Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Internetan Pakai VPN di China Bakal Kena Denda Rp 2 Juta

Kompas.com - 09/01/2019, 18:35 WIB
Wahyunanda Kusuma Pertiwi,
Reska K. Nistanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pemerintah China mulai gelisah dengan warganya yang menggunakan virtual private network (VPN) untuk mengakses situs-situs yang diblokir negara tersebut. Untuk mengatasinya, pemerintah mulai memberlakukan denda kepada warganya yang ketahuan menggunakan VPN.

Seperti diketahui, China sangat ketat mengatur tindak-tanduk warganya, termasuk di internet dengan memblokir beberapa situs besar, terlebih situs barat seperti Google, Facebook, dkk. Greatfire.org, sebuah wathcdog yang bergerak di bidang penyensoran, mencatat ada 135 dari 1.000 situp top dunia yang telah diblokir pemerinta China.

Pemblokiran itu membuat banyak warganya memanfaatkan VPN untuk menembus situs asing yang diblokir pemerintah. VPN merupakan alat yang membuat koneksi private dengan data yang terenkripsi. Alat ini sering digunakan untuk membuat alamat IP baru atau browsing internet secara anonim, sehingga bisa menembus blokir internet suatu negara.

Warga sipil bernama Zhu Yunfeng menjadi salah satu warganet China yang didenda sebesar 1000 yuan (sekitar Rp 2 jutaan) pada 28 Desember lalu, setelah diketahui menggunakan VPN.
Jumlah denda tersebut sekitar seperlima dari rata-rata upah bulanan kota Shaoguan Provinsi Guandong, kota asal Zhu.

Zhu diketahui menggunakan aplikasi VPN bernama Lantern, salah satu aplikasi VPN favorit warga China untuk mengakses situs asing. Ia kemudian dituntut berdasarkan hukum kemanan publik yang mulai berlaku tahun 1997. Hukum tersebut melarang akses ke internet luar negeri tanpa izin pemerintah.

Baca juga: Rusia Resmi Larang VPN

Zhu bukanlah warga sipil pertama yang didenda karena menggunakan VPN. Tahun 2017 lalu, saat berlangsung agenda kampanye nasional melawan koneksi ilegal, termasuk VPN, Wu Xiangyang, seorang pria dari Provinsi Guangxi, dituntut lima setengah tahun penajra karena menjual layanan VPN online.

Wu juga harus membayar denda 500.000 yuan (sekitar Rp 1 miliar). Jumlah tersebut ditaksir dari keuntungan Wu dari binisnya yang telah dikelola sejak 2013.

Sebenarnya, pelarangan VPN semacam ini tak hanya memengaruhi warga biasa, tapi juga bisnis yang beroperasi di China, di mana mereka harus menggunakan VPN berlisensi dan disetujui pemerintah China.

Meski hukum pembatasan akses internet di China berusia 20 tahun, namun saat ini jarang ditegakan. Barulah beberapa tahun belakangan, di bawah pemerintahan Presiden Xi Jinping yang cukup kaku menerima perbedaan pendapat di negaranya, kontrol penggunaan internet semakin diperketat.

"Selama beberapa tahun terakhir, otoritas China membuat kemajuan legitimasi dalam mematikan dan membatasi penggnaan VPN dari dalam China," jelas Charlie Smith dari Greatfire.org.

"Tapi kami jarang melihat pengguna VPN individu menjadi target dengan cara ini (didenda)," imbuh Smith, sebagaimana KompasTekno lansir dari The Inquirer, Rabu (9/1/2019).

Hukum keamanan publik di China mulai diperketat sejak Januari 2017 dan berlaku hingga 31 Maret 2018, dengan regulasi baru yang akan mematikan penggunaan VPN tanpa seizin pemerintah.

Saat itu, pemerintah China mengatakan bawha neagranya sedang berada dalam pasar internet yang tidak teratur sehingga dianggap mendesak untuk dikeluarkannya aturan untuk mengontrol penggunaan internet.

Regulasi ini bahkan berlaku pula untuk korporasi. Penon-aktifkan internet secara keseluruhan disebut telah terjadi di beberapa perusahaan multinasional yang beroperasi di China, termasuk mereka yang memiliki kekayaan intelektual penting yang harus dilindungi karena tidak menggunakan VPN berlisensi.

