Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awal Mula USB-A dan Mengapa Kita Sering Terbalik Memasangnya

Kompas.com - Diperbarui 11/05/2024, 07:13 WIB
Galuh Putri Riyanto,
Reska K. Nistanto

Tim Redaksi

Sumber NPR

KOMPAS.com - Kalian merasa sering keliru saat mencolokkan konektor USB-A dalam sekali coba?

Kalian tidak sendirian. Faktanya, mayoritas atau sekitar 86 persen orang memasang konektor USB-A terbalik ketika mencoba memasangkan perangkat USB saat pertama kali coba.

Entah itu ketika mencolokkan flash drive ke komputer/laptop, memasang kabel USB A ke adapter charger smartphone, atau ketika menyambungkan kabel mouse ke laptop, dan lainnya.

Fakta unik tentang teknologi alias Tech Trivia ini diungkap oleh Forcepoint, platform keamanan digital asal Texas, AS pada 2015 lalu.

Kini, Tech Trivia soal 86 persen orang mencolokkan USB kebalik ini menjadi populer dan dijadikan meme di internet, di antaranya seperti di-posting ini, ini, dan ini.

Beberapa orang bahkan menyebut fenomena ini sebagai "USB paradox", tidak peduli seberapa telitinya kalian terhadap steker atau kabelnya, atau ikon pada kabel USB A, percobaan pertama selalu salah.

Baca juga: Serupa tapi Tak Sama, Ini Bedanya Kabel USB Murah dan Mahal

Banyak yang meyakini bahwa USB-A baru akan terpasang dengan sempurna pada percobaan ketiga.

Desain USB-A yang tidak bolak-balik (non-reversible) ini pun membuat pengguna sebal bahkan frustasi.

 

Desain non-reversibel demi biaya murah

Sosok Ajay Bhatt, pimpinan pengembang teknologi Universal Serial Bus (USB).NPR Sosok Ajay Bhatt, pimpinan pengembang teknologi Universal Serial Bus (USB).
Usut punya usut, pencipta USB-A sengaja membuat konektor ini non-reversible karena perkara biaya.

Hal ini diungkapkan langsung oleh Ajay Bhatt, pemimpin tim yang mengembangkan teknologi Universal Serial Bus (USB). USB dikembangkan secara bersama-sama oleh tujuh perusahaan, yakni Intel, Microsoft, IBM, NEC, Nortel, Compaq, dan DEC.

Dalam sebuah wawancara, Bhatt mengatakan, sebenarnya di awal pengembawan USB-A, timnya mengetahui bahwa jika jika kabel didesain reversible, itu akan memberikan pengalaman pengguna yang lebih baik dalam jangka panjang.

Misalnya, pengguna bisa mencolokkan kabel bagaimanapun posisinya, dalam sekali coba. Seperti desain reversible pada USB Type-C yang ramai digunakan pada perangkat smartphone, tablet, dan laptop keluaran terbaru.

Namun, pengembang USB-A memilih menggunakan desain kotak di mana di dalamnya terdapat penampang persegi panjang memanjang di sisi bawah.

Nah, kabel USB-A harus dimasukkan ke port tipe-A di hilir (laptop/PC/konsol/dll) untuk bisa digunakan untuk transfer data atau mengisi daya. Port tipe-A ini juga memiliki penampang di sisi atas (berlawanan dengan konektor). Makanya, ketika posisi konektor salah, USB-A tidak bisa dimasukkan ke dalam port.

Baca juga: Perbedaan USB-C dan Lightning, Mana yang Lebih Baik?

Menurut Bhatt, USB yang dibuat reversible (dua arah) akan memerlukan kabel dan sirkuit dua kali lipat lebih banyak. Ini juga otomatis akan melipatgandakan biaya produksinya.

Alih-alih hanya mengeluarkan biaya tambahan, tim Bhatt di Intel memilih untuk membuat USB-A dengan harga tetap murah dengan desain kotak non-reversible.

USB A 1.0 dirilis pertama kali pada 1996. Ketika itu, USB A generasi pertama memiliki kecepatan transfer data maksimal 12 Mbps dan keluaran daya (power delivery) maksimal 2.5V/0.5A. Saat awal kehadirannya, USB 1.0 ini belum digunakan secara luas dipasaran.

Ketika itu, teknologi Universal Serial Bus ini baru pertama kali hadir di industri teknologi. Jadi, Bhatt dan tim masih harus mengenalkan USB bahkan membujuk semua perusahaan komputer besar untuk mengadopsi model USB di perangkatnya.

Desain dengan ongkos produksi yang lebih murah memungkinkan Bhatt dan tim mewujudkan misi tersebut.

Penampilan komputer iMac pertama, iMac G3.Computer World Penampilan komputer iMac pertama, iMac G3.
Pada 1998, USB versi 1.1 rilis. Nah, baru pada saat inilah, Bhatt dan Tim berhasil membuat USB 1.1 digunakan secara lebih luas di pasar. Pada tahun 1998, Steve Jobs merilis komputer iMac pertama (iMac G3) dengan dua port USB 1.1.

