Menurut hasil penelitian yang dipublikasikan oleh Brookings Institution, sekitar 46.000 akun ditemukan terafiliasi dengan kelompok militan tersebut.
Seperti KompasTekno kutip dari PC World, Jumat (6/3/2015), akun tersebut terdeteksi pada bulan September hingga Desember 2014 lalu. Meskipun begitu, tidak semua akun tersebut aktif dalam waktu yang bersamaan.
"Angka 46.000 (akun) merupakan dugaan yang paling konservatif dalam rentang waktu tersebut. Dugaan maksimal kami, sebanyak 70.000 akun," tulis Brookings Institution.
Selain itu, diketahui juga bahwa pemilik akun-akun tersebut kebanyakan berada di wilayah Siria dan Irak. Hal ini tidak aneh memang, mengingat kedua negara tersebut merupakan basis dari ISIS.
Sebanyak satu dari lima akun yang diduga dekat dengan ISIS tersebut menggunakan bahasa Inggris dalam tweet-nya. Sementara itu, sekitar tiga perempatnya menggunakan bahasa Arab.
Kebanyakan dari akun Twitter tersebut rata-rata memiliki 1.000 follower, lebih banyak dari pengguna lain pada umumnya.
Sebelumnya, pendukung ISIS menyebarkan ancamannya kepada karyawan Twitter, terutama pendiri perusahaan, Jack Dorsey, melalui sebuah situs berbagi foto JustPaste.it.
Pasalnya, perusahaan penyedia layanan linimasa ini dikatakan sudah mengganggu ISIS dengan cara menghapus ribuan akun milik kelompok militan tersebut.
Pihak Twitter sendiri sudah memberikan tanggapannya terhadap ancaman tersebut. Menurut perwakilannya, mereka akan segera melakukan penyidikan terhadap kebenaran surat ancaman tersebut terlebih dahulu.
"Tim keamanan kami sedang menyelidiki kebenaran dari ancaman ini dengan penegak hukum," kata perwakilan tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.