Perusahaan asal Cupertino, AS, Apple pun terpaksa tunduk dengan pemerintah China yang meminta agar pihaknya menghapus aplikasi 674 dari App Store-nya di China.

Baca juga: Dianggap Ilegal, Aplikasi VPN Apple Dihapus di China

Penghentian VPN besar-besaran terjadi pada bulan Maret 2016 selama agenda Kongres Rakyat Nasional yang berlangsung di Beijing. Saat itu, beberapa perusahaan banyak yang komplain karena VPN berbayar mereka tidak berfungsi selama sepekan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Laptop Microsoft Surface Pro Meluncur, Diklaim Lebih Jago dari MacBook Air M3

Laptop Microsoft Surface Pro Meluncur, Diklaim Lebih Jago dari MacBook Air M3

Gadget
Menjajal IQoo Z9x 5G, HP Menengah dengan Baterai 6.000 MAh

Menjajal IQoo Z9x 5G, HP Menengah dengan Baterai 6.000 MAh

Gadget
HMD Pulse Plus Business Edition Dirilis, Smartphone Bisnis 'Panjang Umur'

HMD Pulse Plus Business Edition Dirilis, Smartphone Bisnis "Panjang Umur"

Gadget
HP Vivo Y200T dan Y200 GT Meluncur dengan Baterai Jumbo 6.000 mAh

HP Vivo Y200T dan Y200 GT Meluncur dengan Baterai Jumbo 6.000 mAh

Gadget
Smartphone iQoo Z9 dan Z9x Resmi Masuk Indonesia, Harga Mulai Rp 3 Jutaan

Smartphone iQoo Z9 dan Z9x Resmi Masuk Indonesia, Harga Mulai Rp 3 Jutaan

Gadget
iQoo Neo 9S Pro Resmi, HP Android Dimensity 9300 Plus Rp 6 Jutaan

iQoo Neo 9S Pro Resmi, HP Android Dimensity 9300 Plus Rp 6 Jutaan

Gadget
Microsoft Luncurkan Laptop Surface Copilot Plus PC Pertama dengan Chip Snapdragon X Series

Microsoft Luncurkan Laptop Surface Copilot Plus PC Pertama dengan Chip Snapdragon X Series

Gadget
Apple Rilis iOS 17.5.1, Perbaiki Bug Penyebab Foto yang Sudah Dihapus Muncul Lagi

Apple Rilis iOS 17.5.1, Perbaiki Bug Penyebab Foto yang Sudah Dihapus Muncul Lagi

Software
Google, Meta, dan Microsoft Kembangkan 'SLM', Model Bahasa untuk Program AI Lebih Murah

Google, Meta, dan Microsoft Kembangkan "SLM", Model Bahasa untuk Program AI Lebih Murah

Software
Microsoft Umumkan Copilot+ PC, Standar Laptop dengan Dukungan AI

Microsoft Umumkan Copilot+ PC, Standar Laptop dengan Dukungan AI

Gadget
Bos Google Mengaku 'Kecepetan' Rilis Kacamata Pintar Google Glass

Bos Google Mengaku "Kecepetan" Rilis Kacamata Pintar Google Glass

Hardware
Ramai soal iPhone Terdaftar di Kemendikbud, Begini Penjelasannya

Ramai soal iPhone Terdaftar di Kemendikbud, Begini Penjelasannya

Gadget
Game Pesaing 'Mobile Legends' Rilis di Indonesia 20 Juni

Game Pesaing "Mobile Legends" Rilis di Indonesia 20 Juni

Game
Game 'PUBG Mobile' Bagi-bagi 9 Skin Permanen Gratis, Ada Kostum Baru Khusus Musim Ini

Game "PUBG Mobile" Bagi-bagi 9 Skin Permanen Gratis, Ada Kostum Baru Khusus Musim Ini

Game
Uni Eropa Selidiki Facebook dan Instagram gara-gara Bikin Candu

Uni Eropa Selidiki Facebook dan Instagram gara-gara Bikin Candu

e-Business
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com