“Kami memerlukan beberapa waktu untuk membuktikan bahwa teknologi ini sangat diperlukan,” kata Bhatt, sebagaimana dihimpun dari NPR.

Saat ini, USB adalah standar industri teknologi. Sejak dirilis 28 tahun silam, USB A sudah berkembang pesat dalam hal kecepatan transfer data dan keluaran daya maksimal. Setelah generasi pertama, USB Type-A juga memiliki suksesor seperti USB 2.0 (2000), USB 3.0 (2008), dan USB 3.1 (2013).

Meskipun tidak ditentukan secara spesifik, secara umum, pengguna dapat mengetahui generasi USB berdasarkan warna plastik di dalam perangkat. USB 1.0 dan 2.0 biasanya berwarna hitam atau putih, USB 3.0 berwarna biru, dan USB 3.1 berwarna biru kehijauan.

Ilustrasi warna-warni port USB-A.Toms Hardware Ilustrasi warna-warni port USB-A.
Dari generasi ke generasi, kecepatan transfer data USB A makin cepat, sedangkan keluaran dayanya makin besar.

Bagan di bawah ini menunjukkan kecepatan transfer data dan keluaran daya maksimal untuk berbagai generasi USB type-A dari generasi ke generasi.

Generasi USB Nama sebelumnya Tipe konektor Kecepatan maks Keluaran daya maks  Tahun rilis
USB 1.0 - Type-A Up to 12 Mbps 5V, 500mA (2.5W) 1996
USB 2.0 - Type-A Up to 480 Mbps 5V, 500mA (2.5W) 2000
USB 3.2 Gen 1 USB 3.0 / USB 3.1 Gen 1 Type-A, Type-C, Type-B, Micro Up to 5 Gbps 5V, 900mA (4.5W) 2008
USB 3.2 Gen 2 USB 3.1 Gen 2 Type-A, Type-C, Type-B, Micro Up to 10 Gbps 5V, 2A (10W) 2013

Perubahan nama USB 3.x

Ilustrasi kontektor USB Type-C (kiri) dan USB Type-A (kanan).Toms Harware Ilustrasi kontektor USB Type-C (kiri) dan USB Type-A (kanan).
Penamaan USB generasi ketiga mungkin sedikit membingungkan untuk pengguna. Ini dikarenakan USB-IF (USB Implementers Forum), pihak yang menciptakan standar tersebut telah mengubah penamaan USB 3.x sebanyak dua kali.

Perubahan pertama terjadi pada 2013, ketika USB-IF mengumumkan kehadiran USB dengan kecepatan hingga 10 Gbps.

Ketika itu, USB 3.0 (5 Gbps) berubah nama menjadi USB 3.1 Gen 1. Sementara USB yang berkecepatan 10 Gbps dikenal sebagai USB 3.1 Gen 2.

Perubahan nama yang kedua terjadi pada 2017, saat USB-IF meluncurkan perangkat USB generasi ketiga dengan kecepatan hingga 20 Gbps.

Sejak 2017, USB-IF menetapkan bahwa USB 3.1 Gen 1 (5 Gbps) berubah nama menjadi USB 3.2 Gen 1. Sementara USB 3.1 Gen 2 (10 Gbps) disebut menjadi USB 3.2 Gen 2.

Nah, USB yang baru dengan kecepatan up to 20 Gbps disebut USB 3.2 Gen 2x2. Dinamai USB 3.2 Gen 2x2 karena generasi USB ini menggunakan dua jalur 10 Gbps untuk memberi pengguna kecepatan 20 Gbps. 

Baca juga: Apa Pengaruh USB-C di iPhone 15? Begini Kata Apple

USB 3.2 Gen 2x2 ini hanya tersedia dalam tipe konektor Type-C saja. Itulah mengapa generasi ini tidak dimasukkan dalam daftar tabel di atas.

USB Type-C awalnya diperkenalkan pada 2014. Tipe konektor ini memiliki keunggulan di antaranya desain yang lebih ringkas, reversibel (bolak-balik), memungkinkan transfer data lebih cepat up to 20 Gbps, serta mendukung power delivery hingga 100 watt.

USB-C kini banyak disertakan pada perangkat laptop, smartphone, tablet, hingga beragam periferal keluaran terbaru.

Pada 2019, USB-IF memperkenalkan USB 4 pada 29 Agustus 2019. USB 4 kompatibel dengan Thunderbolt 3 dan kompatibel dengan USB generasi lawas (3.2 dan 2.0). USB 4 memiliki kecepatan transfer data hingga 40 Gbps.

Kemudian, pada 2022, USB 4 2.0 diperkenalkan dengan kemampuan mendukung kecepatan hingga 80 Gbps melalui USB-C, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari TomsHardware, Kamis (9/5/2024).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com