Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jejak Raden Saleh di Leipzig

Kompas.com - 31/01/2013, 00:29 WIB

Oleh Zeynita Gibbons

Lukisan cat minyak berjudul Stierjagd auf Java atau "Berburu Banteng Jawa" yang dibuat Raden Saleh tahun 1842 di kanvas berukuran 85 x 140 sentimeter tergantung di ruang pameran mini karya Raden Saleh koleksi Museum Sejarah Leipzig di Balai Kota Leipzig, Jerman.

Beberapa lukisan Raden Saleh ditampilkan dalam pameran yang diselenggarakan Perkumpulan Masyarakat Indonesia-Jerman di Leipzig yang berlangsung hingga 17 Februari mendatang itu.

Direktur Museum Sejarah Leipzig, Volker Rodekamp, dan Deputy Chief of Mission KBRI Berlin, Siswo Pramono, membuka pameran yang dihadiri sekitar 100 pengunjung yang terdiri atas anggota Perkumpulan Masyarakat Indonesia-Jerman, anggota Lion Club serta akademisi dan pecinta seni di Kota Leipzig itu.

Menurut Siswo, Raden Saleh termasuk sosok yang penting dalam hubungan Indonesia dan Jerman.

Bapak seni lukis modern Indonesia itu, ia menjelaskan, termasuk duta Indonesia yang pertama yang ikut membangun landasan hubungan antara Indonesia dan Jerman.

Di Jerman, Raden Saleh melahirkan karya lukis bergaya oriental, lukisan-lukisan tentang eksotika Asia yang dia buat menggunakan teknik melukis Eropa yang telah dia pelajari di Belanda.

Karya-karyanya menjadi daya tarik dalam tata pergaulan seni Eropa dan membuat Raden Saleh menjadi sorotan masyarakat seni saat berkunjung ke Frankfurt, Berlin dan Dressden.

Bersama karya-karyanya, Raden Saleh masuk ke lingkungan pergaulan kaum aristokrat Jerman pada masa itu. Duke of Saxe-Coburg and Gotha serta adiknya, Pangeran Albert, yang kemudian menikah dengan Ratu Victoria dari Inggris tercatat sebagai sahabat Raden Saleh.

Gaya berbusana Raden Saleh yang tak biasa saat menghadiri pesta-pesta yang diselenggarakan kelompok masyarakat Eropa pun ikut menjadi perhatian, membuat dia menjadi salah satu perbincangan pada masa itu. Dia sering memadukan unsur Jawa dan Eropa dalam berpakaian.

Hal inilah yang membuat Raden Saleh berhasil meruntuhkan hati perempuan-perempuan cantik di Eropa pada jaman itu, kata Dr Werner Kraus pada pembukaan pameran mini karya Raden Saleh di Balai Kota Leipzig.

Kraus adalah akademisi di Universitas Passau yang selama 25 tahun meneliti kiprah dan karya Raden Saleh dan menuangkannya dalam buku berjudul "Raden Saleh and the Beginning of Modern Indonesian Painting."

Selama melakukan penelitian, dia menemukan berbagai manuskrip tentang Raden Saleh di Dressden. Dalam salah satu manuskrip Raden Saleh menuliskan kalimat:

"A lot of my life was dedicated exactly to this purpose, trying to connect two very different cultures. But behind each and every culture there are human beings, and human beings are not so different."

(Sebagian besar hidup saya dedikasikan untuk tujuan ini, mencoba menghubungkan dua budaya yang berbeda. Tapi dibalik masing-masing dan setiap budaya manusia, dan manusia tidak terlalu berbeda."

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com