Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Tak Gubris OpenBTS, Malah Pilih Balon Google

Kompas.com - 30/10/2015, 15:19 WIB
Yoga Hastyadi Widiartanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pegiat open source Onno W Purbo kecewa dengan sikap pemerintah terhadap Project Loon. Pasalnya, pemerintah terlihat antusias mendorong operator untuk ikut dalam proyek balon internet itu, tetapi dianggap tidak peduli terhadap proyek serupa dari rakyat.

Meski dibilang serupa, proyek rakyat yang dimaksudnya sebenarnya bukan berbentuk balon. Hanya, fungsinya sama, yaitu solusi untuk mengantarkan gelombang akses telekomunikasi ke wilayah-wilayah terpencil Indonesia.

Menurut Onno, proyek rakyat yang dikenal sebagai Open Base Transceiver Station (OpenBTS) itu sudah lama berjalan, bahkan sudah terbukti. Di pedalaman Papua, OpenBTS sudah dipakai selama dua tahun.

oik yusuf/ kompas.com Pakar IT Onno W. Purbo saat meresmikan Onno Center dalam acara di Jakarta, Kamis (28/8/2014)

OpenBTS dinilai sebagai alternatif bagi BTS konvensional yang biasa digunakan operator karena modal pembuatannya lebih murah. Misalnya, bila satu BTS operator bisa mencapai Rp 1,5 miliar, OpenBTS hanya butuh modal sekitar Rp 120 juta untuk jangkauan lima kilometer.

"(Untuk daerah terpencil), alternatif yang lebih feasible dan sudah dicoba lebih dari dua tahun di Papua adalah OpenBTS. Bisa kita buat sendiri di Indonesia. Mudah dan murah," kata Onno saat dihubungi KompasTekno, Kamis (29/10/2015).

Solusi alternatif tersebut, menurut dia, sudah ditunjukkan kepada jajaran direktur jenderal serta direktur di Kementerian Komunikasi dan Informatika. Bahkan, hal ini sudah disampaikan juga kepada menteri, tetapi tidak mendapat tanggapan.

"Ya dicuekin. Mungkin karena ini rakyat biasa yang mengajukan, bukan corporate besar seperti Google. Yang penting ya niat. Niatnya (pemerintah) mau pro-rakyat atau enggak. Sudah, itu saja," pungkas Onno.

Executive Director ICT Watch Donny BU juga menyoroti keputusan pemerintah untuk mendukung uji coba balon internet Google tersebut. Perkaranya, ia merasa pemerintah tidak adil dalam memberikan kesempatan.

Teknologi Project Loon milik Google langsung mendapat sanjungan dan bisa bekerja sama menggunakan frekuensi tertentu. Sementara itu, OpenBTS yang sudah didemokan kepada pemerintah dijanjikan mendapat kesempatan, bahkan sudah beberapa tahun dipakai di Papua, tetapi tidak digubris, dan malah dianggap melanggar regulasi frekuensi.

"Bendanya dan bahkan pembuat openBTS sdh didemokan kok ke @kemkominfo bareng @onnowpurbo. Gak minta duit, cuma minta kebijakan frekuensi saja," kicau Donny melalui akun Twitter miliknya.

"Upaya teknologi OpenBTS sebagai penyediaan alternatif telekomunikasi di daerah terisolir, terhambat karena dilarang keras gunakan frekuensi 900 MHz," imbuhnya.

Sementara itu, tiga operator yang sepakat mendukung Project Loon sudah mengumumkan akan meminjamkan frekuensi 900 MHz untuk balon internet Google.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Axiata-Sinar Mas Sepakati Merger XL dan Smartfren, Lahir Entitas Baru MergeCo

Axiata-Sinar Mas Sepakati Merger XL dan Smartfren, Lahir Entitas Baru MergeCo

e-Business
Tanda-tanda Oppo Reno 12 Pro Segera Masuk Indonesia

Tanda-tanda Oppo Reno 12 Pro Segera Masuk Indonesia

Gadget
Cara Bikin Stiker Langsung di Instagram Stories, Cepat dan Otomatis

Cara Bikin Stiker Langsung di Instagram Stories, Cepat dan Otomatis

Software
Berkat AI, Cari Foto di Google Photos Jadi Gampang

Berkat AI, Cari Foto di Google Photos Jadi Gampang

Software
Starlink Terpapar Gelombang Geomagnetik Luar Biasa Selama Badai Matahari

Starlink Terpapar Gelombang Geomagnetik Luar Biasa Selama Badai Matahari

e-Business
2 Cara Cek Kelayakan Bus Secara Online, Penting buat Memastikan Keselamatan

2 Cara Cek Kelayakan Bus Secara Online, Penting buat Memastikan Keselamatan

e-Business
'PUBG Mobile' PMSL SEA Summer 2024 Pekan Kedua Dimulai Hari Ini, Tim Indonesia di Tiga Besar

"PUBG Mobile" PMSL SEA Summer 2024 Pekan Kedua Dimulai Hari Ini, Tim Indonesia di Tiga Besar

Game
Tampilan WhatsApp di iOS Berubah, Begini Bedanya dengan yang Lama

Tampilan WhatsApp di iOS Berubah, Begini Bedanya dengan yang Lama

Software
Google Rilis AI Gemini 1.5 Pro, Bisa Analisis Lebih Banyak Data dan Input

Google Rilis AI Gemini 1.5 Pro, Bisa Analisis Lebih Banyak Data dan Input

Software
Menjajal Sennheiser Momentum True Wireless 4, TWS Premium Rp 5 Juta

Menjajal Sennheiser Momentum True Wireless 4, TWS Premium Rp 5 Juta

Gadget
Peringatan tentang AI yang Pintar Menipu dan Bahayanya bagi Manusia

Peringatan tentang AI yang Pintar Menipu dan Bahayanya bagi Manusia

Internet
Perbandingan Spesifikasi iPad Pro 2024 dan iPad Air 2024

Perbandingan Spesifikasi iPad Pro 2024 dan iPad Air 2024

Gadget
Meta Tutup Facebook Workplace, Jejaring Sosial Khusus Perkantoran

Meta Tutup Facebook Workplace, Jejaring Sosial Khusus Perkantoran

e-Business
5 Pro Player Wanita Asal Indonesia Jadi Pemain Utama Tim Mobile Legends di Perancis

5 Pro Player Wanita Asal Indonesia Jadi Pemain Utama Tim Mobile Legends di Perancis

Game
Pendiri Facebook Rayakan Ultah Ke-40, Nostalgia dan Pamer Foto Tempat Bersejarah di Hidupnya

Pendiri Facebook Rayakan Ultah Ke-40, Nostalgia dan Pamer Foto Tempat Bersejarah di Hidupnya

Internet
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com