Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Melihat Perjalanan Data di Balapan Formula 1

Monitor tersebut menampilkan beragam data telemetri yang berasal dari sensor mobil Lotus E23 Hybrid yang dipakai oleh test driver Richard Mille dalam sesi latihan (practice) di ajang balap Formula 1 yang berlangsung di Singapura, Jumat (18/9/2015) lalu.

Apa yang dilihat oleh mayer selaku Chief Operating Officer Lotus F1 tersebut merupakan informasi yang berharga bagi tim agar mereka bisa menyetel mobil sesuai dengan kondisi trek saat itu.

Sementara penonton di rumah hanya melihat data waktu putaran demi putaran, Mayer mendapatkan informasi lebih dari itu.

Ia bisa melihat data temperatur ban mobil, kecepatan dan RPM mesin pada setiap 23 tikungan di sirkuit jalanan Marina Bay Sands, efek downforce terhadap kecepatan cornering, hingga setiap perpindahan gigi dan masih banyak lagi.

Sebenarnya, bagaimana proses perjalanan data tersebut berlangsung dalam setiap putaran practice, qualifying, dan race di ajang balap open wheeler kasta teratas tersebut?

Kepada KompasTekno, Mayer menjelaskan bahwa di mobil Lotus F1 sendiri ada sekitar 200 sensor elektronik berbeda yang memiliki fungsi berbeda-beda pula.

Sensor-sensor itu mencatat semua informasi, mengumpulkannya, dan mentransmisikan data tersebut ke tim mekanik yang ada di garasi.

"Kami memasang satu receiver di satu titik di sirkuit (biasanya di start/finish line), begitu mobil melewati receiver tersebut, data yang dikumpulkan sensor dalam satu putaran langsung ditransmisikan," begitu terang Mayer saat dijumpai di Paddock Club tim Lotus F1 Jumat lalu.

"Dalam satu race, jumlahnya (ukuran data) bisa mencapai 50 GB," imbuh Mayer.

Data sebesar 50 GB itu sama halnya dengan 70 VCD atau 10,6 DVD, dengan asumsi kapasitas satu keping VCD dan DVD normal adalah 700 MB dan 4,7 GB.

Sementara diakui Thomas, komputer pencatat data (data logger) di setiap mobil F1 ternyata hanya memiliki kapasitas penyimpanan 1 GB saja. Dengan demikian, data yang tersimpan harus secara terus-menerus ditransmisikan agar data logger tidak kehabisan memori.

Baca: Lotus Formula 1 Ungkap Peran Microsoft Dynamics

Lewat FIA

Semua data yang ditransmisikan oleh mobil-mobil balap Formula 1 ternyata tidak langsung menuju ke garasi pit.

Menurut Mayer, semua data tersebut melewati server milik FIA (Federation Internation de l'Automobile), selaku penyelenggara balap Formula 1.

"FIA mendapatkan semua data, semua harus lewat dia sebelum dibagi-bagikan ke tim-tim peserta F1," ujar Mayer.

Menurutnya, hal itu dilakukan FIA untuk mengidentifikasi apakah ada mobil yang melanggar regulasi atau tidak. "Mereka mengoleksi semua data tim untuk melihat apakah ada yang curang atau tidak," jelasnya.

Data lain yang diunduh dari FIA oleh tim antara lain adalah data GPS yang menunjukkan posisi relatif mobil F1 dalam track. "Data itu sangat akurat," aku Mayer.

"Dari data itu kita bisa membuat kalkulasi kecepatan, performa, dan sebagainya," terangnya sekali lagi.

Apa yang terjadi setelah data terkumpul?

Setelah data telemetri dikirim ke FIA dan dibagikan kepada masing-masing tim, kemana perjalanan data itu setelahnya?

Dijelaskan Mayer, biasanya ia akan melakukan duplikasi dan kemudian mengirimnya langsung ke markas tim Lotus yang berada di Inggris.

"Data itu nantinya juga akan dianalisis oleh chief engineer kami, dari situ bisa kelihatan apakah mobil masih dalam ambang batas performanya atau tidak," katanya.

Data yang terkumpul itulah yang menjadi Big Data bagi tim, merupakan sumber referensi yang berharga.

"Kami bisa melakukan pemrosesan data yang lebih lancar secara real time, mencari referensi dari big data dan mendapatkan algoritmanya," imbuh Mayer.

"Bisa hanya 10 detik, bisa juga sampai berjam-jam, terlebih kalau soal mesin, itu akan butuh waktu lama sekali," kata Mayer.

Namun jika membutuhkan penyesuaian software, maka itu menjadi ranah pembalap yang mengendarai mobil Formula 1.

