Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yahoo Setor "E-mail" Pengguna ke NSA?

Kompas.com - 05/10/2016, 17:30 WIB
Fatimah Kartini Bohang

Penulis

Sumber Reuters

KOMPAS.com — Yahoo dilaporkan diam-diam bekerja sama dengan Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat (NSA) untuk memata-matai e-mail pengguna. Praktik ini dimungkinkan dengan menggunakan sebuah software khusus yang dikembangkan tahun lalu.

Setidaknya begitu kesaksian tiga mantan pegawai Yahoo dan satu orang yang mengaku terlibat langsung pada aksi mata-mata tersebut, sebagaimana dilaporkan Reuters dan dihimpun KompasTekno, Rabu (5/10/2016).

Menurut para "pembisik", Yahoo menyanggupi permintaan Pemerintah AS untuk memindai ratusan juta akun Yahoo Mail dalam rangka membantu investigasi NSA.

Ada beberapa kata kunci yang dipasang. Ketika e-mail tertentu menyematkan kata kunci itu, Yahoo bakal memantau percakapan antara pengirim dan penerima secara real-time dan menyetornya ke lembaga keamanan negara.

Tak diungkap lebih detail apa saja kata kunci yang dipasang. Menurut sumber, software Yahoo bisa mengidentifikasi kata kunci di badan e-mail ataupun dalam bentuk file attachment.

Menanggapi hal ini, juru bicara Yahoo enggan berkomentar panjang lebar. Melalui pernyataan resmi, perusahaan yang pernah berjaya pada awal 2000-an itu menciptakan narasi normatif.

"Yahoo adalah perusahaan yang mematuhi Amerika Serikat," begitu yang tertera pada pernyataan resmi.

Bagaimana dengan perusahaan internet lain?

Beberapa pengamat memprediksi, NSA dan FBI tak cuma meminta Yahoo sebagai perpanjangan tangan. Ditilik dari penetrasi pengguna, Yahoo jelas kalah dari Google.

Seharusnya, Google bisa jadi mata-mata yang lebih akurat. Begitu juga Facebook, Microsoft, dan perusahaan teknologi lain yang basis penggunanya masih besar.

Google dan Microsoft angkat bicara soal dugaan tersebut. Menurut juru bicara Google, pihaknya tak pernah ditawari pemerintah untuk menjadi mata-mata.

"Kalau kami diminta, respons kami tentu saja 'tidak'," kata dia.

Perwakilan Microsoft pun seiya sekata. "Kami tak pernah terlibat dalam aksi mata-mata alur e-mail seperti yang diberitakan terkait dengan Yahoo," ujarnya.

Perpecahan di tubuh Yahoo

Praktik mata-mata Yahoo dikatakan mendulang kontroversi di level eksekutif. Beberapa orang disebut kecewa dengan keputusan CEO Yahoo, Marissa Mayer, untuk patuh terhadap instruksi pemerintah.

Salah satu yang paling kecewa adalah mantan Chief Information Security Officer, Alex Stamos. Sesuai divisinya, Stamos memang seyogianya menjamin keamanan bagi pengguna layanan Yahoo.

Tahun lalu, tepat saat software mata-mata Yahoo dikabarkan tengah dibangun, Stamos hengkang dari perusahaan yang telah membesarkan namanya.

Menurut sumber dalam, hal ini didasari kekecewaan Stamos terhadap Yahoo. Ia pindah ke Facebook sebagai eksekutif di divisi keamanan. Meski demikian, pada surat pengunduran dirinya yang dipublikasikan tahun lalu, Stamos tak menyebut ada masalah dengan Yahoo.

Hingga kini, belum ada konfirmasi resmi dari Pemerintah AS soal informasi dari "pembisik" yang ramai di internet.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Advan Rilis X-Play, Konsol Game Pesaing Steam Deck dan ROG Ally

Advan Rilis X-Play, Konsol Game Pesaing Steam Deck dan ROG Ally

Gadget
5 Besar Vendor Smartphone Indonesia Kuartal I-2024 Versi IDC, Oppo Memimpin

5 Besar Vendor Smartphone Indonesia Kuartal I-2024 Versi IDC, Oppo Memimpin

e-Business
Epic Games Gratiskan 'Dragon Age Inquisition - Game of the Year Edition', Cuma Seminggu

Epic Games Gratiskan "Dragon Age Inquisition - Game of the Year Edition", Cuma Seminggu

Game
Motorola Rilis Moto X50 Ultra, 'Kembaran' Edge 50 Ultra Unggulkan Kamera

Motorola Rilis Moto X50 Ultra, "Kembaran" Edge 50 Ultra Unggulkan Kamera

Gadget
Merger XL Axiata dan Smartfren Kian Menguat, Seberapa Besar Entitas Barunya?

Merger XL Axiata dan Smartfren Kian Menguat, Seberapa Besar Entitas Barunya?

e-Business
Oppo A60 Resmi di Indonesia, HP 'Tahan Banting' Harga Rp 2 Jutaan

Oppo A60 Resmi di Indonesia, HP "Tahan Banting" Harga Rp 2 Jutaan

Gadget
Bos Nvidia Jensen Huang Makin Tajir berkat AI, Sekian Harta Kekayaannya

Bos Nvidia Jensen Huang Makin Tajir berkat AI, Sekian Harta Kekayaannya

e-Business
TWS Oppo Enco Air 4 Pro Meluncur, Baterai Awet 44 Jam

TWS Oppo Enco Air 4 Pro Meluncur, Baterai Awet 44 Jam

Gadget
Cara Bikin Konten Reveal di Instagram Stories

Cara Bikin Konten Reveal di Instagram Stories

Software
Hands-on Laptop Huawei MateBook X Pro 2024, Ramping, Ringan, dan Layar 'Upgrade'

Hands-on Laptop Huawei MateBook X Pro 2024, Ramping, Ringan, dan Layar "Upgrade"

Gadget
Paket Internet Starlink, Rp 750.000 hingga Rp 86 Juta per Bulan

Paket Internet Starlink, Rp 750.000 hingga Rp 86 Juta per Bulan

Internet
SteelSeries Rilis Actris Nova 5, Headset dengan 100 'Preset' Game

SteelSeries Rilis Actris Nova 5, Headset dengan 100 "Preset" Game

Gadget
HP Tahan Banting Oppo A60 Rilis di Indonesia Besok, Intip Harganya

HP Tahan Banting Oppo A60 Rilis di Indonesia Besok, Intip Harganya

Gadget
Pengguna iPhone yang Update iOS 17.5 Kaget, Foto yang Lama Dihapus Muncul Lagi

Pengguna iPhone yang Update iOS 17.5 Kaget, Foto yang Lama Dihapus Muncul Lagi

Software
Cara Membuat Notifikasi WhatsApp Suara Google Tanpa Aplikasi dengan Mudah

Cara Membuat Notifikasi WhatsApp Suara Google Tanpa Aplikasi dengan Mudah

Software
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com