
Komparasi: Samsung Galaxy S24 Vs Samsung Galaxy S24 Plus

Komparasi: Samsung Galaxy S24 Vs Samsung Galaxy S24 Plus

Gadget
Telkomsat Gandeng Starlink untuk Hadirkan Layanan Enterprise di Indonesia

Telkomsat Gandeng Starlink untuk Hadirkan Layanan Enterprise di Indonesia

e-Business
Cara Membagi Layar Laptop Menjadi 2 di Macbook dengan Mudah dan Praktis

Cara Membagi Layar Laptop Menjadi 2 di Macbook dengan Mudah dan Praktis

Software
Foto WhatsApp Tidak Ada di Galeri, Begini Cara Mengatasinya

Foto WhatsApp Tidak Ada di Galeri, Begini Cara Mengatasinya

Internet
Cara Melihat Status WhatsApp Tanpa Diketahui dengan Mudah dan Praktis

Cara Melihat Status WhatsApp Tanpa Diketahui dengan Mudah dan Praktis

e-Business
Samsung Sindir Iklan Apple iPad Pro: Kreativitas Tak Bisa Dihancurin

Samsung Sindir Iklan Apple iPad Pro: Kreativitas Tak Bisa Dihancurin

e-Business
Microsoft Bikin Controller Xbox Khusus Penyandang Disabilitas, Bisa Dicopot dan Disusun Sesuai Kebutuhan

Microsoft Bikin Controller Xbox Khusus Penyandang Disabilitas, Bisa Dicopot dan Disusun Sesuai Kebutuhan

Game
Elon Musk Tiba di Bali untuk Resmikan Starlink di Indonesia

Elon Musk Tiba di Bali untuk Resmikan Starlink di Indonesia

e-Business
Cara Membuat Tulisan Bergaris Bawah di WhatsApp dengan Mudah dan Praktis

Cara Membuat Tulisan Bergaris Bawah di WhatsApp dengan Mudah dan Praktis

Software
Rutinitas CEO Nvidia Jensen Huang, Kerja 14 Jam Sehari dan Sering Makan di Kantin Bareng Karyawan

Rutinitas CEO Nvidia Jensen Huang, Kerja 14 Jam Sehari dan Sering Makan di Kantin Bareng Karyawan

e-Business
Penjualan Sony PlayStation 5 Turun, Tapi Lebih Laris dari Xbox S/X

Penjualan Sony PlayStation 5 Turun, Tapi Lebih Laris dari Xbox S/X

Game
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com