Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Indonesia Disebut Juru Selamat Samsung?

Kompas.com - 22/05/2015, 13:20 WIB
Reska K. Nistanto

Penulis

KOMPAS.com — Raksasa elektronik asal Korea Selatan, Samsung, sedang menghadapi masalah di negara dengan pasar smartphone terbesar di dunia, Tiongkok. Indonesia digadang-gadang menjadi juru selamat bagi vendor pembuat lini smartphone Galaxy ini.

Seperti diketahui, menurut laporan dari IDC, pengiriman smartphone Samsung di Tiongkok menurun 4,3 persen secara year-on-year pada kuartal pertama 2015. Hal tersebut menjadi penurunan pertama bagi Samsung dalam kurun enam tahun terakhir.

Pada waktu bersamaan, pengiriman perangkat smartphone Apple justru meningkat lebih dari 60 persen. Dikutip KompasTekno dari Bloomberg View, Kamis (21/5/2015), hal itu menunjukkan bahwa pasar smartphone Tiongkok sudah berkembang dan hampir menyerupai pasar Amerika Serikat alih-alih pasar negara berkembang.

Selain itu, Samsung juga mengalami tekanan di kelas bawah karena produk-produk smartphone murah buatan vendor Tiongkok, seperti Xiaomi, juga ternyata kian mendesak.

Xiaomi dengan smartphone murah tetapi memiliki value yang tinggi, dengan spesifikasi dan performa di atas rata-rata, juga menggerogoti pangsa pasar Samsung.

Untuk bisa bersaing, Samsung mau tak mau harus menurunkan harga jual smartphone-nya. Namun, menurunkan harga jual juga berarti Samsung harus menurunkan ongkos produksi. Di sinilah peranan Indonesia berada.

Menurut laporan Bloomberg Intelligence, tenaga kerja di Indonesia diprediksi berpenghasilan rata-rata 0,79 dollar AS per jam pada 2018 mendatang. Sementara itu, pekerja di Tiongkok rata-rata mendapat upah 4,79 dollar AS per jam.

Dengan upah yang hampir tiga perempat lebih rendah itu, Samsung berpotensi mengalihkan lini produksi smartphone-nya dari Tiongkok ke Indonesia.

Bahkan, menurut Samsung Indonesia, Galaxy S6 yang baru saja diluncurkan telah diproduksi di pabriknya di Cikarang, Jawa Barat, Indonesia.

"Iya, buatan Indonesia. Galaxy S6 dan S6 Edge, dua-duanya buatan Indonesia," kata Vice President Corporate Business and Corporate Affairs Samsung Indonesia, Lee Kanghyun, kepada KompasTekno beberapa waktu lalu.

The Wall Street Journal juga menulis bahwa Samsung telah mulai membuka lini produksi smartphone di Indonesia pada tahun ini dengan kapasitas produksi 1,5 juta unit smartphone per bulan. Bloomberg View menyebutnya sebagai langkah yang pintar dari Samsung.

Dengan jumlah penduduk yang besar, sekitar 250 juta (terbesar di Asia Tenggara), serta posisinya sebagai negara yang sedang berkembang, upah tenaga kerja di Indonesia kurang dari separuh upah tenaga kerja di Tiongkok.

Dengan membuat pabrik di Indonesia, Samsung juga bisa memenuhi syarat produksi tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) sebesar 40 persen untuk smartphone-smartphone 4G yang akan beredar di sini.

Perusahaan multinasional lain, seperti Apple, pastinya akan kesulitan untuk memenuhi syarat TKDN 40 persen, atau terpaksa harus membuka fasilitas perakitan di Indonesia.

Namun, Bloomberg View juga mengatakan bahwa strategi memindahkan fasilitas produksi dari Tiongkok ke Indonesia belum tentu menjamin kesuksesan Samsung. Hal itu terutama disebabkan, lagi-lagi, penetrasi smartphone buatan vendor Tiongkok seperti Xiaomi yang tinggi di Indonesia.

"Namun, dengan lebih dulu memberdayakan tenaga kerja di Indonesia, itu bisa jadi memberikan keuntungan bagi Samsung dibanding kompetitor lain," demikian tulis Bloomberg View.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Samsung Experience Lounge Hadir di Jakarta, 'Ruangan' Smart Home dan Serba AI

Samsung Experience Lounge Hadir di Jakarta, "Ruangan" Smart Home dan Serba AI

Gadget
Bocoran iPhone 16 Series, Bawa Layar Lebih Luas dari iPhone 15

Bocoran iPhone 16 Series, Bawa Layar Lebih Luas dari iPhone 15

Gadget
Cara Mengatur Durasi Layar dan Aplikasi di iPhone

Cara Mengatur Durasi Layar dan Aplikasi di iPhone

Gadget
Microsoft Akan Beri Pelatihan AI Skilling untuk 840.000 Orang di Indonesia

Microsoft Akan Beri Pelatihan AI Skilling untuk 840.000 Orang di Indonesia

e-Business
Kenapa Aplikasi di iPhone Menginstal Ulang dengan Sendirinya? Begini Cara Mengatasinya

Kenapa Aplikasi di iPhone Menginstal Ulang dengan Sendirinya? Begini Cara Mengatasinya

Gadget
Merger XL Axiata-Smartfren, Siapa Berkuasa?

Merger XL Axiata-Smartfren, Siapa Berkuasa?

Internet
Bos Microsoft Satya Nadella Ungkap Peluang Komunitas Developer Indonesia Masuk 5 Besar Dunia

Bos Microsoft Satya Nadella Ungkap Peluang Komunitas Developer Indonesia Masuk 5 Besar Dunia

Software
Cara Mengaktifkan Passkey di WhatsApp Android

Cara Mengaktifkan Passkey di WhatsApp Android

Software
OpenAI Rilis Fitur 'Memory' di ChatGPT, Bisa Ingat dan Kenali Pengguna

OpenAI Rilis Fitur "Memory" di ChatGPT, Bisa Ingat dan Kenali Pengguna

Software
Daftar 20 HP Terlaris Sepanjang Sejarah, Nomor 1 Bukan Smartphone

Daftar 20 HP Terlaris Sepanjang Sejarah, Nomor 1 Bukan Smartphone

Gadget
Microsoft Investasi Rp 27 Triliun di Indonesia, Terbesar dalam 29 Tahun

Microsoft Investasi Rp 27 Triliun di Indonesia, Terbesar dalam 29 Tahun

e-Business
'Microsoft Build: AI Day' Digelar di Jakarta, Dihadiri CEO Microsoft Satya Nadella

"Microsoft Build: AI Day" Digelar di Jakarta, Dihadiri CEO Microsoft Satya Nadella

e-Business
Bukti Investasi Apple Rp 1,6 Triliun di Indonesia Masih Sekadar Janji

Bukti Investasi Apple Rp 1,6 Triliun di Indonesia Masih Sekadar Janji

e-Business
Smartphone Vivo Y18e Meluncur, Bawa Layar 90 Hz dan Baterai 5.000 mAh

Smartphone Vivo Y18e Meluncur, Bawa Layar 90 Hz dan Baterai 5.000 mAh

Gadget
Tablet Xiaomi Pad 6S Pro Meluncur di Indonesia 5 Mei, Ini Bocoran Spesifikasinya

Tablet Xiaomi Pad 6S Pro Meluncur di Indonesia 5 Mei, Ini Bocoran Spesifikasinya

Gadget
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com