"Kami tidak bisa mengubah parameter mobil dari jarak jauh (remote), di mobil yang boleh hanya pembalap, itu hanya satu arah" tegasnya.

Karena itulah pembalap-pembalap Formula 1 saat ini tak hanya harus terampil menaklukkan tikungan demi tikungan, namun juga sekaligus menjadi programmer.

Mereka harus bisa memahami software (peranti lunak) mobil, bisa menganalisis kekurangan, dan melakukan penyesuaian dengan cepat. Semua dilakukan sembari mengebut kecepatan 300 kilometer per jam dengan menahan gaya gravitasi hingga 5G.

Dan jika dulu setiap sesi latihan selesai dilakukan, pembalap F1 bisa berleha-leha nongkrong atau ngopi, maka kini mereka juga harus terlibat dalam proses analisa data.

"Mereka adalah orang-orang yang luar biasa, saya kagum dan sangat menghargai mereka," demikian pungkas Mayer.

https://tekno.kompas.com/read/2015/09/22/10330047/melihat-perjalanan-data-di-balapan-formula-1

Terkini Lainnya

3 Cara Membaca Pesan WhatsApp Tanpa Ketahuan Pengirimnya, Mudah dan Praktis

3 Cara Membaca Pesan WhatsApp Tanpa Ketahuan Pengirimnya, Mudah dan Praktis

e-Business
Daftar 6 Tim yang Lolos Playoff Mobile Legends MPL S13, Ada RRQ Hoshi dan Evos Glory

Daftar 6 Tim yang Lolos Playoff Mobile Legends MPL S13, Ada RRQ Hoshi dan Evos Glory

Game
Arloji Pintar Huawei Watch Fit 3 Resmi di Indonesia, Harga Rp 2 Juta

Arloji Pintar Huawei Watch Fit 3 Resmi di Indonesia, Harga Rp 2 Juta

Gadget
Infinix GT 20 Pro 5G Meluncur, HP Gaming Harga Rp 4 Jutaan

Infinix GT 20 Pro 5G Meluncur, HP Gaming Harga Rp 4 Jutaan

Gadget
iQoo TWS 1e Resmi di Indonesia, Earbuds Rp 500.000 dengan Fitur ANC

iQoo TWS 1e Resmi di Indonesia, Earbuds Rp 500.000 dengan Fitur ANC

Gadget
Resmi, Tim E-sports Indonesia Aura Gabung dengan Team Liquid

Resmi, Tim E-sports Indonesia Aura Gabung dengan Team Liquid

Game
Laptop Microsoft Surface Pro Meluncur, Diklaim Lebih Jago dari MacBook Air M3

Laptop Microsoft Surface Pro Meluncur, Diklaim Lebih Jago dari MacBook Air M3

Gadget
Menjajal IQoo Z9x 5G, HP Menengah dengan Baterai 6.000 MAh

Menjajal IQoo Z9x 5G, HP Menengah dengan Baterai 6.000 MAh

Gadget
HMD Pulse Plus Business Edition Dirilis, Smartphone Bisnis 'Panjang Umur'

HMD Pulse Plus Business Edition Dirilis, Smartphone Bisnis "Panjang Umur"

Gadget
HP Vivo Y200T dan Y200 GT Meluncur dengan Baterai Jumbo 6.000 mAh

HP Vivo Y200T dan Y200 GT Meluncur dengan Baterai Jumbo 6.000 mAh

Gadget
Smartphone iQoo Z9 dan Z9x Resmi Masuk Indonesia, Harga Mulai Rp 3 Jutaan

Smartphone iQoo Z9 dan Z9x Resmi Masuk Indonesia, Harga Mulai Rp 3 Jutaan

Gadget
iQoo Neo 9S Pro Resmi, HP Android Dimensity 9300 Plus Rp 6 Jutaan

iQoo Neo 9S Pro Resmi, HP Android Dimensity 9300 Plus Rp 6 Jutaan

Gadget
Microsoft Luncurkan Laptop Surface Copilot Plus PC Pertama dengan Chip Snapdragon X Series

Microsoft Luncurkan Laptop Surface Copilot Plus PC Pertama dengan Chip Snapdragon X Series

Gadget
Apple Rilis iOS 17.5.1, Perbaiki Bug Penyebab Foto yang Sudah Dihapus Muncul Lagi

Apple Rilis iOS 17.5.1, Perbaiki Bug Penyebab Foto yang Sudah Dihapus Muncul Lagi

Software
Google, Meta, dan Microsoft Kembangkan 'SLM', Model Bahasa untuk Program AI Lebih Murah

Google, Meta, dan Microsoft Kembangkan "SLM", Model Bahasa untuk Program AI Lebih Murah

Software
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke