Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demi Lingkungan, Apple Bakal Stop Bikin iPhone Pakai Hasil Tambang

Kompas.com - 21/04/2017, 13:33 WIB
Fatimah Kartini Bohang

Penulis

Sumber TechCrunch

KOMPAS.com - Apple bertekad hanya menggunakan material yang bisa diperbarui untuk lini produknya. Hal ini berkenaan dengan kampanye ramah lingkungan yang dijunjung tinggi sang pabrikan Cupertino.

"Kami menantang diri kami untuk suatu saat nanti mengakhiri ketergantungan terhadap pertambangan," begitu tertera di Environmental Responsibility Report 2017 yang dirilis Apple, sebagaimana dilaporkan Techcrunch dan dihimpun KompasTekno, Jumat (21/4/2017).

Diketahui, material produk Apple dan vendor perangkat elektronik secara keseluruhan selama ini memanfaatkan hasil tambang yang tak bisa diperbarui sehingga mengeruk sumber daya di bumi. Misalnya saja kobalt sebagai bahan dasar baterai lithium, serta tembaga, timah, dan tungsten.

Meski optimis bisa menciptakan lini iPhone, iPad, Macbook, dan produk lainnya dari sumber daya yang bisa diperbarui, Apple sejatinya belum menemukan mekanisme yang pas. Hal ini diakui Vice President of Environmental, Policy, and Social Initiatives Apple, Lisa Jackson.

"Kami sebenarnya melakukan hal yang jarang kami lakukan, yakni mengumumkan sebuah target sebelum kami benar-benar tahu bagaimana cara mencapainya," kata dia.

"Kami sedikit gugup, tapi kami juga berpikir bahwa menjaga lingkungan sangat penting karena kami yakin teknologi sejatinya harus bermanfaat untuk itu," ia menambahkan.

Selain berdampak positif bagi lingkungan, penggunaan material yang bisa diperbarui juga bisa mencegah penyalahan hak asasi manusia. Insiden seperti penggunaan tenaga kerja anak di tambang kobalt dan konflik di wilayah kaya mineral bisa dicegah.

Sebelum mencapai target ambisiusnya, Apple sesumbar akan melakukan langkah sederhana yakni mengimbau para pengguna produk Apple untuk merekondisi perangkat lamanya melalui program "Appel Renew".

"Kami menggunakan teknik rekondisi yang inovatif, misalnya saja robot perakit, sehingga material-material produk yang baik bisa disaring untuk digunakan ke produk baru," begitu tertera pada laporan Apple.

Saran dari Greenpeace

Inisiatif Apple ini mendapat dukungan dari berbagai pihak. Namun, ada saran tambahan dari organisasi lingkungan Greenpeace. Organisasi non-profit itu meminta Apple berkomitmen tak cuma dalam penghematan hasil tambang, namun juga untuk membuat perangkat yang tahan lama dan gampang diperbaiki.

Pasalnya, produk dengan umur penggunaan yang panjang juga bisa menghemat konsumsi hasil tambang. Greenpeace juga mengimbau vendor lain untuk mengikuti jejak Apple, setidaknya memperhatikan dampak produksi untuk lingkungan.

"Brand besar lain seperti Samsung, Huawei, Microsoft, harus cepat menyesuaikan dengan Apple, jika tak mau ketinggalan di belakang," kata perwakilan Greenpeace.

Diketahui, Samsung sendiri sudah berkomitmen untuk merekondisi sebanyak 4,3 juta unit Galaxy Note 7 yang sebelumnya ditarik dari peredaran karena rawan meledak. Hasil rekondisi itu bakal dipasarkan di beberapa negara berkembang yang mengizinkan jual-beli ponsel daur ulang. (Baca: Nyaris Jadi Sampah, Komputer Langka Steve Jobs Dimuseumkan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Samsung Experience Lounge Hadir di Jakarta, 'Ruangan' Smart Home dan Serba AI

Samsung Experience Lounge Hadir di Jakarta, "Ruangan" Smart Home dan Serba AI

Gadget
Bocoran iPhone 16 Series, Bawa Layar Lebih Luas dari iPhone 15

Bocoran iPhone 16 Series, Bawa Layar Lebih Luas dari iPhone 15

Gadget
Cara Mengatur Durasi Layar dan Aplikasi di iPhone

Cara Mengatur Durasi Layar dan Aplikasi di iPhone

Gadget
Microsoft Akan Beri Pelatihan AI Skilling untuk 840.000 Orang di Indonesia

Microsoft Akan Beri Pelatihan AI Skilling untuk 840.000 Orang di Indonesia

e-Business
Kenapa Aplikasi di iPhone Menginstal Ulang dengan Sendirinya? Begini Cara Mengatasinya

Kenapa Aplikasi di iPhone Menginstal Ulang dengan Sendirinya? Begini Cara Mengatasinya

Gadget
Merger XL Axiata-Smartfren, Siapa Berkuasa?

Merger XL Axiata-Smartfren, Siapa Berkuasa?

Internet
Bos Microsoft Satya Nadella Ungkap Peluang Komunitas Developer Indonesia Masuk 5 Besar Dunia

Bos Microsoft Satya Nadella Ungkap Peluang Komunitas Developer Indonesia Masuk 5 Besar Dunia

Software
Cara Mengaktifkan Passkey di WhatsApp Android

Cara Mengaktifkan Passkey di WhatsApp Android

Software
OpenAI Rilis Fitur 'Memory' di ChatGPT, Bisa Ingat dan Kenali Pengguna

OpenAI Rilis Fitur "Memory" di ChatGPT, Bisa Ingat dan Kenali Pengguna

Software
Daftar 20 HP Terlaris Sepanjang Sejarah, Nomor 1 Bukan Smartphone

Daftar 20 HP Terlaris Sepanjang Sejarah, Nomor 1 Bukan Smartphone

Gadget
Microsoft Investasi Rp 27 Triliun di Indonesia, Terbesar dalam 29 Tahun

Microsoft Investasi Rp 27 Triliun di Indonesia, Terbesar dalam 29 Tahun

e-Business
'Microsoft Build: AI Day' Digelar di Jakarta, Dihadiri CEO Microsoft Satya Nadella

"Microsoft Build: AI Day" Digelar di Jakarta, Dihadiri CEO Microsoft Satya Nadella

e-Business
Bukti Investasi Apple Rp 1,6 Triliun di Indonesia Masih Sekadar Janji

Bukti Investasi Apple Rp 1,6 Triliun di Indonesia Masih Sekadar Janji

e-Business
Smartphone Vivo Y18e Meluncur, Bawa Layar 90 Hz dan Baterai 5.000 mAh

Smartphone Vivo Y18e Meluncur, Bawa Layar 90 Hz dan Baterai 5.000 mAh

Gadget
Tablet Xiaomi Pad 6S Pro Meluncur di Indonesia 5 Mei, Ini Bocoran Spesifikasinya

Tablet Xiaomi Pad 6S Pro Meluncur di Indonesia 5 Mei, Ini Bocoran Spesifikasinya

Gadget
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com