Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Penyalah Guna Data 50 Juta Akun Facebook Bikin Mata Uang Digital

Data tersebut disinyalir dimanfaatkan untuk pemenangan Trump pada kontestasi Pilpres Amerika Serikat pada 2016 silam. Di tengah skandal yang belum surut, Cambridge Analytica dikabarkan tengah mengembangkan cryptocurrency (mata uang virtual) miliknya sendiri.

Mereka berencana menggalang dana melalui penawaran perdana koin (initial coin offering/ICO). Namun, belum diketahui apa sebutan koin yang akan ditelurkan.

Mantan pegawai lainnya, Brittany Kaiser mengatakan, koin digital Cambridge Analytica akan digunakan untuk membantu orang-orang menimbun data personal mereka secara online, atau menjual koin tersebut.

Dilansir KompasTekno dari The Verge, Rabu (18/4/2018) Cambridge Analytica menargetkan angka 30 juta dollar (sekitar Rp 413 miliar) dari usaha tersebut.

Selain ingin menelurkan sendiri koinnya, Cambridge Analytica diketahui telah menjajaki teknologi blockchain, dan ikut menjadi promotor cryptocurrency lain bernama Dragon Coin.

Dragon Coin merupakan mata uang digital yang disokong oleh seorang gengster asal Macau bernama Wan Kuok-koi, atau yang dikenal juga sebagai Broken Tooth. Cambridge Analytica disebut telah menggarap mata uang digitalnya mulai pertengahan 2017 lalu, di bawah pengawasan CEO Alexander Nix dan Kaiser sendiri.

Ketika hendak melakukan ICO, niatan Cambridge Analytica terpaksa ditangguhkan bulan lalu atas skandal Facebook yang mencuri perhatian publik. ICO sendiri menjadi jalur yang cukup diragukan untuk menggalang dana.

Meskipun beberapa perusahaan seperti Kodak dan Telegram yang sempat melakukan ICO dan menuai hasil positif, namun skema tersebut saat ini masih menjadi sorotan bagi komisi sekuritas, Securities and Exchange Commission (SEC).

Menurut kepala SEC, Jay Clayton, tidak ada satu pun aktivitas ICO yang terdaftar di SEC.

"Banyak ICO yang dilakukan secara ilegal. Para promotor dan peserta tidak mematuhi kemanan hukum yang berlaku, karena mereka berdalilh aturan tersebut tidak begitu jelas", kata Clayton.

Dengan begitu, Cambridge Analytica kini menjadi sorotan karena terbelit dua masalah, yakni ICO mata uang digitalnya, serta penyalahgunaan data pribadi.

https://tekno.kompas.com/read/2018/04/18/18302627/penyalah-guna-data-50-juta-akun-facebook-bikin-mata-uang-digital

Terkini Lainnya

Cara Menjadwalkan Ulang dan Membatalkan Rapat di Google Meet

Cara Menjadwalkan Ulang dan Membatalkan Rapat di Google Meet

Software
Apa Itu Ambient Mode di YouTube dan Cara Mengaktifkannya?

Apa Itu Ambient Mode di YouTube dan Cara Mengaktifkannya?

Software
Komparasi: Samsung Galaxy S24 Vs Samsung Galaxy S24 Plus

Komparasi: Samsung Galaxy S24 Vs Samsung Galaxy S24 Plus

Gadget
Telkomsat Gandeng Starlink untuk Hadirkan Layanan Enterprise di Indonesia

Telkomsat Gandeng Starlink untuk Hadirkan Layanan Enterprise di Indonesia

e-Business
Cara Membagi Layar Laptop Menjadi 2 di Macbook dengan Mudah dan Praktis

Cara Membagi Layar Laptop Menjadi 2 di Macbook dengan Mudah dan Praktis

Software
Foto WhatsApp Tidak Ada di Galeri, Begini Cara Mengatasinya

Foto WhatsApp Tidak Ada di Galeri, Begini Cara Mengatasinya

Internet
Cara Melihat Status WhatsApp Tanpa Diketahui dengan Mudah dan Praktis

Cara Melihat Status WhatsApp Tanpa Diketahui dengan Mudah dan Praktis

e-Business
Samsung Sindir Iklan Apple iPad Pro: Kreativitas Tak Bisa Dihancurin

Samsung Sindir Iklan Apple iPad Pro: Kreativitas Tak Bisa Dihancurin

e-Business
Microsoft Bikin Controller Xbox Khusus Penyandang Disabilitas, Bisa Dicopot dan Disusun Sesuai Kebutuhan

Microsoft Bikin Controller Xbox Khusus Penyandang Disabilitas, Bisa Dicopot dan Disusun Sesuai Kebutuhan

Game
Elon Musk Tiba di Bali untuk Resmikan Starlink di Indonesia

Elon Musk Tiba di Bali untuk Resmikan Starlink di Indonesia

e-Business
Cara Membuat Tulisan Bergaris Bawah di WhatsApp dengan Mudah dan Praktis

Cara Membuat Tulisan Bergaris Bawah di WhatsApp dengan Mudah dan Praktis

Software
Rutinitas CEO Nvidia Jensen Huang, Kerja 14 Jam Sehari dan Sering Makan di Kantin Bareng Karyawan

Rutinitas CEO Nvidia Jensen Huang, Kerja 14 Jam Sehari dan Sering Makan di Kantin Bareng Karyawan

e-Business
Penjualan Sony PlayStation 5 Turun, Tapi Lebih Laris dari Xbox S/X

Penjualan Sony PlayStation 5 Turun, Tapi Lebih Laris dari Xbox S/X

Game
Google Umumkan Fitur Keamanan Baru di Android 15

Google Umumkan Fitur Keamanan Baru di Android 15

Software
Apa Itu Proyek Astra Google? Begini Gambaran dan Penggunaannya di Masa Depan

Apa Itu Proyek Astra Google? Begini Gambaran dan Penggunaannya di Masa Depan

Internet
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke